SUPERSEMAR88.BLOGSPOT.COM - Telah hampir setahun Zaki tinggal di daerah kost bu Lily. Dapat tinggal di daerah kost ini mulanya secara tak sengaja ketemu bu Lily di pasar. Waktu itu bu Lily kecopetan, trus teriak dan kebetulan Zaki yang turut membantu menangkap copet dan mengembalikan dompet bu Lily.
Trus ngobrol sejenak, kebetulan Zaki lagi cari daerah kost yang baru dan bu Lily mengatakan ia punya daerah kost atau dapat di bilang rumah bedengan yang dikontrakkan, yah jadi deh tinggal di kost-an bu Lily.Bu Lily lumayan bagus kepada Zaki, kelewat bagus malahan, sebab hingga dikala ini Zaki telah terlambat bayar kontrak rumah 3 bulan, dan bu Lily masih teduh-teduh aja. Mungkin masih teringat pertolongan waktu itu. Tetapi justru Zaki yang gak sedap, tetapi ingin gimana, lha emang duit lagi seret. walhasil Zaki lebih banyak menghindar untuk ketemu seketika dengan bu Lily.
Hingga satu hari…… waktu itu masih petang jam 4. Zaki masih tidur-tiduran dengan malasnya di kamarnya. Daerah kost itu berupa kamar tidur dan kamar mandi di dalam. Terdengar pintu kamarnya di ketok… tok..tok..tok.. lalu bunyi bu Lily yang manggil,”Zack…Zaki… ada di dalem gak?” Sontak Zaki bangun, wah dapat berabe kalo nanyain duit sewa kamar nie, pikir Zaki. Dengan pesat meraih handuk, pura-pura lagi mandi aja ah, ntar juga bu Lily pergi sendiri. Sesudah masuk kamar mandi kembali terdengar bunyi bu Lily,” Zaki lagi tidur ya..?” dan dari kamar mandi Zaki menyahut sedikit teriak,” lagi mandi bu….”
Baca Juga : Cerita Seks Ngentot Nikmat di Puncak Gunung
Sesaat tak ada sahutan, tetapi kemudian bunyi bu Lily jadi dekat,”ya udah mandi aja dahulu Zack, ibu tunggu di sini ya…” eh rupanya masuk ke kamar, Zaki tadi gak mengunci pintu. “busyet dah, terpaksa bener-bener seharusnya mandi nie,”pikir Zaki.
Sekitar lima belas menit Zaki di kamar mandi, sengaja mandinya agak dilamain dengan maksud siapa tau bu Lily bosan trus gak jadi nunggu. Tetapi rasanya percuma lama-lama toh bu Lily sepertinya masih menunggu. Alhasil keluar juga Zaki dari kamar mandi, dengan cuma handuk yang melilit di pinggang, tak gunakan celana dalem lagi, maklum tadi gak sempet ambil sebab terburu-buru.
Bu Lily tersenyum manis memperhatikan Zaki yang salah tingkah,”lama juga kau mandi ya Zack…” bu Lily membuka diskusi. “pasti bersih banget mandinya ya…” gurau bu Lily sambil sebentar melirik dada bidang Zaki. “ah ibu dapat aja… awam aja kok bu.., oia ada apa ya bu..?” jawab Zaki sekenanya saja sambil mengambil duduk di pinggiran daerah tidur. Bu Lily mendekat dan duduk di samping Zaki, “Hanya ingin ngingetin aja, uang sewa kamarmu dah terlambat 3 bulan lho… trus ingin ngobrol-ngobrol aja sama kau, kan dah lama gak ngobrol, kau sie pergi mlulu…”sebut bu Lily. Zaki jadi kikuk,”wahduh… kalo uang sewanya ntar saya bayar angsur boleh gak bu? Soalnya lagi seret nie…” jawab Zaki dengan sedikit memohon.
Bu Lily menonjol sedikit berdaya upaya…”mmmm… boleh deh, tetapi jangan lama-lama ya… emang uangmu di gunakan untuk apa sie?” menonjol bu Lily sedikit menyelidik. “hmmm… pasti buat cewe mu ya…”ia menonjol kurang bahagia.
