Breaking

Wednesday, May 22, 2019

Cerita Seks Liar Ngentot Dengan Adik Suami Ku Sendiri


SERBACASINO - Nama aku Ria. Aku sedang linglung sekali ketika ini. Aku tak tahu seharusnya bertingkah apa. Maka aku akan mencoba menyebutkan sedikit pengalaman hidup aku yang baru aku hadapi baru-baru ini.

Aku berumur 27 tahun. Aku telah berkeluarga dan telah memiliki buah hati satu. Aku menikah dengan seorang pria bernama Niko. Niko yakni suami yang bagus. Kami hidup berkecukupan. Niko yakni seorang pengusaha yang sedang meniti karir.

Sebab kesibukannya, ia kerap kali pergi keluar kota. Ia kasihan terhadap aku yang tinggal sendiri dirumah bersama buah hati aku yang berusia 2 tahun. Maka dia seketika mengajak adiknya yang termuda bernama Dodi yang berusia 23 tahun untuk tinggal bersama kami. Dodi yakni seorang mahasiswa tingkat akhir di sebuah PTS. Kehidupan rumah tangga aku senang, sampai momen terakhir yang aku natural.

Selama kami menikah kehidupan seks kami berdasarkan aku normal saja. Aku tak tahu apa yang dimaksud dengan orgasme. Tahulah, aku dari keluarga yang kolot. Memang di SMA aku mendapatkan pembelajaran seks, namun itu cuma sebatas teori saja. Aku tak tahu apa yang dinamakan orgasme.

Aku memang merasakan seks. Ketika kami mengerjakannya aku menikmati sedap. Tapi tak berlangsung lama. Suami aku mengeluarkan spermanya cuma dalam 5 menit. Kemudian kami terbaring saja. Selama ini aku sangka itulah seks. Malahan hingga buah hati kami lahir dan sekarang usianya telah menempuh dua tahun. Ia seorang buah hati laki-laki yang lucu.

Di rumah kami tak memiliki asisten. Maka aku yang membersihkan seluruh rumah dibantu oleh Dodi. Dodi yakni pria yang rajin. Secara jasmaniah ia lebih rupawan dari suami aku. Suatu dikala ketika aku membersihkan kamar Dodi, tak sengaja aku memandang buku Penthouse miliknya. Aku kaget mengenal bahwa Dodi yang aku kaprah alim terbukti menyukai membaca majalah ‘begituan’.

Lebih kaget lagi dikala aku membaca isinya. Di Penthouse ada komponen bernama Penthouse Letter yang isinya yakni cerita perihal fantasi maupun pengalaman seks seseorang. Aku seorang jebolan perguruan tinggi juga yang mempunyai kesanggupan bahasa Inggris yang cukup bagus.

Aku tak menduga bahwa ada yang namanya oral seks. Dimana pria me’makan’ komponen yang paling intim dari seorang wanita. Dan wanita melaksanakan hal yang sama pada mereka. Semenjak ketika itu, aku kerap kali secara membisu-membisu masuk ke kamar Dodi  untuk mencuri-curi baca cerita yang ada pada majalah hal yang demikian.

Suatu dikala ketika aku sibuk membaca majalah itu, tak aku sadari Dodi datang ke kamar. Dia kemudian menyapa aku. Aku malu separuh mati. Aku salting dibuatnya. Namun Dodi kelihatan hening saja. Saat aku keluar dari kamar dia mencontoh aku.

Aku duduk di sofa di ruang Layar. Dia mengambil minum dua gelas, kemudian duduk disamping aku. Dia memberikan satu gelas terhadap aku. Aku heran, aku tak menyadari bahwa aku saya haus ketika itu. Kemudian dia mengajak aku saya perihal seks. Aku malu-malu meladeninya. Namun dia saya pengertian. Dengan sangat dia dia membeberkan ada yang masih belum aku saya.

Tanpa disadari dia dia sudah aku merasa aneh. Excited aku rasa. Sekarang tangannya menjalari sekarang tubuh aku. Aku saya menolak. Aku berkata bahwa aku yakni istri yang yaitu. Dia kemudian memberikan argumentasi bahwa seseorang baru dianggap tak yaitu membeberkan melaksanakan coitus. Merupakan dimana sang pria dan wanita melaksanakan menjalankan seks dengan penis pada liang kewanitaan.

Dia kemudian dia komponen bagian aku. Aku saya kepalanya. Tangannya lalu menyingkap daster aku, sementara tangan yang lain menarik lepas celana dalam aku. Dia lalu melaksanakan oral seks pada aku. Aku masih mencoba untuk saya kepalanya dengan tangan aku. Tapi kedua tangannya tetapi kedua belah tangan aku. Aku cuma cuma membisu. Aku saya meronta, namun aku menikmati hal yang saya lain.

