

SUPERSEMAR88.BLOGSPOT.COM - Dikala saya sendirian dirumah bapakku yang masih kerja di kantor dan Ibu sedang seminar di luar kota dan saya dirumah cuma ada saya, sopirku dan pembantuku satunya, supirku manto namanya ia telah menikah namun istrimya ditinggal di luar kota.
Saya menikmati kecapekan sesudah seharian saya jalan-jalan dan saya berkeinginan sekali tidur melainkan entah kenapa saya tak dapat memejamkan mataku ini lalu saya memiliki inspirasi untuk menelepon temanku Nisa untuk saya ajak ngobrol via telepon.
Telepon Nisa angkat mulanya kami ngobrol umum saja melainkan tak tahu mengapa tiba-tiba Nisa napasnya memburu dan terdengar teriakan-teriakan juga bunyi seorang cowok yang seperti bunyi pacar Nisa. Saya cuma memdengar bunyi-bunyi teriakan kesakitan melainkan juga seperti menikmati sesuatu kenikmatan dan teleponpun terputus dengan sendirinya.
Pikiranku melayang kemana-mana dan saya mulai memikirkan perihal seseorang yang sedang berkaitan badan. Saya kian terangasang sesudah mendengar bunyi Nisa juga khayalanku sendiri dan akupun membuka t-shirt ketatku, bra, serta celana dalam saya meremas payudaraku dan memasukkan jariku ke vaginaku.
Saya kocok vaginaku sampai saya malah menyapai orgasme ditempat tidur, saya merasa puas dan akupun menggunakan bajuku lalu merencanakan untuk pergi makan.
Saya cari sopirku kemana-mana melainkan tak ada sampai saya peroleh ia dikamar tidurnya, ia tertidur pulas dengan cuma mengunakan t-shirt tanpa lengan dan sarung.
Saya berkeinginan membangunkan ia melainkan memperhatikan ia tertidur pulas akupun mengurungkan niatku untuk membangunkan ia, kasihan ia kecapekan sesudah mendampingi saya seharian jalan-jalan pikirku.
Sebelum saya meninggalkan kamarnya mataku tiba-tiba tertuju pada tonjolan yang ada dibalik sarungnya sehingga membikin saya berkeinginan mengenal bagaimana bentuk tonjolan itu.
Saya beranikan diri untuk memperhatikan tonjolan itu dari bawah lalu saya singkapkan sarungnya secara pelan, saya kaget memandangnya sebab ia tak menggunakan celana dalam sehinnga saya dapat memperhatikan dengan leluasa penis yang agak berdiri dan membikin saya berkeinginan mengontrol, mengelus, dan mengulumnya.
Saya berkeinginan sekali mengontrolnya melainkan saya takut sopirku nanti terbangun dan ia akan naik darah terhadapku, dengan tangan yang gemetaran juga dingin dan jantung yang berdenyut cepat saya beranikan diri untuk mengontrolnya. Saya singkapkan sarungnya lebih keatas dan akupun mulai mengontrolnya, terasa hangat dan membikin tanganku yang tadinya dingin menjadi hangat.
Saya kian berminat untuk menikmatinya lagi, saya elus berkali-kali penisnya sampai berdiri dan kian panjang penis itu. Jantungku kian berdenyut cepat melainkan keinginanku untuk melaksanakan yang lebih lagi juga kian besar karenanya ku putuskan untuk mencoba mengulumnya.
Ku jilati serta memberikan gigitan kecil pada buah pelirnya yang berwarna kecoklatan sampai membikin saya makin bernafsu dan sedikit demi sedikit saya mulai menuju penis yang sudah berdiri.
Saya masukkan secara pelan terasa hangat yang disertai rasa asin dan masuklah penis itu hingga pada ujung tenggorokanku, saya coba masuk dan keluarkan sehingga membikin tubuhku mengeluarkan peluh yang di ikuti rasa gemetaran.
Payudaraku terasa kian membesar dan mengeras sehingga membikin braku terasa sesak juga vaginaku yang terasa mengeluarkan cairan. Akupun kian tak dapat membendung nafsuku yang telah memuncak lalu saya kian mempercepat kulumanku sehingga membikin penis sopirku licin sebab liurku.