“ah nggak juga kok bu….. aku emang lagi ada kebutuhan,” jawab Zaki hati-hati memperhatikan raut wajah bu Lily yang kurang bahagia.
“huh…laki-laki sama aja, kalo lagi ada maunya, apa aja pasti di beri pada perempuan yang lagi di dekatinya, hhhh… sama aja dengan suamiku….”keluh bu Lily dengan nada jengkel.
Waduh nampaknya bu Lily lagi marahan nie sama suaminya, jangan-jangan amarahnya ditumpahkan pula sama Zaki. Dengan pesat Zaki menjawab,”tetapi aku komitmen kok bu, akan aku lunasi kok…”
“hhhhh….”bu Lily menghela napas,”udahlah Zack, gak apa-apa kok, gak di bayar juga kalo buat kau ga permasalahan… ibu Hanya lagi kesel aja sama suamiku, ia hanya perhatiannya sama Marni terus… saya seperti gak dianggap lagi, mentang-mentang Marni jauh lebih muda ya.”
sedikit penjelasan bahwa bu Lily ini istri pertama dari pak Kardi, padahal istri keduanya bu Marni. Dan kini sepertinya pak Kardi lebih kerap tinggal di rumahnya yang satu lagi bersama bu Marni dan bu Lily tampaknya udah mulai kesepian nie
“wah kalo permasalahan keluarga sie saya kurang mengerti bu…. “jawab Zaki kikuk
“gak apa-apa Zack, ibu cuma ingin curhat aja sama kau… boleh kan Zack?” bunyi bu Lily sendu. Agak lama terdiam, terdengar tarikan napas bu Lily terasa berat, dan sedikit sesunggukan, waduh lama-lama dapat nangis nie, gawat dong pikir Zaki.
“udah bu jangan terlalu dipikirkan, nanti juga pak Kardi kembali lagi kok, kan ibu juga gak keok indahnya sama bu Marni,”Zaki bermaksud menghibur.
“ah kau Zack… emang ibu masih indah menurutmu?” bu Lily menatap sendu ke arah Zaki, menonjol dua butir air mata mengalir di pipinya. Uhh…. mau rasanya Zaki menghapus air mata itu, pak Kardi emang keterlaluan masa wanita indah nan elok seperti ini dianggurin sie, coba Zaki dapat bertingkah sesuatu… busyet… Zaki mengumpat dalam hati… “mengapa otak gwa jadi dekil gini.”
Dengan sedikit gugup Zaki menjawab,”mmm…eee…iya kok bu, ibu masih indah, kalo masih gadis mungkin saya yang duluan termakan.” Uupsss …. Maksud hati mau menghibur, tetapi mengapa kata-kata yang menarik hati yang keluar dari mulut… gerutu Zaki dalam hati. Zaki jadi panik, jangan-jangan bu Lily berang dengan ucapan Zaki. Tetapi rupanya Zaki salah, sebab bu Lily tersenyum, manis sekali dengan deretan gigi yang putih dan rapi,”ih Zaki dapat aja menghibur…. Iya juga sie, kalo masih gadis dapat aja termakan, pantes aja suamiku gak ngelirik saya lagi, bus nya dah tua sie…” rona wajah bu Lily berubah sedih lagi,”kalo menurutmu Zack, apa ibu emang gak menarik lagi…?” sambil berdiri dan memandang tubuhnya kemudian menatap Zaki meminta pengevaluasian. Jelas aja Zaki makin kikuk,”wah saya ingin ngomong apa ya bu…? Takutnya nanti di bilang lancang lho… tetapi kalo ingin jujur…. Ibu indah banget, seperti masih 30an deh.”
Bu Lily tampaknya bahagia dengan kebanggaan itu,”hmmm.. kau ada-ada aja saja… ibu udah 43 lho.. emang Zaki liat dari mananya dapat bilang demikian itu?”
Zaki jadi cengar cengir,” ….itu pengevaluasian laki-laki lho bu, aku malu bilangin nya.”
