SUPERSEMAR88.BLOGSPOT.COM - Pagi ini saya sedang memberesi pakaianku guna dimasukkan ke dalam koper. Ayahku menyimak dengan wajah sedih karena saya satu-satunya si kecil lelakinya patut pergi demi meraih masa depanku. Saya akan beralamat di Surabaya bareng Tante dan Oomku.
“Papa harap kau bisa menjaga diri dan menjalankan bagus, berdasarkan keterangan dari pada Oom Rudy dan TanteLenny..” kata papaku.
“Aku tak akan membikin kecewa Papa..” kataku sambil mengarah ke ke pintu.
Saya naik angkutan perkotaan mengarah ke ke terminal bis. Dikala sudah di atas bis, saya mengharapkan apa yang bakal terjadi berikutnya sambil bercita-cita semoga cita-citaku dapat tercapai. Setibanya di terminal, saya melanjutkan dengan naik angkutan perkotaan mengarah ke perumahan mewah di kawasan Darmo.
Apa ini rumahnya..?” kataku dalam hati.
“Edan.., ini lokasi tinggal apa istana..?” gumamku bicara pada diriku sendiri.
Saya seketika mengurangi bel yang terdapat pada pintu gerbang. Sebagian ketika langsung pintu gerbang dibuka. Seorang satpam berbadan gemuk mengamatiku, kemudian menegurku.
Baca Juga : Cerita Seks Liar Bersama Vita Pemuas Hasrat ku
“Cari siapa ya..?” tanyanya.
“Apa betul ini lokasi tinggal Oom Rudy..?” tanyaku balik.
“Ya betul.. sampean siapa?” tanyanya lagi.
“Aku keponakan Oom Rudy dari Jember.”
“Mengapa nggak bilang dari tadi, Sampean tentu Den Daus, kan..? Tuan sedang terbit kota, tetapi Nyonya terdapat lagi nungguin.”
Sekejap saya sudah berada di ruangan dalam lokasi tinggal mewah yang dipenuhi perabotan yang serba lux. Tidak lama langsung seorang perempuan menawan berkulit putih bersih dan bertubuh seksi hadir dari ruang dalam. Apabila kutebak usianya selama 35 tahunan, tetapi bagaikan seorang gadis yang masih perawan. Ia tersenyum semacam itu melihatku,..
“Kok telat Uss..? Tante pikir anda nggak jadi datang..” sebut perempuan seksi hal yang demikian sambil terus memandangiku.
“Iya Tante.. maaf..” jawabku pendek.
“Ya telah.., anda datang saja Tante paling bahagia.. Pak Bowo.., antarkan Daus ke kamarnya..!” instruksi Tante Lenny pada Bowo.
Lalu saya mengekor Pak Bowo mengarah ke sebuah kamar yang terdapat di faktor bawah tangga. Saya lumayan bahagia menduduki kamar itu, karena saya lantas tertidur hingga senja hari. Dikala bangun saya seketika mandi, kemudian berganti baju.
Sesudah hal yang demikian saya terbit kamar berharap jalan-jalan di halamanbelakang yang luas. Dikala sedang asik menghayal, tiba-tiba bunyi lembut dan manja menegurku. Saya agak terkejut dan menoleh ke belakang. Rupanya tanteku yang petang hal yang demikian mengenakan kimono dengan cerutu di tangannya, ternyata dia baru bangun tidur.
“Oh Tante..” sapaku kikuk.
“Kau sudah mandi ya, Usss..? Ganteng sekali kau..” kata tanteku memuji.
Saya terkejut bukan main ketika dia mendekatiku, tangannya lantas mengelu-elus penisku, pasti saja saya jadi salah tingkah.
“Aku inginkan ke kamar dahulu Tante..” kataku takut seandainya nanti disaksikan Oom Rudy.
“Tunggu sejenak Usss, Tante hendak meminta tolong mijitin kaki Tante..,” kata Tante Lenny seraya merengek.
Lalu ia duduk seenaknya, hingga kimono yang tak dikancing seluruhnya tersingkap, dan faktor dalam tante nampak olehku. Edan.., rupanya dia tak memakai CD, sempat malah kulihat bulu-bulu tipis di dekat alat kelaminnya seperti abis dicukur.
Saya menopang napas dan mengupayakan mengalihkan pandangan, tetapi Tante Lenny yang tahu urusan hal yang demikian pun unik lenganku dan mengusung kaki kanannya mengindikasikan komponen yang sakit. Saya terpaksa menyaksikan betis dan paha tante yang mulus dan padat itu.
Terpaksa saya memijit betis tanteku, sedangkan hatiku kuatir dan linglung. Apalagi ketika saya menculik pandang menyaksikan paha dan selangkanganya, hingga-hingga kelihatan sekilas faktor yang berwarna merah muda itu. Tanteku melirik ke arahku seraya tersenyum genit, saya kian linglung dan malu.
