Breaking

Friday, May 24, 2019

Cerita Seks Ngentot dengan Kekasih yang Masih Perawan Sampai Berdarah



SUPERSEMAR88.BLOGSPOT.COM - Kisah Sex ini terjadi sekitar 5 tahun yang lalu ketika umurku 25 tahun. Waktu itu saya setahun tinggal disebuah komplek perumahan yang berada dijakarta. Ketika itu saya berprofesi disebuah koperasi dekat komplek. Hingga umurku yang 25 tahun waktu itu, situasi sulit wanita kehidupanku tak pernah kosong. Kehidupanku senantiasa dihiasi oleh banyak wanita yang indah dan seksi-seksi. Saya juga senantiasa meniduri wanita yang menjadi kekasihku, sebab saya senantiasa ngaceng bila memandang wnaita indah dan semok. Itu juga dengan bila saya memandang kekasihku berpakaian seksi, saya lantas saja mengajaknya untuk berkaitan Sex.

Sebagai lelaki saya amat mujur sekali dengan kehidupan Sex ku yang tidak pernah kosong. Naah waktu itu saya baru aja putus dengan kekasihku sebab saya telah bosan dengan Vaginanya yang kian lama saya rasakan makin gak nikmat. Setelah putus kini saya berkeinginan meraskan sensai ngentot gadis perawan dan Disinilah saya disebut sebagai lelaki yang mujur. Saat saya pulang dari kerja saya memandang seorang gadis muda sedang menyapu lantai rumahnya, Sekejap saya berpikiran bila inilah targetku berikutnya. Waktu itu saya memandang gadis itu sedang menyapu dengan menerapkan tank top ketat dan celana pendek yang juga ketat. Dari luar tank topnya saya memandang payudara yang amat padat dan berisi. Ukurannya lumayan besar sekitar 34B, kulihat sekujur kakinya amat putih mulus hingga dipahanya gak ada belang sama sekali. Sungguh birahiku lantas naik.

Nalar bulusku malahan lantas keluar, sebab rumah gadis itu gak jauh dari rumahku karenanya akupun telah mengenal seluk beluknya bagaimana. Namanya Venti, ketika itu Venti kelas 1 SMA didekat komplek. Venti termasuk gadis yang lugu, tetapi ia tak jarang menggunakan baju yang amat seksi. Saya sengaja tiap petang pulang pas jam seperti kemaren saya memandang Venti sedang nyapu. Filingku malahan pas, tiap pulang saya selau pas dengan Venti, dan saya malahan menggodanya dengan memberikan siulan terhadap Venti. Venti malahan yang mengenal bila saya yang menyiulinya malahan membalas dengan senyumannya yang manis. Itu seterusnya sampai saya akrab degannya.

Suatu petang ketika saya sedang libur kerja, saya memandang Venti dengan kebiasaanya tiap petang. Petang itu Venti menerapkan baju yang amat seksi sekali, sehngga menampakkan format tubuhnya yang amat cantik. Dengan amat nafsu saya tatap ia dari balik pagar dan ia malahan membalasnya dan tanpa saya sangka-sangka Venti menuju ke pintu pagar rumah saya, dan dalam hati saya bertanya mungkin ia akan naik pitam sebab saya senantiasa menatapnya, melainkan hal hal yang demikian tak terjadi, ia pun tersenyum manis sambil duduk dideket didepan pagar rumah saya yang membikin nafsu saya kian tinggi sebab dengan leluasa saya bisa memandangi tubuh Venti dan yang lebih mengasikan lagi dia duduk dengan menyilangkan pahannya yang membikin beberapa roknya tersingkap disaat angin meniup dengan lembutnya tetapi dia membisu dan memperkenankan saja.