Bu Lily kembali duduk mendekat, kini malahan sungguh-sungguh dekat hampir merapat ke Zaki sambil berkata,” ah.. gak perlu malu…. Bilang aja…”
Napas Zaki terasa sesak, badan nya terasa panas dingin menghadapi tatapan bu Lily, matanya menawan dengan bulu mata yang lentik, sesaat kemudian Zaki mengalihkan pandangan ke arah tubuh bu Lily mencari alasan pengevaluasian tadi, uups baru deh Zaki memandang bahwa bu Lily menerapkan pakaian terusan seperti daster tetapi dengan lengan yang berupa tali dan diikat simpul di bahunya. Hmmm .. kulit itu mulus kuning langsat dengan tali pakaian dan tali bra yang saling bertumpuk di bahu, pandangan Zaki beralih ke komponen depan uupss… menonjol belahan dada yang hmmm… sepertinya buah dada itu lumayan besar. Sentuhan lembut tangan bu Lily di paha Zaki yang masih dibungkus handuk pesat menyadarkan Zaki. Dengan penuh selidik bu Lily bertanya,”lho… kok jadi bengong sie..? apa dong alasannya tadi bilang ibu masih 30an…”
Zaki sedikit tergagap sebab merasa ketahuan terlalu lama memandangi tubuh bu Lily,”mmm… eeemm.. ibu benar-benar masih indah, kulitnya masih cepat… masih sungguh-sungguh menarik hati…”
Tak ada jawaban dari mulut bu Lily, cuma pandangan mata yang sekarang saling bertarung, saling tatap untuk sebagian dikala… dan seperti ada magnet yang kuat, wajah bu Lily makin mendekat, dengan bibir yang kian merekah. Zaki malah seakan terbawa suasana, dan tanpa komando lagi, Zaki menyambut bibir merah bu Lily, desahan napas mulai terasa berat hhhh…hhhh…kecupan terus bertambah dahsyat, bu Lily menjulurkan lidahnya masuk menerobos ke mulut Zaki, dan dibalas dengan lilitan lidah Zaki sehingga lidah hal yang demikian berpilin-pilin dan kemudian deru napas kian berat terasa.
Dengan naluri yang natural, tangan Zaki merambat naik ke bahu bu Lily, dengan sekali tarik, terlepas tali pengikat pakaian di bahu hal yang demikian dan dengan lembut Zaki menyentuh bahu bu Lily hingga ke lehernya…. Kemudian turun ke arah dada, dengan remasan lembut Zaki meremas payudara yang masih terbalutkan bra itu. “hhhhh…hhhh” napas bu Lily mulai terasa menggebu, nampaknya gairah daya seksualitasnya mulai memuncak. Jemari lentik bu Lily tidak tertinggal menyentuh dan mengelus lembut dada Zaki… melingkari pinggang Zaki, mencari lipatan handuk, hendak membukanya…
Uupps…. Zaki tersentak dan sadar….,”ups…hhh… maaf bu… maaf bu… aku terbawa suasana….” Zaki tertunduk tidak berani menatap bu Lily sambil memberesi kembali handuknya, baru kemudian dengan sedikit takut memperhatikan ke arah bu Lily.
Nampak bu Lily malah agak tersentak, tetapi tak berupaya memberesi bajunya, sehingga tubuh komponen atas yang cuma tertutup bra itu diperbolehkan terbuka. Panorama yang menakjubkan. “napa Zack… kita telah mengawalinya… dan kau telah membangkitkan kembali gairah ibu yang lama terpendam… kau seharusnya mengatasinya Zack…” tatapan bu Lily menonjol kian sendu…
“mmm… ibu gak berang..? gimana nanti kalo ada yang lihat bu… dapat gawat dong… pak Kardi juga dapat berang besar bu…” jawab Zaki.
Tanpa menjawab bu Lily bangkit berdiri, tetapi sebab tak memberesi bajunya, otomatis pakaian terusan yang diterapkan jadi melorot jatuh ke lantai. Zaki terpana memperhatikan tubuh menawan itu, sedikit berlemak di perut dan pantatnya tetapi itu malahan menambah seksi lekuk tubuh bu Lily. Kemudian dengan hening bu Lily melangkah ke arah pintu kamar dan menguncinya. Dikala berjalan membelakangi Zaki itu terlihat gerakan pantat bu Lily naik turun, dan perasaan Zaki kian tegang dengan nafsu yang kian tidak tertahankan, demikian juga dikala bu Lily berbalik dan melangkah kembali menuju daerah tidur, Zaki tak melepaskan sedikit malah gerakan bu Lily. Hingga bu Lily berdiri dekat di depan Zaki dan berkata,”kamarnya udah di kunci Zack, dan gak ada yang akan mengganggu….”