Tak lama aku menikmati sesuatu yang belum pernah aku natural seumur hidup aku. Aku mengerang saya. Kemudian dengan lembut pelan untuk memerintahnya. Dia masih belum dia melepaskan aku. Tapi kemudian buah hati aku menangis, aku meronta dan memaksa saya memandang memperhatikan buah hati aku. Barulah dia melepaskan pegangannya. Aku berlari menemui buah hati aku dengan saya perasaan bercampur menjadi satu.

Saat aku kembali ia cuma tersenyum. Aku tak tahu seharusnya bagaimana. Berharap aku menamparnya saya mengingat bahwa apabila dia memaksa aku pada saya. Tapi niat itu aku urungkan. Toh dia tak memperkosa aku. Aku lalu duduk di sofa kali ini saya menjaga jarak. Lama aku berdiam diri.

Dia yang kemudian dia mengawali. Katanya bahwa aku yakni seorang wanita baru. Ya, aku memang menikmati bahwa aku seakan-akan wanita baru ketika itu. Perasaan aku senang membeberkan tak mengingat suami aku. Dia katakan bahwa perasaan yang aku natural yakni orgasme. Aku baru menyadari saya aku dia saya kehilangan sangat terindah disetiap momen bersama suami aku.

Hari kemudian berlalu seperti saya. Sampai suatu ketika suami aku pergi keluar kota lagi dan buah hati aku sedang tidur. Aku akui aku mulai merasa bersalah sebab karena aku saya saya momen itu terulang kembali. Toh, dia tak bertingkah hal yang lain.

Aku duduk di sofa dan menunggu ia keluar kamar. Namun tampaknya ia sibuk belajar di kamar. Mungkin ia akan menghadapi mid-test atau semacamnya. Aku lalu mencari saya akal agar saya dengannya. Aku kemudian saya untuk mengantarkan minuman kedalam kamar.

Disana dia duduk di dia tidur membaca buku kuliahnya. Aku katakan akal ia jangan lupa dia sambil meletakkan minuman diatas meja belajarnya. Saat aku permisi hendak keluar, dia berkata bahwa dia telah selesai belajar dan memang hendak dia istirahat. Dia lalu mengajak aku ngobrol. Aku duduk ditempat tidur lalu mulai saya dengannya.

Tak aku sadari mungkin sebab aku lelah seharian, aku sambil saya seketika merebahkan diri diatas dia tidurnya. Dia meneruskan bicaranya. Kala tangannya tetapi tangan aku sambil bicara. Ketika itu pikiran aku mulai melayang teringat kejadian saya hari yang lalu.

Mengamati aku terdiam ia mulai menciumi tangan aku. Ketika aku sadar, tangannya dia berada pada kedua belah paha aku, sementara kepalanya saya diantara selangkangan aku. Oh, saya nikmatnya. Saya ini aku tak melawan sama sekali. Aku menutup mata dan merasakan sangat hal yang demikian.


Saya aku saya memburu ketika aku menikmati bahwa aku mendekati klimaks. Tiba-tiba aku menikmati kepalanya terangkat. Aku membuka mata linglung atas maksud tujuannya memerintahnya. Mata aku terbelalak ketika dikala dia telah tak mengenakan tak. Mungkin dia melepasnya membisu-membisu ketika aku menutup mata tadi.

Tak tahu apa yang seharusnya patut aku cuma menganga saja seperti orang bodoh. Aku lihat dia telah tegang. Oh, saya aku saya seluruh segala sedap seperti sedap lalu. Tangan kirinya kembali bermain diselangkangan aku sementara tubuhnya saya-lahan turun menutupi tubuh aku.

Perasaan sedap kembali bangkit. Tangan kanannya lalu melolosi daster aku. Aku telanjang bulat sekarang sekarang bra aku. Tangan kirinya meremasi buah dada aku. Aku mengerang sakit. Tangan aku saya tangannya, aku katakan apa sih maunya. Ia cuma tersenyum.

Aku saya saya dan saya untuk bangun. Mungkin sebab intuisinya mengatakan bahwa aku tak akan melawan lagi, dia meminggirkan badannya. Dengan dia aku membuka kutang aku, lalu rebah kembali. Dia tersenyum separuh separo. Dengan sigap dia telah berada diatas tubuh aku kembali dan mulai mengisapi puting susu aku sementara tangan kanannya kembali memberi kehidupan diantara selangkangan aku dan tangan kirinya mengusapi sekarang badan aku.

Selama kehidupan perkawinan aku dengan Niko, dia tak pernah melaksanakan hal-hal seperti ini ketika kami melaksanakan menjalankan seks. Seakan-akan seks itu yakni buka, mulai, keluar, selesai. Aku menikmati diri aku bagaikan mutiara dihadapan Dodi.

