Breaking

Friday, May 24, 2019

CERITA SEKS NGENTOT DENGAN PERAWAN SAMPAI BERDARAH


SERBACASINO - ketika itu saya masih sekolah kelas 3 SMK di Solo. Dikala itu saya berjumpa dengan kawanku ketika SMP. Ia sesungguhnya ialah cinta pertama bagiku yang yang ketika itu belum pernah saya ungkapkan meski sesungguhnya saya tahu diapun juga mencintaiku ucap saja namanya Novi. Waktu itu kami berjumpa di sebuah emperan kios tempat Coyudan.

Kami sama-sama berteduh sebab ketika itu hujan mengguyur kota Solo sungguh-sungguh deras. Kami ngobrol panjang lebar dan angka arlojinya telah menonjolkan pukul 6 petang, melainkan hujan konsisten saja mengguyur meski tak terlalu deras.

Sebab ketika itu ia sedang menunggu bus, dan saya naik sepeda motor karenanya supaya tak kemalaman saya antar ia pulang melainkan tanpa jas hujan. Hingga di rumahnya rupanya rumahnya dalam situasi kosong sebab keluarganya sedang menghadiri pesta pernikahan pamannya.


“Aduh.. gimana nih Vi.. dapat masuk ke dalam nggak?”, tanyaku.
“Hening, lazimnya kuncinya ada di bawah pot ini, nah ini ia, masuk yuk di luar dingin, lagian pakaian kau berair segala”, katanya sambil membuka pintu rumah.
“Sejenak saya ambilkan handuk”, katanya sambil jalan ke belakang rumah.

Rumah yang simpel melainkan sungguh-sungguh rapi dengan sofa ditengah ruangan.

Ia keluar dengan menggenakan daster kuning transparan. Samar-samar saya lihat lekuk-lekuk tubuhnya yang sungguh-sungguh total membikin jantungku berdegub pesat. Kulitnya yang putih mulus kelihatan sungguh-sungguh selaras dengan daster yang diaplikasikannya.

“Ini handuknya”, ia menuntaskan lamunanku.

Sebab pakaian dan celanaku berair karenanya saya buka bajuku dan saya pinjam salah satu t-shirtnya, melainkan bagaimana dengan celana panjangku? “Pake punyaku aja Fa, saya punya jeans basic yang mungkin tepat kau gunakan”, sahutnya. Saya tak terkejut sebab ia tergolong cewek bertubuh tinggi besar. Saya masuk ke dalam kamarnya dan mulai membuka celana panjangku, tinggal CD-ku yang masih berair.

“Vi.. sorry nich saya boleh pinjem CD-mu nggak? Yang penting bisa digunakan”, tanyaku.
“Boleh, tetapi di almari cokelat yang kuncinya masih saya bawa, boleh saya masuk?”, sahutnya.

Dikala ia masuk kamar, saya cuma dililit selembar handuk bergambar Hello Kitty kepunyaannya. Dikala ia membuka almarinya ia memerintah saya untuk memilih sendiri, dan sebab letak CD-nya ada di komponen bawah, saya seharusnya jongkok.

Tanpa saya sadari sesudah saya berdiri, handuk yang melilit tubuhku terlepas dan saya cuma dapat membisu terpaku. Ia juga membisu memperhatikan tubuhku yang sudah telanjang bulat. Ia terus memperhatikan penisku yang memang sudah berdiri.

Kemudian dengan pelan ia mengambil handuk yang berada persis di bawah penisku. Kemudian tanganku mengusap kepalanya dan kepalanya terbendung pas di depan penisku. Berikutnya ia mengecup kepala penisku, membuatku kian kelabakan. Ia terus mengecup penisku dengan lembut dan penuh perasaan, dapat saya rasakan itu.

Kemudian ia berdiri dan giliranku menjilat bibirnya yang sungguh-sungguh lembut, dan diapun membalas dengan memasukkan lidahnya ke dalam mulutku. Untuk sebagian ketika saya merasakan bibir dan lidahnya, saya lanjutkan permainan lidahku di sekitar kupingnya, saya kulum kupingnya, ia cuma dapat medesis kegelian. Saya lanjutkan dengan mengecup dan menjilati sekitar lehernya.

Saya mulai membuka resliting daster yang berada di belakang dan dengan pelan saya tanggalkan daster kuningnya. Kini hannya tinggal BH dan CD-nya saja yang tersisa. Pelan saya ciumi dan gigit payudara komponen atas sambil tanganku berupaya melepaskan BH-nya. Ia cuma terdiam dan terpejam merasakan gigitan lembut bibirku.

Sesudah BH-nya terlepas kelihatan sepasang bukit yang sungguh-sungguh menawan yang belum pernah saya lihat sebelumnya. Itu putih, lembut, pesat, padat dan kedua putingnya berwarna cokelat masih mengumpet di dalam pucuk payudaranya. Pelan saya usap lembut kedua payudaranya dan saya hisap puting susunya supaya berharap keluar dan saya kulum lembut putingnya. Ia cuma dapat mendesis keenakan.

Sebab capek berdiri, saya tidurkaan ia di atas ranjangnya sambil mulutku terus menghisap kedua puting susunya secara bergantian dengan lembut. Berikutnya kecupan dan jilatanku saya lanjutkan ke bawah menuju pusar dan paha komponen dalam. Ia lagi-lagi cuma mendesis, “Akh.. Fa.. saya nggak bendung..”, desisnya.

Mendengar itu saya kian bermotivasi menjilati paha, lutut, betis dan jemari kakinya saya kulum sehingga ia kian kelojotan membendung enak, terus saya kulum jari-jari kakinya yang putih bersih sambil tanganku mulai melepaskan CD-nya.