Dengan penuh nafsu dan penasaran berkeinginan memandang tubuh Venti dari dekat karenanya saya dekati ia dan bertannya “Duduk sendirian nih boleh saya temanin,” dengan kaget Venti mambalikan wajahnya dan berkata “eh…… boooboleh.” Saya lantas duduk pas di sampingnya dikarenakan deker hal yang demikian cuma tepat untuk dua orang. Dan untuk mengurangi kebisuan saya bertannya pada Venti “Umumnya bertiga, temennya mana..?”, dengan terbata-bata Venti berkata “Gi.. gini om, mereka i.. itu bukan temen saya melainkan kakak dan sepupu saya.” saya lantas malu sekali dan kerkata “Sorry.” kemudia Venti membeberkan bahwa kakak dan sepupunnya lagi ke salah satu mal namannya MM. Venti mulai kelihatan santai melainkan saya kian tegang jantungku kian berdenyut dengan kerasnya dikarenakan dengan dekatnya saya bisa memandangi paha mulus Venti ditambah lagi dua bukit kembarnya tersembul dari balik tank topnya sekiranya ia salah posisi.

Membisu-membisu saya mencuri pandang untuk memandangnya tetapi ia mulai menyadarinya melainkan pun kedua bukit kembarnya hal yang demikian tambah diperlihatkannya keaku yang membikin saya kian salah tingkah dan tampa sengaja saya meraba pahanya yang putih tanpa ditutupi oleh rok mininya sebab tertiup angin yang membikin Venti kaget dan Ventipun tak naik pitam sama sekali sehingga tangan saya kian penasaran dan saya dekapkan tangan saya ke pahanya dan ia malahan tak naik pitam pula dan kebetulan pada ketika itu langitpun kian gelap sehingga saya pakai dengan bagus dengan pelan-lahan tangan kiri saya yang berada di atas pahanya saya pindahkan ke pinggannya dan menyentuh-raba perutnya sambil hidungku saya dekatkan ketelingannya yang membikin Venti kegelian sebab semburan nafasku yang amat bernafsu dan mata ku tidak berkedip memandang kedua bukit kembarnya yang berukuran sedang dibalik tank topnya.

Tanpa saya sadari tangan kiri saya sudah menyusup kedalam tank top yang dia pakai menuju kepunggunya dan disana saya menemukan sebuah kain yang amat ketat yang yaitu tali BH nya dan dengan sigapnya tangan saya membuka ikatan BH yang dikenakan Venti yang membikin tangan saya kian leluasa ber gerilya dipunggunya dan pelan- lahan menyusup kebukit kembarnya serta tangan kanan saya membuka ikatan tali BH Venti yang berada di lehernya dan dengan leluasa saya menarik BH Venti hal yang demikian keluar dari tank topnya sebab pada ketika itu Venti mengggunakan BH yang lazim dipakai bule pada ketika berjemur.

Sesudah saya membuka BHnya sekarang dengan leluasa tangan saya menyentuh, memijit dan memelintir bukit kembarnya yang membikin Venti kegelian dan kelihatan pentil bukit kembarnya sudah membesar dan berwarna merah dan tanpa dia sadari dia berkata “Terusss.. nikmattttt.. Ommmm……….. ahh.. ahhhh….” Dan itu membikin saya kian bernafsu, kemudian tangan saya pindahkan ke pinggannya kembali dan mulai memasukannnya ke dalam rok mini yang dia kenakan dengan terpenting dulu menurunkan res yang berada dibelakang roknya, kemudian tangan saya usulan kedalam rok dan celana dalamnya dan meremas-remas pantatnya yang padat dan berisi dan terbukti Venti menggunakan celana dalam figur G string sehingga membikin saya berdaya upaya si kecil SMP kayak ia kok telah menerapkan G string melainkan itu membikin pikiranku selama ini terjawab bahwa Venti selama ini menerapkan G string sehingga tak kelihatan adanya garis celana dalam.