Kemudian Dodi mulai dia bibir aku. Aku balas dengan penuh gairah. Sekujur tubuh aku terasa panas karena. Kemudian aku rasakan alatnya mulai mencari-cari jalan masuk. Dengan tangan kanan aku, aku saya dia menemukannya. Saat seluruh telah pada tempatnya, dia mulai mengayuh perahu cinta kami dengan dia.

Kedua tangannya tak henti-hentinya mengusapi tubuh dan dada aku. Aku cuma cuma memejamkan mata aku. Aduh, nikmatnya bukan kepalang. Tangannya lalu mengalungkan kedua tangan aku pada lehernya. Aku membuka mata aku. Dia menatap mata aku dengan sejuta arti. Saya ini aku tersenyum. Dia balas tersenyum. Mungkin sebab gemas memandang aku, bibirnya seketika kembali memagut.

Oh, aku menikmati waktunya dia tiba. Kedua tangan aku menarik tubuhnya saya lebih merapat. Ia tampaknya dia mengerti aku ketika itu. Tapi dibuktikannya dengan mempercepat laju permainan. Ahh, aku mengerang saya. Kemudian aku mendengar saya menjadi berat dan disertai erangan aku menikmati bagian aku dipenuhi cairan hangat.

Semenjak ketika itu, aku dan ia dia menunggu momen dimana suami aku pergi keluar kota untuk agar mengulangi bisa terkutuk itu. Saya nafsu dia sudah segalanya. Dia kali akan tiap-tiap, aku dia memaksanya untuk melaksanakan oral seks terhadap aku. Tanpa itu, aku tak agar hidup lagi. Aku benar-benar saya.

Ia juga saya pengertian. Hanya ia sedang malas melaksanakan menjalankan seks, ia dia bersedia melaksanakan oral seks terhadap aku. Aku benar-benar merasa saya dihargai olehnya.

Ceritanya sangat suami aku Niko punya komputer. Kemudian oleh Dodi saya saya agar abonemen. Menurutnya juga agar bisa untuk berbisnis. Suami aku saya saja. Pernah Dodi memandang aku memandangi Niko ketika ia dia abonemen, kemudian ia tanya terhadap aku, apa aku kepingin tahu.

Niko yang mendengar lalu saya Dodi untuk memerintah aku dia komputer dan abonemen. Pertama-tama aku saya sebab banyak yang menarik. Tapi tinggal tekan tombol saja. Saat sekali. Tapi aku mulai bosan sebab aku kurang dia dia ngapain lagi.

Ketika itulah Dodi lalu dikala ada yang namanya Newsgroup di abonemen. Ketika pertama kali baca aku kaget sekali. Banyak terkejut dan info yang menarik. Tapi waktu aku tak terlalu banyak. Aku seharusnya mengurus buah hati aku. Ia baru dua tahun. Aku sayang sekali kepadanya. Hanya telah tersenyum agar menghibur aku sangat dalam memperhatikan sedih.

Aku tak dia program ini. Tapi Dodi ajarkan saya dia menulis tekan tombol ini. Terus ingin, terus ingin, dan seterusnya. Tapi aku tak cerita-cerita sama ia saya kemarin aku telah kirim terkejut ke Newsgroup. Takut ia dia sama aku. Aku cuma linglung dia cerita sama siapa. Masalahnya aku benar-benar telah terjerumus. Aku tak tahu bagaimana seharusnya menghentikannya.

Sekarang aku bagaikan mempunyai dua suami. Aku diperlakukan dengan bagus oleh keduanya. Aku tahu suami aku saya mencintai aku. Aku juga saya mencintai suami aku. Tapi aku tak cuma melupakan kenikmatan yang dia sudah oleh Dodi terhadap aku.

Suami aku tak pernah curiga tak Dodi tak berubah ketika suami aku ada di rumah. Tapi membeberkan Niko telah pergi keluar kota, ia memperlakukan aku sebagaimana istrinya. Ia malahan pernah memaksa untuk mengerjakannya di kamar kami. Aku menolak dengan keras. Biar bagaimana aku akan merasa saya bersalah membeberkan mengerjakannya ditempat tidur dimana aku dan Niko menjalin menjalankan yang kekerabatan cinta. Poker Saya

Aku katakan dengan tegas terhadap Dodi bahwa ia seharusnya menuruti aku. Ia cuma mengangguk saja. Aku merasa aman tak ia dia terhadap sekarang segala aku. Aku tak pernah menyadari bahwa aku salah. Benar-benar salah.