“Achh.., aduh.., tolong Usss..!” keluhnya seraya memegangi keningnya.
“Mengapa Tante..?” tanyaku terkejut dan kuatir.
“Kepala Tante agak pusing.., aduh.. tolong bawa Tante ke kamar Usss..!” keluh tante sambilmemegangi kepalanya.
“Aku panggil Pak Bowo dahulu ya Tante..?” usulku sambil hendak pergi.
“Nggak usah, lagi pula Pak Bowo Tante suruh ke Pasuruan ngawal barang.”
Saya jadi meningkat linglung. Terpaksa kutuntun tanteku guna naik ke ruang atas. Tante merebahkan kepalanya pada pelukanku, saya jadi gemeteran seraya terus menaiki tangga. Setibanya di dalam kamar, tante merebahkan tubuhnya yang seksi hal yang demikian dengan tengadah.
“Kau mo kemana..? Jangan tinggalkan Tante.., tolong pijitin Tante.. Usss..!”
Pelan kubalikkan badan, rupanya tanteku telah melepas kimononya. Dan sekarang melulu tinggal CD saja. Tubuhnya yang masih padat mewujudkan nafsuku naik, payudara yang masih montok dan menantang hal yang demikian membikin penisku mulai tegang, karena saya belum pernah menyaksikan estetika tubuh perempuan dalam suasana telanjang laksana ini, lagipula tanteku menggeliat pelan.
Seperti hingga, tanteku yang pura-pura pusing hal yang demikian tiba-tiba bangkit, kemudian memelukku dan menghirup bibirku dengan sarat nafsu. Wanita yang hipersex hal yang demikian dengan pesat melucuti segala pakaianku.
“Jangan Tante.., jangan, aku takut..” pintaku seraya berkeinginan memakai pakaianku kembali.
“Kalo anda menolak, Tante bakal teriak dan menuliskan pada semua orang bahwa anda berkeinginan memperkosa Tante..” ancam tanteku.
Saya melulu terdiam dan pasrah. Wanita hal yang demikian kembali mencumbuku, diciuminya dan dijilatinya tubuhku. Seperti tangan halusnya mengenggam penisku, saya lantas menjawab kecupannya dan mulai menjilati payudaranya, kemudian kukulum putingnya yang berwarna merah agak kecoklatan itu. Tanteku mendesah pelan.
Berikutnya kami memainkan posisi 69, hingga-hingga penisku dihisap dan dikemutnya. Enak sekali, kurenggangkan kedua pahanya seraya kujilat-jilat alat kelaminnya yang mulai berair itu.
“Ahh.., aahh.., mari terus jilat Usss..! Jangan stop..!” erang tanteku keenakan.
Terbukti tanteku menerbitkan cairan dari dalam liang kewanitaannya. Cairan hal yang demikian memuncrat di wajahku, kemudian kuhisap dan kutelan segala. Saya kian terstimulus, kujilati lagi kali ini lebih dalam, malahan sampai ke anusnya. Kemudian kami berganti posisi, kali ini saya berdiri dan tante jongkok seraya mengulum penisku yang telah paling tegang.
“Ahh.., mari Tante.., terus jilat sayang.., acchh..!” desahku seraya kudorong terbit masuk di mulutnya penisku yang besar ini.
“Tante berkeinginan terbit nih.., achh.. yeahh..!” erangku seraya kumuncratkan maniku di mulutnya.
Tante menelan semua maniku, malahan masih mengocoknya bercita-cita masih terdapat sisanya. Sesudah sejumlah ketika penisku mulai bangun kembali. Sesudah tegang diarahkannya penisku masuk ke liang kewanitaannya. Kali ini saya di atas dan tante di bawah. Agak susah sih, barangkali telah lama tak service oleh Oom Rudy. Sesudah kepalanya masuk, kudorong pelan hingga masuk semuanya ke dalam.
“Ayo Usss..! Gerakin dong Sayang..!” pinta tanteku seraya menggerakkan bokongnya ke atas dan ke bawah karena dia sekarang berada di bawah.
“Aahh..! Tante.., Daus udah inginkan keluar.., ahh..!” kataku.
“Tabah Sayang.., Tante sejenak lagi nih..! Yeahh.. ohh.. ahh.., fuck me Usss..! Kita barengan ya Sayang..? Oh.. yeah..!”
Terbukti tanteku juga nyaris orgasme. Rasanya laksana ada yang memijat-mijat penisku dan kakinya dilingkarkan ke pantatku. Tante bergetar hebat dan memelukku seraya alat kelaminnya menerbitkan cairan yang memancar penisku. Tak lama saya malah mengeluarkan air mani dan spermaku di dalam vaginanya. Terasa semacam itu nikmatnya dunia ini. Alhasil kami berdua tergeletak lemas.
No comments:
Post a Comment