Lima menit berlalu terdengar bunyi Venti “Ahh.. terusss Om… terusss.. nikmattttt.. ahh.. ahhhh…” cuma kalimat itu yang keluar dari mulut Venti pada ketika saya meraba dan memasukan jari tengan saya ke dalam memiawnya yang belum ditumbuhi bulu-bulu hal yang demikian dari belakang dan saya malahan makin menggencagkan seranganku dengan mengocok memiawnya dengan pesat. Tiba-tiba pecahlah rintihan nafsu keluar dari mulut Venti. “Ouuhhh.. Ommmm.. terus.. ahhh.. ahhhhhhhhh.. ahhhhhhhhhhhhhh..” Venti mengalami orgasme untuk yang pertama kali.

Sesudah Venti mengalami orgasme saya lantas tersentak mendengar bunyi beduk magrib dan saya menghentikan seranganku dan membisikan kata-kata ketelinga Venti “Udah dahulu ya..” dengan amat kecewa Venti membuka matanya dan kelihatan adanya kekecewaan imbas libidonya sudah hingga dikepala dan saya memerintahnya pulang sambil berkata “Kapan-kapan kita lanjutkan lagi,” dia langsut menyahut “Ya om kini aja tanggung nih, lihat memiaw saya udah berair..” sambil dia mengontrol memiawnya yang membikin saya berdaya upaya si kecil ini tinggi juga nafsunya dan saya memberinya pengertian dan kemudian dia pulang dengan penuh kekecewan tanpa memberesi tank top dan roknya yang resnya masih belum dinaikan tetapi tak membikin rok mininya turun sebab ukuran pingganya yang besar, melainkan ada yang lebih parah dia lupa mengambil BH nya yang saya lepas tadi sehingga kelihatan bukit kembarnya bergoyang-goyang dan secara samar-samar kelihatan putting gunung kembarnya yang sudah membesar dan berwarna merah dari balik tank topnya yang pastinya akan membikin tiap orang yang berpapasan dengannya akan menatapnya dengan tajam penuh pedoman tanya.

Sesudah saya hingga di rumah saya langsug mengecup BH Venti yang dia lupa, yang membikin saya kian teropsesi dengan format gunung kembarnya dan bisa saya bayangkan dari format BH hal yang demikian. Semenjak kejadian petang itu, lamunanku kian berani dengan menghayalkan nikmatnya bersetubuh dengan Venti tetapi peluang itu tidak kunjung datang dan yang mengherankan lagi Venti tak pernah berjalan-jalan petang lagi dan hal hal yang demikian sudah berlangsung selama 1 pekan semenjak kejadian itu, yang membikin saya bertanya apakah ia malu atau naik pitam atas kejadian itu, hingga suatu hari tepatnya pada hari sabtu pagi dan pada ketika itu saya libur, cuaca amat gelap sekali dan akan turun hujan, saya kian BT karenanya tradisi saya yang dahulu mulai saya lakukan dengan menonton film porno, namun saya amat bosan dengan kaset hal yang demikian.

Hujanpun turun dengan derasnya dan untuk menghilangkan rasa malas dan bosan saya melangkah menuju keteras rumah saya untuk mengambil koran pagi, namun sesampainya didepan kaca jendela saya tersentak memandang seorang si kecil SMP sedang berteduh, dia amat kedinginan dikarenakan pakaiannya berair semuannya yang membikin semua punggunya kelihatan termasuk tali BH yang dia kenakan. Pelan-lahan nafsuku mulai naik dan saya amati si kecil hal yang demikian yang kayaknya saya ketahui dan terbukti benar si kecil hal yang demikian merupakan Venti, dan saya berdaya upaya mungkin ia kehujanan ketika berangkat sekolah sehingga pakaiannya berair segala. Kemudian saya mengendalikan siasat dengan kembali ke ruang tengah dan saya memandang film porno masih On, karenanya saya malahan punya inspirasi dengan megulang dari permulaan film hal yang demikian dan akupun kembali ke ruang tetamu dan membuka pintu yang membikin Venti kaget.