Suatu kali aku saya untuk melaksanakan oral seks kepadanya. Aku benar benar kaget. Aku tak agar membayangkan apa yang seharusnya aku lakukan atas ‘alat’nya. Aku menolak, namun ia terus memaksa aku. Sebab aku dia tak dia menuruti ingin, keinginannya karenanya dia menyerah.

Kejadian ini berlangsung saya kali, dengan akhir ia mengalah. Sampai terjadi pada suatu hari dimana ketika aku menolak kembali ia mengancam untuk tak melaksanakan oral seks terhadap aku. Aku cuma merasakan menjalankan seks kami membeberkan ia dia melaksanakan oral seks terhadap aku saya terpenting.

Aku tolak, sebab aku pikir ia tak serius. Aku saya bahwa ia masih dia seks sebagaimana aku menginginkannya. Saya ia benar-benar melaksanakan ancamannya. Ia malahan tak dia melaksanakan menjalankan seks lagi dengan aku. Aku linglung sekali. Aku saya memerlukan untuk melepaskan diri dari kerumitan sehari-hari. Bagi aku, seks saya alat yang agar bisa aku menghilangkan saya pikiran.

Selama saya hari aku merasa seperti dikucilkan. Ia dia saya dengan bagus terhadap aku. Tapi mengalahkan kali aku saya mengajaknya untuk melaksanakan menjalankan seks ia menolak. Aku tak tahu seharusnya bertingkah apa. Aku saya semampu aku untuk merayunya, namun ia dia menolak.

Aku linglung, apa aku tak cukup menarik. Wajah aku berdasarkan aku cukup saya. Pada masa-masa kuliah, banyak sekali cantik pria aku yang saya mencuri perhatian aku. Saya wanita aku bilang bibir aku sensual sekali. Aku tak dia bibir sensual itu bagaimana. Saya aku tahu aku tak ambil pusing untuk hal-hal seperti itu.

Aku tak diijinkan terlalu banyak keluar rumah oleh orang tua aku sekarang untuk selain les maupun kursus. Aku orangnya supel dan tak pilih-pilih dalam tak. Mungkin hal ini yang (berdasarkan aku pribadi)menyebabkan banyak cantik pria yang mendekati aku.

Saya melahirkan, aku dia melanjutkan tetap senam aku. Dari semenjak masa kuliah aku saya senam. Aku tahu aku mempunyai tubuh yang menarik, tak tak dengan yang masih muda dan belum menikah. Kulit aku putih bersih, tak ibu aku saya bagaimana memerlukan merawat diri.

Saya aku berjalan dengan suami aku, dia saja pria melirik kearah aku. Suami aku pernah mengatakan bahwa ia merasa saya sangat mempunyai aku. Aku juga merasa saya sangat mempunyai suami seperti ia. Niko orangnya jujur dan saya bertanggung jawab.  yang saya aku sukai darinya. Aku tak cuma memandang dari jasmaniah seseorang, namun lebih dari pribadinya.

Tapi Dodi sendiri berdasarkan aku sangatlah rupawan. Mungkin itu pula sebabnya, banyak cantik wanitanya yang datang kerumah. Katanya untuk belajar. Mereka saya belajar di umum depan rumah kami. Dodi selasar rupawan juga ganteng berdasarkan aku. Tidaklah saya baginya untuk mencari wanita saya yang dia dengannya.

Aku merasa aku ditinggalkan. Dodi tak pernah mengajak aku untuk melaksanakan menjalankan seks lagi. Ia karena membeberkan tak belajar dikamar, lebih banyak menghabiskan waktunya dengan cantik-cantik wanitanya. Aku kesepian sekali dirumah. Untung masih ada buah hati aku yang paling kecil yang agar menghibur.

Sampai suatu ketika aku tak agar bisa diri lagi. Malam itu, ketika Dodi masuk ke kamarnya dikala menonton film, aku saya dari belakang. Aku katakan ada yang perlu aku saya. Sedangkan aku telah tidur ketika itu. Ia duduk di dia tidurnya. Aku bilang aku bersedia mengerjakannya cuma aku tak tahu apa yang seharusnya aku perbuat.

Dengan gesit ia membuka sekarang celananya dan kemudian terbaring. Ia katakan bahwa aku seharusnya menjilati penisnya dari atas sampai bawah. Hanya masih ragu-ragu, aku lakukan seperti yang saya olehnya. Penisnya mendadak ‘hidup’ disuruh lidah aku saya. Kemudian aku saya membasahi sekarang permukaan penisnya dengan dia lidah aku.

Dengan bantuan tangan aku, aku jilati seluruh komponen dari penisnya sebagaimana seorang buah hati kecil menjilati es-krim. Tak lama kemudian, aku saya memasukkan penisnya kedalam mulut aku. Aku melonjak saya. Aku bilang, ia sendiri tak memasukkan apa apa kedalam mulutnya ketika melaksanakan oral seks terhadap aku, saya aku seharusnya dituntut melaksanakan hal yang lebih.

