www.supersemar88blogspot.com - Kenangan cantik bersama dosen dan asistennya tiba-tiba terbersit, tiba-tiba saya berkeinginan sekali menyebutkan pengalaman Cerita Seks ku ini, Ku tulis kata-demi kata sampai saya merangakai keseluruhan cerita seks mengenai pengalamanku ngentot dengan ibu dosenku. semoga kalian terhibur dengan cerita seks yang ku natural ini.
pada waktu ujian tengah semester di warnai rintikan hujan disepanjang jalan menemaniku menuju ketempat itu, aku dipanggil ke rumah dosen wanita yang masih agak muda, sekitar 26 tahun. body asyik di pandang mata,lurus sebahu rambutnya. Dia juga jebolan dari perguruan tinggi hal yang demikian. Dipanggil ke rumahnya sebab aku dipinta untuk mengurus kebutuhan ia, sebab ia akan ke luar kota. Malam harinya aku bahkan ke rumahnya sekitar jam 7 malam. Ketika itu rumahnya cuma ada asisten (yang juga masih muda dan menawan). Suaminya saat itu belum pulang dari rapat di puncak.Otomatis keadaan rumah lagi sepi,cuma wanita-wanita tok penghuninya.
Ketika aku membuka pintu rumahnya, aku agak terbelalak sebab ia menerapkan gaun tidur yang tipis, sehingga menonjol payudara yang menyumbul keluar. Ketika aku observasi, ia terbukti tak menerapkan BH. Menonjol ketika itu buah dadanya yang masih tegar berdiri, tak turun. Putingnya juga menonjol besar dan kemerahan, sepertinya mempunyai ukuran sekitar 36B.
Sewaktu aku sedang mengamati Dosen aku itu, aku kepergok oleh asistennya yang terbukti dari tadi mengamati aku. Sesaat aku jadi gugup, melainkan kemudian asisten itu malahan mengedipkan matanya pada aku, dan berikutnya dia memberikan minuman pada aku. Ketika dia memberi minum, belahan dadanya jadi menonjol (sebab bajunya agak pendek), dan sama seperti dosen aku ukurannya juga besar.
Kemudian dosen aku yang telah duduk di depan aku berkata, (mungkin sebab aku memperhatikan belahan dada asisten itu) “Kau pingin ya “nyusu” sama buah dada yang sintal..?”
Aku bahkan tergagap dan menjawab, “Ah… enggak kok Bu..!”
Lalu ia bilang, “Nggak papa kok kalo kau pingin.., Ibu juga bersedia nyusuin kau.”
Mungkin sebab dia aku anggap berkelakar, aku bilang saja, “Oh.., boleh juga tuh Bu..!”
Tanpa diduga, dia bahkan mengajak aku masuk ke ruang kerjanya.
Ketika kami masuk, dia berkata, “Reno, bantu liatin ada apaan sih nih di punggung Ibu..!”
Kemudian aku berdasarkan saja, aku lihat punggungnya. Sebab tak ada apa-apa, aku bilang, “Nggak ada apa-apa kok Bu..!”
Tapi tanpa dikira, dia malahan membuka segala gaun tidurnya, dengan konsisten membelakangiku. Aku lihat punggungnya yang seperti itu mulus dan putih. Kemudian dia menarik tangan aku ke payudaranya, oh sungguh kenyal dan besar. Kemudian aku merayap ke putingnya, dan benar sangkaan aku, putingnya besar dam masih keras.
Kemudian dia membalikkan tubuhnya, dia tersenyum sambil membuka celana dalamnya. Menonjol di sekitar alat kelaminnya banyak ditumbuhi bulu yang lebat.
Kemudian aku berkata, “Mengapa Ibu membuka pakaian..?”
Dia malahan berkata, “Telah.., hening saja! Pokoknya puaskan saya malam ini, apabila perlu sampai pagi.”
Sebab aku berkeinginan juga menikmati tubuhnya, aku bahkan tanpa basa-basi terus menciuminya dan juga buah dadanya. Aku hisap sampai dia merasa kegelian. Kemudian dia membuka baju aku, dia bahkan terbelalak ketika dia memperhatikan batang kejantanan aku.