Pada ketika Venti kaget kemudia saya bertannya pada ia “Lo Venti ngak kesekolah nih?” dengan malu- malu Venti menjawab “Ujan om..” saya lantas bertannya lagi “Ngak apa-apa telat.” “Ngak apa-apa om sebab hari ini ngak ada ulangan lazim lagi.” Venti menjawab dan saya lantas bertannya “Jadi ngak apa-apa ya ngak kesekolah?”. “Dia om”, Venti menjawab dan dalam hati saya lantas berdaya upaya bahwa selama ini Venti tak pernah terlihat sebab dia belajar untuk ulangan lazim, dan inilah peluang yang saya tunggu- tunggu dan saya lantas menawarinya untuk masuk kedalam dan tanpa malu-malu sebab udah kedingin ia lantas masuk kedalam ruang tetamu dan lantas duduk dan pada ketika itu saya melihat gunung kembarnya yang samar- samat tertutupi BH yang kelihatan dari balik seragam sekolahnya yang sudah berair sehingga kelihatan agak transparan.

Memperhatikan Venti yang kedinginan, karenanya saya menawari ia untuk mengeringkan badannya di dalam dan ia malahan sepakat dan saya menunjukan sebuah kamar di ruang tengah dan saya memberi tahu ia bahwa di sana ada handuk dan pakaian seadannya. Dengan pesat Venti menuju ke ruang tengah yang disana terdapat Layar dan sedang saya putar film porno, hal hal yang demikian membikin saya saya, sebab Venti sudah masuk kedalam jebakanku dan telah berdasarkan saya bahwa Venti tak akan mengganti pakaian melainkan akan tetapi untuk menonton film hal yang demikian.

Sesudah sesudah lama saya menunggu terbukti Venti tak kembali juga dan akupun menuju keruang tengah dan seperti dugaanku Venti menonton film hal yang demikian dengan tangan kanan di dalam roknya sambil mengocok memiawnya dan tangan kiri mengontrol bukit kembarnya. Saya melihat dengan seksama semua tingkah lakunya dan pelan-lahan saya mengambil handy cam dan merekam semua aktivits mengontrol dan mengocok memiaw dan bukit kembarnya yang dia lakukan sendiri dan rekaman ini akan saya pakai untuk mengancamnya gunakan dia ia.

Sesudah merasa puas saya merekamnya. Saya saya alat hal yang demikian kemudian saya dekati Venti dari belakang. Saya berbisik ketelinga Venti, nikmat ya, Venti lantas segera dan buru- buru melepaskan tangannya dari memiaw dan bukit kembarnya, saya lantas menangkap tangannya dan berbisik lagi “Teruskan saja, saya akan membantumu.” kemudian saya duduk dibelakang Venti dan saya Venti untuk duduk di pangkuanku yang ketika itu penisku sudah menegang dan saya rasa Venti menyadari adanya benda tumpul dari balik celana yang saya kenakan.

Dengan pelan-lahan, tanganku saya lingkarkan keatas bukit kembarnya dan ciumanku yang menggelora mengecup leher putih Venti, tangan kananku membuka kancing pakaian Venti satu demi satu hingga kelihatan bukit kembarnya yang masih ditutupi BH yang nampak sama pada ketika kejadian yang petang lalu. Venti sore menggelinjat pada ketika saya meraba dan meremas bukit kembarnya tetapi hal hal yang demikian belum cukup, karenanya saya buka beberapa kancing pakaian seragam yang berair yang dipakai Venti kemudian tagan kiri saya masuk ke dalam rok Venti dan memainkan bukit kecilnya yang sudah berair dan pada ketika itu rok yang dia pakai saya naikan ke perutnya dengan paksa sehingga kelihatan dengan nampak G string yang dia pakai. Saya lantas merebahkan badannya diatas karpet sambil mengecup bibir dan mengecup dengan penuh nafsu dan secara pelan-lahan pelan hal yang demikian saya alihkan ke leher mulusnya dan menyusup ke kedua gunung kembarnya yang masih tertutup BH yang membikin Venti makin membikin dan tanpa ia sadari dari mulutnya mengeluarkan desahan yang amat keras.