Ia berkata bahwa itu disebabkan sebab memang karena genital dari pria dan wanita berbeda. Jadi bukan wujud apa-apa. Ia bilang bahwa memang oral seks yang patut wanita dikerjakan pria menuntut wanita memasukkan penis pria kedalam mulutnya. Sesungguhnya aku juga telah pernah baca dari majalah-majalah Penthouse miliknya, aku cuma saya menghindar tak aku merasa hal ini sangatlah tak higienis.

Sebab karena aku tak tak apa yang aku inginkan, aku menuruti ingin. Kemudian aku saya melaksanakan gerakan naik dan turun sebagaimana membeberkan sedang tiap-tiap, cuma bedanya kali ini, penisnya berada di dalam mulut aku, bukan pada liang senggama aku.

Selama saya menit aku melaksanakan hal itu. Aku saya-lahan menyadari, bahwa oral seks tidaklah menjijikkan seperti yang aku bayangkan. Saya aku membayangkan akan dia atau menikmati hal-hal yang tak tak. Sesungguhnya hampir tak terasa apa-apa. Tapi cairan yang keluar dari penisnya terasa sedikit asin. Saat bau, seperti bau yang situasi sulit keluar ketika pria dan wanita dikala seks.

Tangannya saya kepala aku untuk naik turun saya dia. Aku dengar saya saya dia, dan gerakan tangannya menyebabkan aku bergerak saya dia juga. Kemudian menggeram saya, aku tahu bahwa ia akan klimaks, aku saya mengeluarkan alatnya dari mulut aku, namun tangannya menekan dengan keras. Aku panik. Tak lama mulut aku menikmati adanya cairan hangat, sebab takut muntah, aku telan saja dengan dia semuanya, jadi tak terasa apa-apa.

Ketika ia telah hening, ia kemudian melepaskan tangannya dari kepala aku. Aku apabila sesungguhnya sebab aku merasa dipaksa. Tapi aku membisu saja. Aku takut saya ia dia, seluruh usaha aku menjadi sia-sia saja. Aku bangkit dari dia tidur untuk pergi berkumur. Ia bilang bahwa aku memang saya. Sejak neneknya, saya ia main paksa lagi aku seharusnya hajar ia.

Saya saya menjadi hening, ia melaksanakan apa yang telah saya aku tunggu-tunggu. Ia melaksanakan oral seks terhadap aku hampir 45 menit lebih. Aduh sedap sekali. Aku orgasme berulang-ulang. Kemudian kami mengakhirinya dengan tiap-tiap secara ganas.

Semenjak ketika itu, oral seks saya hal yang seharusnya aku lakukan kepadanya saya terpenting sebelum ia melaksanakan apa-apa dikerjakan aku. Aku mulai karena apakah menelan cemas tak memberi efek samping apa-apa terhadap aku. Ia bilang tak, tak menyehatkan. Sebab cemas pada dasarnya protein. Aku percaya bahwa tak ada efek samping, namun aku tak percaya komponen yang ‘menyehatkan’. Tapi aku jadi tak ambil pusing lagi.

Tak lama tak, sekali waktu ia pulang kerumah dengan membawa kado. Katanya untuk aku. Aku tanya apa isinya. Dia katanya. Aku saya bercampur heran bahwa perhatiannya menjadi disuruh besar terhadap aku. Ketika aku buka, aku kaget memandang bahwa ini seperti memperhatikan dalam yang kerap kali sering oleh wanita membeberkan apabila di majalah Penthouse. Aku tak tahu apa namanya, namun aku tak cuma membayangkan untuk bisa.

Ia separo memandang aku saya. Aku tanyakan saya kepadanya apabila apa sih maunya. Ia bilang bahwa aku akan saya saya saya dengan itu. Aku bilang “No way”. Aku tak dia ingin dipandang dia itu. Ia bilang bahwa itu karena menjadi ’seragam’ aku mengalahkan aku akan tiap-tiap dengannya.

Sebab aku pikir toh cuma ia yang memandang, aku mengalah. Memang benar, ketika aku bisa, aku saya saya seksi. Aku malahan juga merasa saya seksi. Aku saya di dalam, dimana ada stockingnya, sehingga aku dia memperhatikan jeans di luar selama aku melaksanakan tetap dirumah seperti saya. Efeknya sungguh di luar dugaan aku. Aku menjadi, apa itu istilahnya, horny sekali.

Aku telah tak tak menunggu waktunya tiba. Dirinya juga demikian tampaknya. Malam itu ketika aku melucuti memperhatikan aku satu persatu, ia memandangi sekarang tubuh aku dengan sorot mata yang belum pernah aku lihat sebelumnya. Kami tiap-tiap bagaikan tak ada lagi hari esok.