“Oh, sungguh-sungguh besar dan panjang..! (sebab ukuran penis aku memang besar, sekitar 17 cm dan berdiameter 3 cm)”
Dosen aku bahkan telah mulai menonjol atraktif, dia mengulum penis aku sampai biji genitalia aku.
“Ah.. ahh Bu… sedap sekali, terus Bu, saya belum pernah dihisap seperti ini..!” desah aku.
Sebab dipuji, dia bahkan terus motivasi memaju-mundurkan mulutnya. Aku juga meremas-remas terus buah dadanya, sedap sekali kata dosen aku. Kemudian dia mengajak aku untuk mengubah posisi dan menyusun posisi 69.Cerita Sex Perawan
Aku terus menjilati vaginanya dan terus memasukkan jari aku.
“Ah.. Reno, saya telah nggak kuat nih..! Pesat masukkan penismu..!” katanya.
“Bagus Bu..!” jawab aku sambil mencoba memasukkan batang genitalia aku ke liang senggamanya.
“Ah.., terbukti memek ibu sempit juga ya Bu..! Jarang dimasukin ya Bu..?” tanya aku.
“Iya Reno, suami Ibu jarang bercumbu dengan Ibu, sebab itu Ibu belum punya buah hati, dia bahkan juga sejenak permainannya.” jawabnya.
Kemudian dia terus menggelinjang-gelinjang ketika dimasukkannya penis aku sambil berkata, “Ohh… ohhh… besar sekali penismu, tak masuk ke memek ku, ya ren..?”
“Ah nggak kok Bu..” jawab aku sambil terus berupaya memasukkan batang keperkasaan aku.
Kemudian, untuk melonggarkan lubang memek nya, aku bahkan memutar-mutar batang genitalia aku dan juga mengocok-ngocoknya dengan keinginan melonggarkan liangnya. Dan betul, lubang senggamanya mulai membuka dan batang kejantanan aku telah masuk setengahnya.
“Ohhh… ohhh… Terus Ndre, masukkan terus, jangan ragu..!” katanya memohon.
Sesudah memutar dan mengocok batang kejantanan aku, akibatnya masuk juga rudal aku segala ke dalam liang kewanitaannya.
“Oohh pssfff… aha hhah.. ah…” desahnya yang ditiru dengan teriakannya, “Oh my good..! Ohhh..!”
Aku bahkan mulai mengocok batang genitalia aku keluar masuk. Tak hingga semenit kemudian, dosen aku telah mengeluarkan cairan vaginanya.
“Oh Reno, Ibu keluar…” terasa hangat dan kental sekali cairan itu.
Cairan itu juga mempermudah aku untuk terus memaju-mundurkan batang keperkasaan aku. Sebab cairan yang dikeluarkan terlalu banyak, terdengar suara, “Crep.. crep.. sleppp.. slepp..” sungguh-sungguh keras. Sebab aku melaksanakannya sambil menghadap ke arah pintu, sehingga terdengar hingga ke luar ruang kerjanya.
Ketika itu aku sempat memperhatikan asistennya mengintip permainan kami. Rupanya asisten itu sedang meremas-remas payudaranya sendiri (mungkin sebab bernafsu memperhatikan permainan kami). Oh, alangkah bahagianya aku sambil terus mengocok batang keperkasaan aku maju mundur di liang organ intim wanita dosen aku. Aku juga memperhatikan tontonan tidak dipungut bayaran ulah asistennya yang masturbasi sendiri, dan aku baru kali ini memperhatikan wanita masturbasi.
Sesudah 15 menit bermain dengan posisi aku berada di atasnya, kemudian aku memerintah dosen aku pindah ke atas aku kini. Dia bahkan menonjol agresif dengan posisi seperti itu.
“Aha.. ha.. ha…” dia berkata seperti sedang bermain rodeo di atas tubuh aku.
15 menit kemudian dia terbukti orgasme yang kedua kalinya.
“Oh, kencang sekali ia orgasme, walaupun saya belum sekalipun orgasme.” batin aku.