Zaki tak seketika menjawab, menghidupkan tape dengan bunyi yang agak besar, setidaknya untuk menyamarkan bunyi yang ada di ruangan. Bu Lily kembali duduk di pinggiran daerah tidur, dan membuka bra yang dipakainya. Zaki mendekat dan duduk di samping bu Lily… hmmm… terlihat payudara itu masih montok dan kenyal, mau Zaki seketika melahap dengan mulut dan menjilatnya.
Bu Lily yang mengawali gerakan dengan melingkarkan lengannya ke leher Zaki, menarik wajah dan seketika melibas bibir Zaki dengan nafsu yang membara. Zaki membalas dengan tak keok sengit, sambil meladeni serangan bibir dan lidah bu Lily, tangan Zaki meremas payudara montok milik bu Lily. Desahan napas menderu di tentang ruangan, disisipi alunan musik menambah gairah. Sesudah sebagian dikala, bu Lily menunjang lembut badan Zaki, menyudahi pertempuran mulut dan lidah, dengan napas yang memburu. Zaki menunjang lembut tubuh bu Lily, meringkuk terlentang dengan kaki konsisten menjuntai di pinggiran daerah tidur. Dada yang penuh dengan gunung kembar itu seakan menantang dengan puting yang sudah tegang. Tanpa menunggu lagi Zaki menjalankan tugasnya menjelajahi gunung kembar itu mulai dari jurang antara, melingkari dan menuju puncak puting. Dengan gemas Zaki menyedot dan memainkan puting susu itu sambil tangan meremas payudara kembarannya ………………… “HHHH…. AHHH….MMMH….”bunyi bu Lily mulai cepat terdengar, desahan-desahan enak yang kian menggairahkan. Zaki melanjutkan penjelajahan dengan menelusuri jurang payudara menuju perut dan sejenak memainkan lidah pada udel bu Lily yang menggelinjang kegelian.
Zaki menghentikan penjelajahan lidah, kemudian dengan cekatan menarik celana dalam bu Lily, melepaskan dan buang ke lantai. Dengan spontan bu Lily mengangkat kaki ke atas daerah tidur dan memuka lebar pahanya, menonjol gundukan Miss V dengan rambut-rambut yang tersusun rapi. Zaki mulai kembali aksi dengan menjilati menelusuri paha bu Lily yang halus mulus, terus mendekat ke selangkangan menemui bibir Miss V yang mulai mengeluarkan cairan senggama. Tanpa menunggu lama, Zaki menyapu cairan senggama itu dengan lidahnya dan meneruskan penjelajahan lidah sepanjang bibir Miss V bu Lily dan sekali-sekali menggetarkan lidah pada klitorisnya yang membikin bu Lily mengerang kenikmatan,”AHHHH…. MMMMH… HHH… Zack….UHH…”desahan daya seksualitas yang memuncak dari bu Lily membikin Zaki kian termotivasi dan sekali-sekali lidah di julurkan mencoba masuk ke liang senggama yang menanti pemenuhan itu.
Sesudah sebagian menit Zaki mengeksplorasi liang kewanitaan itu, nampaknya bu Lily tak tabah lagi menuntut pemenuhan cita-cita daya seksualitasnya,”Zack…. Ayo sayang… masukkin Zack… hhhh…mmmmh.” Bunyi bu Lily ditingkahi desahan-desahan yang kian cepat.
Dengan hening Zaki menyudahi penjelajahan lidah dan bersiap bertempur yang sebetulnya. Dengan sekali tarik lepaslah handuk yang melilit di pinggang dan bebas mengacung penis dengan komponen kepala yang merah mengkilap. Bu Lily kian membuka lebar pahanya, besiap menanti pemenuhan kepada liang wanitanya. Zaki naik ke daerah tidur dan seketika menasehati batang penis ke arah Miss V bu Lily yang dengan sigap lansung meraih dan meremas batang genitalia Zaki dan menolong membimbingnya pas ke liang vaginanya.