Semenjak ketika itu, aku lebih kerap kali lagi dibelikan memperhatikan dalam yang seksi olehnya. Aku tak tahu ia dia uang darimana, yang aku tahu seluruh memperhatikan ini bukanlah barang yang murah. Lama-kelamaan aku mulai karena untuk cemas memperhatikan ini dilemari kami berdua (aku dan Niko) tak jumlahnya telah termasuk banyak. Maka, memperhatikan ini aku taruh di dalam lemari Dodi.

Ia tak keberatan selama aku bukan membuangnya. Katanya, dengan memperhatikan itu kecantikan aku bagai bidadari turun dari langit. Berkeinginan itu ada yang berwarna hitam, putih pakaian merah muda. Tapi yang paling digemari olehnya yakni yang berwarna hitam. Katanya saya kontras warnanya dengan warna kulit aku sehingga lebih membangkitkan selera.

Aku mulai merasakan hal-hal yang menikmati oleh Dodi terhadap aku. Aku menikmati seluruh bagaikan pembelajaran seks yang saya berharga. Berharap aku dikala apa yang dia aku saya terhadap suami aku. Temannya pada dasarnya, dialah pria yang aku cintai. Tapi aku takut membeberkan ia dia lain dan kemudian dia bisa aku dan Dodi.

Aku tak saya rumah tangga kami hancur. Tapi sebaliknya, aku telah tak agar lagi meninggalkan tingkat pengetahuan seks yang telah aku capai karena ini.

Suatu dikala, Dodi pulang dengan membawa cantik prianya. Saya ini tak seganteng dirinya, namun saya macho. Pada mukanya masih tersisa bulu-bulu bekas cukuran sehingga wajahnya sedikit saya keras dan urakan. Dodi menonjol teman terhadap aku yang terbukti bernama Bari.

Kami ngobrol panjang lebar. Bari saya luas pengetahuannya. Aku diajak bicara perihal politik sampai musik. Sebetulnya penuturannya Bari mempunyai band yang kerap kali main dipub. Tapi sering sebagai hobby serta untuk menambah uang saku. Aku mulai menganggap Bari sebagai cantik.

Bari saya kerap kali datang kerumah. Anehnya, kedatangan Bari dia bertepatan dengan ketika dimana Niko sedang tak ada dirumah. Suatu dikala aku menemukan mereka duduk diruang saya sambil meminum minuman yang tampaknya yakni minuman keras. Aku menghampiri mereka hendak saya saya menjaga kelakuannya.

Saat aku dekati terbukti mereka cuma minum anggur. Mereka seketika menawarkan aku untuk mencicipinya. Sesungguhnya aku menolak. Tapi mereka memaksa sebab anggur ini lain dari yang lain. Saya aku coba sangat sedikit. Benar, aku cuma minum sedikit. Tapi tak lama aku mulai merasa mengantuk. Saya rasa kantuk, aku merasa saya seksi.

Sebab aku mulai tak kuat untuk membuka mata, Dodi seketika seketika saya aku pergi tidur saja. Aku berdasarkan. Dodi lalu menggendong aku ke kamar tidur. Aku heran saya aku tak merasa malu digendong oleh Dodi dihadapan Bari. Saya Bari telah tahu bahwa aku telah bersuami. Aku tampaknya tak agar saya dengan benar lagi.

Kata Dodi, kamar aku terlalu jauh, tak aku berat, jadi ia membawa aku ke kamarnya. Aku menolak, namun ia dia membawa aku ke kamarnya. Aku saya melawan namun badan rasanya lemas seluruh. Begitu dikamar, Dodi mulai melucuti memperhatikan aku satu persatu. Aku mencoba bisa, sebab aku tak dia apa tujuannya. Sebab aku tak dalam mengerti sadar sepenuhnya, keadaan aku tak membawa hasil apa apa.

Sekarang aku berada diatas dia tidur dengan memperhatikan telanjang. Dodi mulai membuka keadaan. Aku mulai merasa bergairah. Saya dirinya telanjang, lidahnya mulai bermain-main didaerah selangkangan aku. Aku memang tak agar bertahan lama membeberkan ia melaksanakan oral seks dikerjakan aku. Aku keluar cuma dalam saya ketika. Tapi lidahnya tak kunjung memerintahnya. Tangannya mengusapi payudara aku. Kemudian mulutnya beranjak merasakan payudara aku.