Di ketika saya sedang keenakkan melaksanakan kuluman di penis sopirku tiba-tiba saya kaget oleh teriakan sopirku dan mencabut penisnya dari mulutku. Ia lalu berdiri dan memarahi saya, ia merasa bersalah pada orang tuaku sebab membolehkan saya melaksanakan hal ini,
Akupun tak berkeinginan menyerah demikian itu saja dan sebab saya tak dapat membendung nafsuku lagi yang seperti berkeinginan meledak akupun mengancam sopirku dengan mengatakan pada ayahku bahwa saya sudah diperkosa sopirku juga akan mengatakan pada istrinya seandainya tak berkeinginan melayani kenginanku.
Ia ketakutan dan menyerah padaku, akupun tak menyia-nyiakannya segera saja saya melepas sarungnya dan saya jongkok didepannya. Kulihat wajah sopirku kelihatan wajahnya memperlihatkan duka melainkan saya tak mempedulikannya.
Saya tak peduli bagaimana perasaan sopirku, saya cuma berkeinginan kenikmatan seperti yang sudah temanku rasakan. Saya berkeinginan membikin ia agresif terhadapku dan melupakan istrinya sesaat, sebab keinginanku itu saya mulai melaksanakan stimulasi terhadapnya. Kukulum lagi penisnya yang sudah lemas tanpa canggung dan takut lagi pada sopirku, kupercepat kulumanku sehingga membikin penisnya kembali berdiri. Saya amat merasakan penis.
“Ehhmm.. Nikmat.. Ehmm” dan saya merasa bersuka ria sebab membikin ia mulai terstimulus yang mulai menonjolkan ke agresifannya. Sopirku mendesis merasakan kulumanku.
“Ough.. Terus.. Kencang.. Ouh Melda”
Cuma itu saja kata yang keluar dari mulutnya akupun kian gigih dan kian mempercepat kulumanku. Sampai sebagian kuluman penisnya terasa kian membesar dan menegang juga disertai denyutan dan ia malah mengontrol kepalaku juga memcambak rambutku dengan kasar ia kian memaju mundurkan kepalaku dan akupun kian gigih sebab saya tahu ia akan hingga.
“Ouhh.. Ouuhh saya hingga saya hingga Melda ough” dan keluarlah spermanya ke mulutku sampai mulutku tak muat untuk menampungnya. Spermanya terasa hangat, asin, dan baunya membikin diriku berkeinginan memuntahkan air mani itu dari mulutku melainkan ia menarik kepalaku lalu mengecup saya.
Kecupannya yang amat gigih kepadaku membikin saya terpakasa untuk menelan spermanya untuk mengimbangi permainan bibir itu.
Saya merasa kerepotan untuk mengimbanginya sebab baru kali ini saya dikecup oleh cowok, ia terus mengecup saya dan tangannya mulai menyelinap masuk ke kaosku. Tangannya menuju ke payudaraku, ia meremas-remasnya sehingga membikin nafasku kian memburu yang disertai degupan jantung yang kencang. Ia kian agresif dengan membuka t-shirt ketatku, rok, bra serta celana dalamku.
Terbukalah telah apa yang selama ini saya tutupi, saya merasa risih sebab baru kali ini saya telanjang dihadapan cowok sehinnga tangankupun secara spontan menutup vaginaku juga payudaraku. Tapi sebab nafsuku yang kian memuncak karenanya saya biarkan tubuhku telanjang dan akupun dengan agresif melucuti t-shirtnya.
Kini kita benar-benar telanjang bulat, kita saling berhimpitan sehingga penis yang sudah mengacung itu melekat pada vaginaku. Saya berkeinginan sekali menikmati penis itu masuk ke vaginaku dan saya sudah mencoba memasukannya melainkan tak dapat, dengan terpaksa saya cuma mengesekkan penisnya ke vaginaku dan itu membikin saya kian bernafsu.
Sesudah ia puas mengecup saya ia menurunkan kepalanya menuju kaki, ia menciumi kakiku hingga ke vaginaku. Ia menjilati vaginaku, menyedot vaginaku dan juga memberikan gigitan kecil pada vaginaku sehingga membikin saya tidak dapat membendung getaran tubuhku.