Dikala CD-nya terlepas, kelihatan alat kelaminnya yang sudah berambut agak lebat. Pelan saya raba tempat paha dan alat kelaminnya sambil kulanjutkan mengulum jari kakinya. Saya dapatkan klitorisnya terasa lunak dan agak berair, saya pilin-pilin daging kecil hal yang demikian ia kian mengerang membendung enak. Lidahku mulai bergerak dari jari kaki menuju betis, paha dan kesudahannya pada tempat sekitar alat vital.

Meskipun kulitnya putih bersih, melainkan tempat alat kelaminnya berwarna cokelat. Saya angkat kedua pahanya dan lidahku mulai menuju tempat anusnya, sesaat kemudian ke tempat organ intim wanita yang ketika itu terasa berair dan berasa agak asin serta beraroma khas menambah nafsuku kian menjadi.

Saya menghisap lendir yang keluar dari vaginanya dan kukeluarkan di sekitar klitorisnya, dan klitorisnya malah saya hisap-hisap. Tanpa kuduga kedua pahanya menjepit kepalaku yang ketika itu sedang merasakan gurihnya klitoris dan tangannya menekan kepalaku supaya saya menghisap lebih dalam lagi.

Dikala itu saya menikmati ia menegang dan seperti menjerit, “Akh.. uh..”, teriaknya. Saya tidak tahu apa yang sedang ia rasakan ketika itu, kemudian lidahku saya pindah ke bawah pas pada liang vaginanya rupanya pada liang vaginanya sudah keluar cukup banyak lendir yang berikutnya kuhisap dan kutelan hingga habis.

Ia mundur sehingga terpaksa saya lepaskan hisapanku. “Fa.. naik sini..”, ia menarikku yang ketika itu masih jongkok dan menyuruhku tidur tengadah di ranjangnya. Saya ditindih dan mulutnya mulai mengulum bibirku, seperti tak berharap keok denganku, diapun menghisap dan mengulum telingaku terasa geli dan hangat.

Ia lanjutkan dengan menghisap puting susuku, sambil tangannya meremas-remas penisku. Tanpa saya duga mulutnya mulai bergerilnya di sekitar paha dalamku, terasa sungguh-sungguh geli dan menambah kenikmatan. Lidahnyapun mulai menyapu duburku, “Okh..”, saya separuh berteriak, ya ampun.. enak sekali.

Sepertinya ia tahu yang saya rasakan ketika lidahnya meraba sekitar duburku, dan sekitar 5 menit lamanya ia menyapukan lidahnya di sekitar duburku, dan berikutnya naik menuju pangkal penisku. Ia jilat pangkal penisku hingga ke ujung kepala penisku berulang-ulang hingga saya rasakan segala bulu-bulu tubuhku merinding.

Berikutnya ia memasukkan kepala penisku ke dalam mulutnya sambil sekali-sekali dihisap, melainkan sayang ia tak bisa mengulum lebih dalam lagi. Sebab saya telah tak kuat membendung enak, karenanya saya meminta ia untuk tidur tengadah dan pelan saya letakkan kepala penisku di depan lubang vaginanya.

Saya gesek-gesekkan kepala penisku pada lubang organ intim wanita hingga saya dapatkan lubang yang benar untuk memasukkan penisku. Sesudah saya rasa pas pelan saya tekan penisku supaya bisa masuk ke dalam lubang vaginanya. Ia memejamkan mata seolah sedang membendung sesuatu, saya tidak tahu pasti.

Terasa sungguh-sungguh sempit dan agak sulit memasukkan penisku hingga pada kaprah-kaprah separuh panjang penisku Novi si cinta pertama ku berteriak, “Aakhh..”, saya membendung tekanan penisku dan saya lihat darah segar sudah mengalir dari vaginanya saya lanjutkan takananku hingga segala penisku karam dalam organ intim wanita yang sudah banjir darah perawan dan kutahan penisku di dalamnya.


“Sakit Vi?”, bisikku.
“Nggak apa-apa lanjutin aja Fa.. saya menikmatinya kok”, ia balas berbisik.

Saya mulai mengayun-ayunkan penisku keluar masuk organ intim wanita, terasa sungguh-sungguh enak dan hangat melainkan kulit penisku terasa agak perih. Kaprah-kaprah 5 menit saya mengayunkan penisku dan kelihatannya Novi si cinta pertama ku mulai menikmatinya, ia goyang-goyangkan pinggulnya dan kupercepat ayunan penisku hingga suatu dikala Novi berteriak, “Akh.. oh..”. Novi memejamkan matanya dalam-dalam.

Tak lama sesudah itu akupun mulai menikmati kesemutan di kepalaku dan, “Ccreet..”, maniku keluar melainkan masih di dalam vaginanya. Ia memelukku erat dan berkata, “Fafa.. saya sayang kau..”. Saya tidur di atasnya melainkan penisku masih berada di dalam organ intim wanita yang lama-kelamaan keluar sendiri sebab mulai melunak, terasa agak geli kalau penis yang lunak masuk dalam organ intim wanita.

Saya terbangun dengan tubuh masih telanjang bulat dikala bunyi telepon berbunyi, saya lihat jam pukul 10 malam. Saya bangunkan Novi si cinta pertama ku yang masih tertidur tanpa selembar kainpun menutupi tubuhnya supaya mengangkat telepon yang rupanya dari keluarganya dan berencana akan pulang satu hari setelah hari ini siang.

Jadi saya pakai malam itu untuk tidur semalam dengan Novi tanpa selembar kainpun menutupi tubuh kami.

No comments:

Post a Comment