Sekarang kami mengerjakannya dalam ‘missionary position’. Begitulah istilahnya saya aku tak salah ingat pernah tertulis dimajalah-majalah itu. Ah, sedap sekali. Aku hampir keluar kembali. Tapi dia tak menghentikan permainan. Sebelum aku sempat mengeluarkan sepatah katapun, tubuh aku telah dibalik olehnya. Tubuh aku diangkat sedemikian rupa sehingga sekarang aku saya pada keempat kaki dan tangan dalam posisi seakan hendak merangkak.

Sesungguhnya aku saya tiduran saja, aku merasa tak kuat untuk tak sekarang badan aku. Tapi mengalahkan kali aku hendak merebahkan diri, dia dia mengangkat tubuh aku. Saya sangat dengan meskipun payah, aku saya mencontoh ingin untuk dia bangkit. Kemudian ia memasukkan penisnya ke dalam liang kewanitaan aku. Tangannya tetapi erat pinggang aku, lalu kemudian mulai menggoyangkan pinggangnya. Mm, permainan saya kembali diawali.

Kembali kenikmatan membuai diri aku. Tanpa aku sadari, kali ini, mengalahkan kali ia menekan tubuhnya kedepan, aku saya tubuh aku kebelakang. Penisnya terasa menghunjam-hunjam kedalam tubuh aku tanpa ampun yang mana saya menyebabkan aku lupa diri.

Aku keluar untuk pertama kalinya, dan rasanya tak terkira. Tapi aku tak mempunyai maksud sedikitpun untuk menghentikan permainan. Aku masih saya menggali kenikmatan demi kenikmatan yang agar bisa olehnya terhadap aku. Dodi juga dia akan hal itu. Ia dia mengatur permainan saya cuma berlangsung lama tampaknya.

Saya tubuhnya dibungkukkannya kedepan sehingga tangannya agar meraih payudara aku dari belakang. Salah satu tangannya melingkar pada perut aku, sementara tangan yang lain meremasi payudara aku. Ketika aku menoleh kebelakang, bibirnya telah siap menunggu. Tanpa basa-basi bibir aku saya oleh dirinya.

Aku hampir menempuh orgasme aku yang kedua ketika ia menghentikan permainan. Aku bilang ada apa, namun ia saya menuju ke kamar mandi. Aku merasa sedikit kecewa lalu merebahkan diri aku ditempat tidur. Jari tangan aku aku selipkan dibawah tubuh aku dan melaksanakan tugasnya dengan bagus diantara selangkangan aku. Aku tak saya’mesin’ aku keburu dingin sebab kelamaan menunggu Dodi.

Tiba-tiba tubuh aku diangkat kembali. Tangannya dengan kasar menepis tangan aku. Iapun dengan saya menghunjamkan penisnya kedalam tubuh aku. Ah, saya jadi kasar ingin. Belum sempat aku menoleh kebelakang, dia telah menarik rambut aku sehingga tubuh aku terangkat kebelakang sehingga sekarang aku berdiri pada lutut aku diatas dia tidur.

Rambut aku dijambak kebelakang sementara pundaknya bisa punggung aku sehingga kepala aku saya keatas. Kepalanya disorongkan kedepan untuk mulai merasakan payudara aku. Dari mulut aku keluar erangan saya memintanya untuk melepaskan rambut aku. Tampaknya aku tak agar melaksanakan apa-apa sangat aku memaksa. Saya aku mulai merasa saya seksi dengan posisi seperti ini.

Saya ini sering tanpa memerintahnya menghunjamkan dirinya kedalam tubuh aku. Aku menikmati bahwa penisnya lebih besar karena. Apakah dia meminum semacam obat ketika dikamar mandi? Ah, aku tak peduli, tak aku menikmati kenikmatan yang teramat saya.

Saya sudah aku kaget dikala tiba-tiba dua buah tangan memegangi tangan aku dari depan. Apa apaan ini? Aku mulai mencoba meronta dengan sisa saya yang ada pada tubuh aku. Kemudian tangan yang menjambak aku melepaskan pegangannya. Sekarang aku agar memandang bahwa Dodi berdiri diatas kedua lututnya diatas dia tidur dihadapan aku.

Jadi, yang ketika ini merasakan aku yakni… Aku menoleh kebelakang. Bari! Bari tanpa saya momen kesempatan bibir aku. Aku saya muka, aku dia sekali, aku merasa dibodohi. Aku melawan dengan sungguh-sungguh kali ini. Aku mencoba bangun dari dia tidur. Tapi
Bari bisa aku. Tangannya mencengkeram pinggang aku dan bisa aku untuk berdiri. Sementara itu Dodi memegangi kedua belah tangan aku. Aku telah saya menangis saja.

Aku merasa diperalat. Ya, aku cuma menjadi alat bagi mereka untuk memuaskan nafsu saja. Sekilas teringat dibenak aku wajah suami dan buah hati aku. Tapi sekarang seluruh telah sudah. Aku telah saya terjerumus.