“Ahhhhh terussssssss Omm…….. terusssssss…. nikmattttttt….. ahh…. ahhhhhhhhhhh……. isap terus Om.. Ahhhh…….. mhhhhhhhh. Omm…” Sesudah lama mengisap bukit kembarnya yang membikin pentil bukit kembarnya membesar dan berwarna merah muda, pelan- lahan pelan saya alihkan ke perutnya yang masih rata dan amat mulus membikin Venti tambah kenikmatan. “Ahh ugggh…. uuhh…. agh…. uhh…. aahh”, Mendengar desahan Venti saya makin tambah bernafsu untuk mengecup memiawnya, tetapi kegiatanku di perut Venti belum selesai dan saya cuma menerapkan tangan kiri saya untuk memainkan memiawnya saya klitorisnya yang kemudian dengan menerapkan ketiga jari tangan kiri saya, saya saya untuk memasukan kedalam memiaw Venti, tetapi ketiga jari saya hal yang demikian tak tepat dengan ukuran memiawnya sehingga saya mencoba menerapkan dua jari melainkan itupun sia-sia yang membikin saya berdaya upaya sempit juga memiaw si kecil ini, melainkan sesudah saya menerapkan satu jari barulah bisa masuk kedalam memiawnya, itupun dengan bisa payah sebab sempitnya memiaw Venti.

Dengan pelan-lahan kumaju mundurkan jari ku hal yang demikian yang membikin Venti mendesah. “Auuuuuggggkkkk…” jerit Venti. “Ah… tekan Omm.. enaaaakkkkk…terusssss Ommm…” Hingga sesudah menit kemudia Venti mendesah dengan panjang. “Ahh ugggh…, uuhh…, agh…, uhh…, aahh”, yang membikin Venti terkulai lemah dan saya rasa ada cairan kental yang menyempor ke jari saya dan saya menyadari bahwa Venti baru saja saya Orgasme yang amat sangat. Saya tarik tangan saya dari memiawnya dan saya meletakan tangan saya hal yang demikian dihidungnya hal yang demikian Venti bisa mengecup bau cairan cintannya.

Sesudah sesudah ketika saya memandang Venti mulai merasa segar kembali dan kemudian saya saya ia untuk ia gerakan seperti yang ada di film porno yang saya putar saya ialah striptis, tetapi Venti tetapi malu melainkan ia kemudian bersedia dan mulai ialah layaknya penari striptis sungguhan. Pelan-lahan Venti menanggalkan pakaian yang dia kenakan dan tersisa hanyalah BH seksinya, kemudian disusul rok sekolahnya yang melingkar diperutnya sehingga cuma kelihatan G string yang dia kenakan dan saya memerintahnya menuju ke sofa dan memerintahnya ia untuk ia posisi doggy, Venti malahan menurutinya dan ia malahan bertumpuh dengan kedua lutut dan telapak tangannya.

Dengan memandang Venti pada posisi demikian saya langsug menarik G string yang dia kenakan ke arah perutnya yang membikin belahan memiawnya yang sudah berair basah dari balik G string nya, dan akupun mengisap memiawnya dari balik G string nya dan pelan-lahan saya turunkan G string nya dengan pesat sehingga G string yang Venti kenakan berada di ke dua paha mulusnya, sehingga dengan leluasa dan penuh kencang saya menjilat, meniup, memelintir klitorisnya dengan mulut saya. “Aduh, Ommm…! Perlahan-saya dong..!” katanya sambil mendesis kesakitan Venti menjatuhkan tubuhnya kesofa dan cuma bertumpuh dengan menerapkan kedua lututnya. Saya terus menjilati bibir memiawnya, klitorisnya, saya jariku kugunakan untuk membuka lubang sanggamanya dan kujilati dinding memiawnya dengan pesat yang membikin Venti mendesah dengan panjang.