Kemudian sesudah orgasmenya yang kedua, kami berganti posisi kembali. Dia di atas meja, meski aku berdiri di depannya. Aku terus bermain lagi hingga menikmati batas dinding rahimnya.
“Oh.. oh.. Reno, perlahan-perlahan ren..!” katanya.
Kelihatannya dia memang belum pernah dimasukan batang genitalia suaminya sampai sedalam ini. 15 menit kemudian dia terbukti mengalami orgasme yang ketiga kalinya.
“Ah Reno, saya keluar, ah… ah… ahhh… sedap..!” desahnya sambil memuncratkan kembali cairan alat kelaminnya yang banyak itu.
Sesudah itu dia mengajak aku ke bath-tub di kamar mandinya. Dia berkeinginan supaya di bath-tub itu aku bisa orgasme, sebab dia kelihatannya tak mampu lagi membalas permainan yang aku berikan. Di bath-tub yang diisi separo itu, kami mulai memakai sabun mandi untuk mengusap-usap badan kami. Sebab dosen aku sungguh-sungguh bergembira diusap buah dadanya, dia menonjol terus-terusan bergelinjang. Dia membalasnya dengan meremas-remas buah genitalia aku memakai sabun (dapat pembaca rasakan nikmatnya seandainya buah zakar diremas-remas dengan sabun).
Sesudah 15 menit kami bermain di bath-tub, kami akibatnya berdua menempuh klimaks yang keempat bagi dosen aku dan yang pertama bagi aku.
“Oh Reno, saya berharap keluar lagi..!” katanya.
Sesudah terasa penuh di ujung kepala penis aku, kemudian aku keluarkan batang kejantanan aku dan kemudian mengeluarkan cairan lahar panas itu di atas buah dadanya sambil mengusap-usap lembut.
“Oh Reno, engkau sungguh kuat dan partner bercumbu yang dahsyat, engkau tak kencang orgasme, sehingga saya bisa orgasme berkali-kali. ini pertama kalinya bagiku Reno. Suamiku lazimnya cuma bisa membuatku orgasme sekali saja, kadang-kadang tak sama sekali.” ujar dosen aku.
Kemudian sebab kekelalahan, dia terkulai lemas di bath-tub hal yang demikian, dan aku keluar ruang kerjanya masih dalam kondisi bugil mencoba mengambil baju aku yang berserakan di sana.
Di luar ruang kerjanya, aku lihat asisten dosen aku terkapar di lantai depan pintu ruangan itu sambil memasukkan jari-jarinya ke dalam memeknya. Sebab memperhatikan tubuh asisten itu yang juga montok dan putih bersih, aku mulai membayangkan seandainya aku bisa bersetubuh dengannya. Alhasil menarik dari tubuhnya yakni sebab buah dadanya yang besar, sekitar 36D. Asisten aku pikir, biarlah aku main lagi di ronde kedua bersama asistennya. Saya itu bahkan juga tampaknya bergairah sesudah memperhatikan permainan aku dengan majikannya.
Aku lantas menindih tubuhnya yang montok itu dengan sungguh-sungguh bernafsu. Aku mencoba menjalankan perangsangan secara khusus dahulu ke komponen sensitifnya. Aku mengecup dan menjilat semua permukaan buah dadanya dan turun sampai ke bibir alat kelaminnya yang ditumbuhi hutan lebat itu.
Tak berapa lama kemudian, kami bahkan telah mulai saling memasukkan alat kelamin kami. Kami bermain sekitar 30 menit, dan tampaknya asisten ini lebih kuat dari majikannya. Saya ketika kami telah 30 menit bermain, kami baru mengeluarkan cairan genitalia kami masing-masing.
Oh, terbukti aku telah bermain seks dengan dua wanita bernafsu ini selama satu separo jam. Aku bahkan akibatnya pulang dengan rasa lelah yang luar lazim, sebab ini yakni pertama kalinya aku menikmati bercumbu dengan wanita yang menawan ini seperti mimpi dan seperti dengan cerita Seks yang sering kali saya baca.
No comments:
Post a Comment