Kian ia mempercepat jilatannya kian keras pula erangan serta desissan yang keluar dari mulutku. Tanganku berpegangan pada kepalanya dan akupun menekan kepalanya serta mengangkat salah satu kakiku kepundaknya supaya dapat kian masuk ke vaginaku, jilatan ia membikin saya tidak dapat lagi membendung tubuhku sendiri. Tubuhku melengkung ke belakang dan kepalaku medongak keatas yang disertai peluh yang kian bercucuran deras.
“Auhh.. Ouhh..”
Ia terus menjilati vaginaku sehingga membikin saya kian tak bendung “Ough.. Yes.. Ouugh.. Saya keluar” dan akupun mengalami orgasmeku yang pertama, saya merasa kenikmatan yang luar umum sebab baru kali ini kali mengalami orgasme bersama cowok.
Sopirku menghisap-hisap vaginaku sampai terasa kering, nafasku yang tadinya memburu kini telah mulai reda. Saya yang sudah mengalami orgasme terasa badanku lemas melainkan sopirku masih saja motivasi, ia mengendongku ke daerah tidur dan menjatuhkanku.
Ia bermain di payudaraku yang berukuran sedang putih bersih kemerahan, sopirku mengulum, menyedot, meremas dan juga menggigit-gigit payudaraku. Permainan mulutnya cakap menaikkan kembali nafsuku, sopirku amat merasakan payudaraku dan ia senantiasa memuji payudaraku yang kenyal dan cepat itu.
Saya yang berkeinginan kembali merasakan penis sopirku lantas saya menggulingkan sopirku disampingku, saya menindihnya dengan vaginaku menghadap ke muka sopirku dan kita malah saling melaksanakan stimulasi. Saya kembali mengulum penisnya walaupun ia menjilati vaginaku.
Permainan lidahnya yang liar di vaginaku membikin tidak kuasa membendung nafsuku yang berkeinginan meledak dan dengan lantas akupun meminta untuk memasukkan penisnya ke vaginaku dan diapun mengijinkannya.
Saya membalikkan badan dan kini penis itu ideal di bawah vaginaku, saya mengontrol penis itu dan membimbingnya ke vaginaku melainkan saya tak dapat memasukkannya terasa susah meskipun vaginaku sudah berair. Penis sopirku seperti tak berkeinginan masuk penisnya senantiasa ke kanan atau ke kiri.
Sopirku malah membantuku, ia mengontrol penisnya walaupun tangan satunya menuju vaginaku dan memasukkan jarinya ke vaginaku, akupun terkaget dan berteriak “Ouhh”.
Jarinya maju mundur dan seperti mengaduk vaginaku, sopirkupun mengeluarkan jarinya lalu mencoba memasukkan penisnya ke vaginaku. Secara mengagetkan penis itu masuk dengan gampang, saya terkaget merasakannya lalu berteriak “Auhh.. Ough..”
Dan mataku melotot serta kepalaku mendongak ke atas. Vaginaku terasa penuh dan disertai rasa nyeri yang amat hebat melainkan sopirku duduk menghiburku dengan menciumku.
Ia menyuruhku naik turun melainkan itu susah bagiku sebab baru yang pertama saya melaksanakannya, saya mencoba naik turun rasanya sedap sekali menikmati dua alat kelamin bergesekan melainkan konsisten rasa nyeri konsisten ada. Kesudahannya akupun lancar menaik-turunkan, memperhatikan itu sopirku motivasi ia mulai meremas payudaraku dan mulai melaksanakan gerakan juga.
Lama-kelamaan rasa nyeri itu berubah menjadi rasa sedap tiada duanya dengan kencang saya menaik turunkan. Pergesekan itu amat sedap Nisambah lagi remasan sopirku di payudaraku.
“Uhh.. Aauhh.. Oouughh” saya terus mendesis.
Malam yang sunyi kembali bising oleh suara kocokan serta teriakanku, kulihat sopirku sekali memejamkan mata merasakan kocokanku. Sampai sebagian lama kita konsisten pada posisi itu dan akupun menikmati sesuatu yang berkeinginan meledak di vaginaku.
“Ouhh.. Ouughh.. Saya hingga” akupun menikmati orgasme yang kedua kali
No comments:
Post a Comment