“Uhh…, aahh…, ugghh…, ooohh”. “Hmm…, aumm…, aah…, uhh…,ooohh…, ehh”. “Oooom…, uuhh…” Venti menggeliat- geliat liar sambil memegangi pinggir sofa. “Ahhh… mhhh… Omm…” demikian desahannya. Saya terus beroperasi dimemiawnya. Lidahku kian intensif menjilati liang semakin Venti. Sekali-sekali kutusukkan jariku ke dalam memiawnya, membikin Venti tersentak dan memiawik kecil. Kugesek-gesekkan sekali lagi jariku dengan memiawnya sambil memasukkan lidahku ke dalam lubangnya. Kugerakkan lidahku di dalam sana dengan liar, sehingga Venti kian tak karuan menggeliat.
Sesudah cukup puas memainkan vaginanya dengan lidahku dan saya bisa saya vaginanya yang teramat berair oleh lendirnya saya malahan membuka BH yang dikenakan Venti begitupun dengan G string yang masih melingkar dipahanya dan saya saya di untuk duduk disofa sambil saya ia membuka celana yang saya pakai, melainkan Venti masih malu untuk tetapi, sehingga saya mengambil keputusan saya dengan ialah tanggannya masuk ke balik celana saya dan saya ia mengontrol penis saya yang sudah menegang dari tadi.

Sesudah mengontrol penis saya, dengan sigapnya semua celana saya di turunkannya tanpa malu-malu lagi oleh Venti yang membikin penis saya yang agak besar untuk ukuran indonesia saya berukuran 20 cm dengan diameter 9 cm tersembul keluar yang membikin mata Venti melotot membikin sambil melihat, dan saya memerintahnya Venti mengisap penis saya dan dengan malu-malu pula dia mengisap dan mengulum penis saya, tetapi penisku cuma bisa masuk sedalam 8 cm dimulut Venti dan akupun memaksakan untuk masik lebih dalam lagi hingga meraba tenggorokannya dan itu membikin Venti hampir muntah, kemudian dia mulai menjilatinya dengan saya- saya lalu mengulum-ngulumnya sambil mengocok-ngocoknya, dihisap- hisapnya sembari matanya menatap ke wajahku, saya hingga merem melek saya kenikmatan yang tiada tara itu.

Kencang-pesat tangan kananku meremas bukit kembarnya, kuremas-remas sambil dia terus mengisap-isap penisku yang sudah menegang kian menegang lagi. Kemudian saya saya Venti mengurut penisku dengan menerapkan bukit kembarnya yang masih berukuran sedang itu yang membikin bukit kembar Venti kian semakin dan membesar. 

Dan menunjukan warna yang kian merah. Sesudah puas, saya rebahkan tubuh Venti disofa dan saya mengambil bantal sofa dan meletakan dibawan saya Venti (gaya konvensional) dan saya buka kedua selangkangan Venti yang membikin memiawnya yang sudah membesar dan belum ditumbuhi bulu-bulu halus itu merekah sehingga kelihatan klitorisnya yang sudah membesar. Batang penisku yang sudah tegang dan keras, siap menyodok lubang sanggamanya.

Dalam hati saya membatin, “Ini ia saatnya… lo bakal habis,Venti..!” mulai saya-saya saya memasukkan penisku ke liang surganya yang mulai berair, tetapi amat sangat sekali, sesudah kali meleset, sampai dengan hati-hati saya angkat kedua kaki Venti yang panjang itu kebahu saya, dan barulah saya saya memasukan kepala penisn saya, dan cuma ujung penisku saja yang bisa masuk pada bisa permukaan memiaw Venti. “Aduhhhhhh Omm.. aughhhhghhhhh… ghhh… sakit Omm…” jerit Venti dan kelihatan Venti menggigit bibir bawahnya dan matanya kelihatan nampak-kaca sebab kesakitan. Saya lalu menarik penisku kembali dan dengan hati2 saya dorong untuk mencoba memasukannya kembali tetapi itupun sia-sia sebab masih rapatnya memiaw Venti karena sudah berair oleh lendirnya.