Dengan sekali dorongan penis Zaki amblas hingga setengahnya. Zaki membendung gerakan sejenak merasakan prosesi masuknya penis yang disambut desahan bu Lily,” AHHH….TERUSKAN ZACK….AHHH.” kemudian dengan meresapi masuknya penis hingga sedalam-dalamnya. Sesudah dorongan pertama dan batang zakar yang masuk seluruhnya barulah Zaki memompa menaik turunkan bokong dengan melodi beraturan seakan meniru melodi musik yang terasa kian menggebu dan hot.
Zaki bergantung pada kedua siku lengan padahal bu Lily mencengkam punggung Zaki, meresapi dorongan dan tarikan penis yang bergerak enak di liang senggamanya. Bunyi desahan bercampur aduk dengan alunan musik dan keringat mulai mengucur di sekujur tubuh,”AH..AH..AH..MMH…MHH…HHHH.” tidak hentinya desahan meluncur dari bibir Zaki dan bu Lily. Sesaat Zaki menghentikan gerakan untuk mencoba mengambil napas segar, bu Lily memeluk Zaki dan menggulingkan badan tanpa melepas penis yang konsisten berada di liang vaginanya. Dengan posisi di atas dan separuh berjongkok, bu Lily memompa dan menaikturunkan bokongnya dengan badan bergantung pada lengan. Terkadang bu Lily memutar bokongnya dan kemudian memasukkan batang zakar Zaki lebih dalam. Zaki tidak membisu saja, tangan meremas kedua payudara yang menggantung bebas dan menarik-narik puting susu bu Lily. Suasana makin membara dengan keringat yang mengucur, hingga dikala bu Lily seperti tidak mampu melanjutkan pompaan sebab daya seksualitas yang hendak menempuh puncak pemenuhan. Dengan sigap Zaki membalikkan posisi, bu Lily kembali berada di bawah, dengan mempercepat tempo dorongan Zaki meneruskan pertempuran. “Zack…AHH..AH..AH..UH…TERUS ZACK…. AHHH…AHH IBU SAMPAI…ZACK….AHHHHHHHHH… MMMMMHHH.” Sesudah teriakan terbendung bu Lily mengatup bibirnya merasakan orgasme yang didapatkan, tubuhnya sedikit bergetar. Zaki merasa Miss V yang mengalami orgasme itu berkedut-kedut seperti menyedot zakarnya.Zaki menikmatinya dengan memutar –mutar bokongnya dan memasukkan lebih dalam lagi batang zakarnya, dan terasa ada dorongan kuat menyelimuti batang zakarnya, kian besar dan sesaat Zaki kembali menunjang batangnya dengan pesat dan dikala terakhir menarik keluar batanga zakarnya dan melepaskan air maninya di atas perut bu Lily…. Setelah dengan pesat meraih penis Zaki dan mengocoknya hingga air mani itu stop muncrat, dengan lembut bu Lily mengusap penis yang mulai turun ketegangannya. Zaki membaringkan tubuhnya disamping bu Lily. Terdiam untuk sebagian dikala.
Bu Lily bangkit duduk meraih kain di pinggiran daerah tidur dan menyeka sisa air mani di perutnya. Kemudian dengan manja membaringkan tubuhnya diatas Zaki. “makasih ya sayang… ini rahasia kita berdua… I love u Zack,” bisik mesra bu Lily di alat pendengaran Zaki.
“mmm…bagus bu…”belum sempat Zaki menuntaskan ucapannya, jari telunjuk bu Lily merekat di bibirnya, “kalo lagi berdua gini jangan pangil ibu dong…”sebut bu Lily manja.
“iya sayang….” Balas Zaki, senyum manis merekah di bibir seksi bu Lily.
Sesudah itu dengan pesat Zaki dan bu Lily memberesi baju, dan sebelum meninggalkan Zaki, bu Lily berbisik mesra,”sayang… tar malem suamiku gak ada di rumah….. saya tunggu di kamar ya… berapa ronde malah dilakoni buat Zaki sayang.” Sambil berpelukan mesra, Zaki menyanggupi ajakan bu Lily.
No comments:
Post a Comment