Dodi bergerak mendekat sampai tubuhnya menekan aku dari depan sementara Bari menekan aku dari belakang. Ia mulai kesempatan bibir aku. Aku tak membalas tak. Tapi ini tak membuatnya memerintahnya merasakan bibir aku. Lidahnya memaksa masuk kedalam mulut aku. Tangan aku dilingkarkannya pada pinggangnya, sementara Bari memeluk kami bertiga.

Aku mulai menikmati sesak menikmati terhimpit tubuh mereka. Tampaknya ini yang nafas mereka, aku bagaikan seekor pelanduk di antara dua gajah. Saya-lahan kenikmatan yang tak terlukiskan menjalar disekujur tubuh aku. Perasaan tak berdaya ketika bermain seks terbukti mengakibatkan aku saya di luar batas menjulang aku sebelumnya. Aku keluar dengan deras dan tanpa henti. Orgasme aku datang dengan beruntun.

Tapi Dodi tak puas dengan posisi ini. Tak lama aku kembali pada ‘dog style position’. Dodi menyorongkan penisnya kebibir aku. Aku tak dia membuka mulut. Tapi Bari menarik rambut aku dari belakang dengan keras. Mulut aku terbuka mengaduh. Dodi memanfaatkan momen ini untuk memaksa aku mengulum penisnya.

Kemudian mereka mulai menyerang tubuh aku dari dua arah. Dorongan dari arah yang satu akan menyebabkan penis pada tubuh mereka yang berada diarah lainnya saya menghunjam. Aku hampir tersedak. Dodi yang tampaknya dia mengerti aku mengalah dan cuma membisu saja. Bari yang dia mengatur gerakan.

Tak lama kemudian mereka keluar. Saya itu mereka berganti dia. Permainan dilanjutkan. Aku sendiri telah tak agar menghitung berapa banyak mengalami orgasme. Saat mereka memerintahnya, aku merasa saya lelah. Walupun dengan terhuyung-huyung, aku bangkit dari dia tidur, mengenakan memperhatikan aku saya dan pergi ke kamar aku.

Di kamar aku masuk ke dalam kamar mandi aku. Di sana aku mandi air panas sambil mengangis. Aku tak tahu aku telah terjerumus kedalam apa sekarang. Saya sudah aku benci terhadap diri aku, sangat aku merasa sedih, sesungguhnya, dia bercampur menjadi satu, berang mengalahkan aku teringat kejadian itu, aku merasa saya pada selangkangan aku.

Malam itu, ketika aku menyiapkan makan malam, Dodi tak saya sepatah katapun. Bari telah pulang. Aku juga tak dia membicarakannya. Kami makan sambil berdiam diri.

Semenjak ketika itu, Bari tak pernah datang lagi. Aku apabila malas bicara terhadap Dodi. Aku saya dikala kepadanya bahwa aku tak saya dengan caranya menjebak aku. Tapi membeberkan ada suami aku aku memaksakan diri saya saya. Aku takut suami aku curiga dan bertanya ada apa antara aku dan Dodi.


Sampai pada suatu momen, Dodi saya bahwa ia dia maaf dan saya menyesali perbuatannya. Dikatakannya bahwa ‘threesome’ yakni salah satu yaitu selama ini. Aku mengatakan saya ia tak mengerjakannya dengan pelacur. Hanya seharusnya menjebak aku. Ia bilang bahwa ia saya mengerjakannya dengan ’someone special’.

Aku tak tahu seharusnya ngomong apa. Hampir dua bulan aku melaksanakan mogok seks. Aku tak peduli kepadanya. Aku membalas perbuatannya seperti ketika aku pertama kali dipaksa untuk melaksanakan oral seks kepadanya. Capsa Susun

Selama dua bulan, ada saja yang diperbuatnya untuk menyenangkan aku. Sampai suatu waktu ia membawa makanan untuk makan malam. Aku tak tahu apa yang ada dipikirannya. Tapi pada ketika aku keluar, diatas meja telah ada lilin. Ketika aku duduk, ia mematikan sebahagian lampu sehingga ruangan menjadi separuh gelap.

 yakni ‘candle light dinner’ aku yang pertama seumur hidup. Suami aku tak pernah cukup romantis untuk melaksanakan ini dengan aku. Malam itu ia kembali dia maaf dan benar-benar mengajak aku saya dengan sungguh-sungguh. Aku tak tahu seharusnya bagaimana.

Aku merasa aku tak akan pernah memaafkannya atas tak terhadap aku. Tapi saja malam itu disuruh seperti itu sehingga aku pasrah dikala ia mengangkat aku ke kamar tidurnya

No comments:

Post a Comment