Dan sesudah sesudah kali saya coba saya sekali hentak karenanya beberapa penis saya masuk juga. Sesaat kemudian saya benar-benar sudah menembus “gawang” keperawanan Venti sambil teriring bunyi jeritan kecil. “Oooooohhhhgfg….. sa… kiiiit…. Sekkkallliii…. Ommmmm….”, dan saya maju mundurkan penis saya kedalam memiaw Venti “Bless, jeb..!” jeb! jeb! “Uuh…, uh…, uh…, uuuh…”, dia mengerang. “Auuuuuggggkkkk…” jerit Venti. “Ommm Ahh…, matt.., maatt.., .ii… saya…” Mendengar erangan hal yang demikian saya lalu tetapi dan memperkenankan memiaw Venti terbiasa dengan benda asing yang baru saja masuk dan saya merasa penis saya di urut dan di isap oleh memiaw Venti,tetapi saya saya membisu saja sambil mengisap bibir mungilnya dan membisikan “Hening sayang nanti juga tenang sakitnya, dan hilang akan terbiasa dan merasa enakan.” Sebelum Venti sadar dengan apa yang terjadi, saya menyodokkan kembali penisku ke dalam memiaw Venti dengan pesat tetapi sebab masih sempit dan dangkalnya nya memiaw Venti karenanya penisku cuma bisa masuk sejauh 10 cm saja, sehingga ia berteriak kesakitan ketiga saya paksa lebih dalam lagi.

“Uhh…, aahh…, ugghh…, ooohh”. “Hmm…, aumm…, aah…, uhh…, ooohh…, ehh”. “Ooommm…,sakkkitt…… uuhh…, Ommm…,sakitttt……….. ahh”. “Sakit sekali………… Ommm…, auhh…, ohh…” “Venti saya ya sayang”. Untuk menambah bendung sangat saya memerintahnya Venti menurunkan kedua kakinya ke atas pinggulku sehingga jepitan memiawnya meminta penisku kian kuat.. Nyaman dan hangat sekali memiawnya..! Kukocok keluar masuk penisku tanpa ampun, sehingga tiap tarikan masuk dan tarikan keluar penisku membikin Venti saya sakit pada memiawnya. Rintihan kesakitannya kian menambah nafsuku. Tiap kali penisku bergesek dengan kehangatan alat sanggamanya membuatku merasa sangat tak terkatakan.

Kemudian saya meraih kedua gunung kembar yang berguncang-guncang di dadanya dan meremas-remas daging kenyal padat hal yang demikian dengan kuat dan semakin, sehingga Venti menjerit setinggi langit. Akupun lantas segera bibir Venti membut tubuh Venti kian menegang. “Oooom…., ooohh…, aahh…, ugghh…, saya…, au…, saya…, ah…, ahh…, ah…, ah…, uh…, uhh”, tubuh Venti menggelinjang hebat, semua seluruh badannya bergetar dan mengencang, mulutnya mengerang, pinggulnya naik turun dengan pesat dan tangannya menjambak rambutku dan mencakar tanganku, tetapi tak kuperdulikan. Untunglah ia tak tak kuku yang panjang..! Kemudian Venti memeluk tubuhku dengan erat. Venti sudah mengalami orgasme untuk yang kesekian kalinya.

“Aaww…, ooww…, sshh…, aahh”, desahnya lagi. “Aawwuuww…, aahh…, sshh…, terus Ommm, terruuss…, oohh” “Oohh…, ooww…, ooww…, uuhh…, aahh… “, rintihnya lemas telah sangat ketiga hampir 18 cm penisku masuk kedalam memiawnya dan meraba rahimmnya. “Ahh…, ahh…, Oohh…” dan, “Crrtt…, crtr.., crt…, crtt”, air maninya keluar. “Uuhh… uuh… aduh.. aduh… aduhh.. uhh… terus.. terus.. pesat… pesat aduhhh..!” Sementara kencang nafas seolah memburunya, “Ehh… ehhh… ehh..” “Uhhh… uhhh…. aduh… aduh… pesat.. pesat Ommm… aduh..!” “Hehh.. eh… eh… ehhh..” “Aachh… saya saya keluar… oohh… yes,” dan… “Creeet… creeet… creeet…” “Aaaoooww… sakit… ooohhh… yeeaah… terus… aaahhh… masukkin yang dalam Ommm ooohhh… saya saya keluar… terus… aahhh… nikmat benar, saya… nggak tahaaan… aaakkhhh…”

Sesudah Venti orgasme saya kian bernafsu memompa penisku kedalam memiawnya, saya tak menyadari lagi bahwa cewek yang saya nikmati ini masih ABG berumur 12 tahun. Venti malahan kian lemas dan cuma pasrah memiawnya saya sodok. Sementara itu … saya dengarkan lirih … bunyi Venti telah sakit sebab tekanan penisku kedalam liang memiawnya yang kian dalam menembus rahimnya. Saya malahan kian pesat untuk mengayunkan pinggulku maju mundur demi tercapainya kepuasan. Kaprah-kencang 10 menit saya ia gerakan itu.

Tiba-tiba saya saya denyutan yang kian keras untuk menarik penisku lebih dalam lagi, dan.. “Terus.., Omm.., terus.. kan..! Ayo.., teruskan… sedikit lagi.., ayo..!” kudengar pintanya dengan bunyi yang kecil sambil ia gerakan pinggulku yang kian menjadi. Dan tak lama kemudian badan kami berdua menegang sesaat, lalu.., “Seerr..!” terasa spermaku mencair dan keluar memenuhi memiaw Venti, kami malahan lemas dengan pun yang kian membasah di badan.

Saya lantas memeluk Venti dan membisikan “Kau hebat sayang, apa hilang puas..?” diapun tersenyum puas, kemudian saya menarik penis saya dari memiawnya sehingga beberapa cairan beberapa yang saya tumpahkan di dalam memiawnya keluar bersama darah keperawanannya, yang membikin nafsuku naik kembali, dan akupun memompa memiaw Venti kembali dan ini saya lakukan hingga petang hari dan memiaw Venti mulai terbiasa dan sudah bisa mengimbagi semua gerakanku dan akupun mengajarinya sesudah gaya dalam beberapa.


Sambil menanyakan sesudah hal kepadanya “Kok si kecil SMP kaya hilang udah mengenakan G string dan BH seksi” Venti malahan menjelaskannya “bahwa dia ia oleh kakak dan sepupunya” saya katanya dia tak daster tembus pandang (transparan). Mendengar cerita Venti saya lantas berfikir adiknya saja udah hebat gimana kakak dan sepupunya, pasti hebat juga.

Kapan-kapan saya akan menikmatinya juga. Sesudah kejadian itu nafas dan Venti tak jarang ia Sex di rumah nafas dan di rumahnya dikala ortu dan kakanya pergi, yang lazimnya kami lakukan di ruang tetamu, kamar tidur, kamar mandi, meja kerja, meja makan, dapur., halaman belakang rumah dengan tamu pelbagai gaya dan hingga kini, sekiranya nafas udah horny tinggal telepon sama ia dan begitupun dengan ia. 

Venti kini sudah berumur 14 tahun dan masih telah dateng mengunjungi rumah nafas, saya Venti tak keberatan tak saya suruh melayani temen-temen saya dan pernah sekali dia melayani empat ia temen-temen saya yang membikin Venti tak sadarkan diri selama 12 jam, tetapi sesudah sadar dia memerintahnya hal yang demikian bisa melayani lebih banyak lagi katanya.  membikin saya berdaya upaya bahwa si kecil ini maniak sex, dan itu membikin saya saya sebab sudah ada ABG yang memuaskan saya dan temen-temen saya, dan saya akan menerapkan ia untuk bisa mendekati kakak dan sepupunya.

No comments:

Post a Comment