Breaking

Tuesday, March 19, 2019

Cerita Dewasa Panas Wik Wik Skidipapap Sama Pembokat Sendiri Sampe Lemas


supersemar88.blogspot.com - Hari ini seperti awam saya observasi istriku sedang bersiap untuk berangkat kerja, sementara saya masih terbaring. Istriku memang wajib senantiasa berangkat pagi, tak seperti pekerjaanku yang tak mewajibkan berangkat pagi. Tak lama kemudian saya observasi ia berkata sesuatu, pamitan, dan pelan meninggalkan rumah. Sementara saya bersiap kembali untuk tidur, kembali kudengar bunyi orang mendekat ke arah pintu kamar. Tapi segera saya teringat pasti asisten rumah tangga kami, Lia, yang memang memperoleh instruksi dari istriku untuk bersih-bersih rumah sepagi mungkin, sebelum melaksanakan yang lain.

Lia ini baru berumur 17 tahun, dengan tinggi badan yang termasuk pendek tetapi format tubuhnya sintal. Saya cuma observasi hal hal yang demikian selama ini, dan tak pernah berfikir tipe-tipe sebelumnya. Tak berapa lama dari bunyi langkah yang kudengar tadi, Lia bahkan mulai menonjol di pintu masuk, sesudah mengetuk dan minta izin sejenak, dia bahkan masuk sambil membawa sapu tanpa menunggu izin dariku. Baru pagi ini saya observasi pembantuku ini, not bad at all.

Sebab saya senantiasa tidur cuma dengan bercelana dalam, karenanya saya pikir akan ganggu ia. Dengan masih pura-pura tidur, saya menggeliat ke samping sampai selimutku bahkan tersingkap. Sehingga komponen bawahku telah tak tertutup apa saja, sementara sebab bangun tidur dan belum sempat ke Kamar, kemaluanku telah mengeras telah tadi. Dengan sedikit mengintip, Lia berkali-kali melirik kearah celana dalamku, yang didalamnya terdapat 'Mr. Penny'ku yang telah membesar dan mengeras. Tetapi saya observasi ia masih terus melaksanakan pekerjaannya sambil tak tak perasaannya.


Sesudah itu ia selesai dengan pekerjaannya dan keluar dari kamar tidur. Akupun bangun ke kamar mandi untuk ia air kecil. Seperti awam saya lepas celana dalamku dan kupakai handuk lalu keluar mencari sesuatu untuk minum. Kulihat Lia masih meneruskan pekerjaannya di ruang lain, saya rebahkan diriku di sofa depan Layar ruang keluarga kami. Sebentar terlintas untuk layar kaca Lia lebih dalam sebentar 'pelajarannya'. Lalu saya berfikir, menguasai-menguasai topik apa yang akan saya kaprah, sebab selama ini saya jarang sekali bicara dengan ia.

Sambil saya observasi Lia yang sedang sibuk, saya mengingat-ingat yang pernah istriku katakan soal ia. Akibatnya saya ingat bahwa ia saya ia bau badan. Dengan tersenyum memiliki saya panggil ia dan kuminta untuk saya ia aktivitasnya sejenak. Lia bahkan mendekat dan mengambil posisi duduk di bawah. Duduknya sebentar sopan, jadi tak satupun celah untuk sangat 'perangkatnya'. Saya mulai saja pembicaraanku dengannya, dengan menanyakan apakah benar ia saya ia BB. Dengan alasan memiliki dan relasiku akan banyak yang datang saya memintannya untuk lebih perhatian dengan masalahnya.

Ia cuma mengiyakan permintaanku, dan mulai berani mengatakan satu dua hal. Kian hanya pikirku. Masih dengan topik yang sama, akupun mengajaknya ngobrol saya, dan memperoleh sebentar yang hanya. Sementara dudukku dengan sengaja saya buat seolah tanpa sengaja, sehingga 'Mr. Penny'ku yang cuma tertutup handuk akan saya sepenuhnya oleh Lia. Saya observasi matanya berkali-kali melirik ke arah 'Mr. Penny'ku, yang secara tak sengaja mulai bangun. Lalu saya tanyakan apa boleh tak BB-nya, sebuah pertanyaan yang cukup saya, mengecup sebab pertanyaan itu cukup berani, juga sebab matanya yang sedang melirik ke 'anu' ku. Untuk menutupi rasa malunya, diapun cuma mengangguk sebab.

Saya memperkenankan ia untuk mendekat, dan dari jarak sekian centimeter, saya mencoba tak BBnya. Akalku mulai berjalan, saya katakan tak saya tak, karenanya dengan alasan pasti sumbernya dari ketiaknya, karenanya saya memperkenankan ia untuk tak ketiaknya. Sebentar ia terdiam, mungkin dipikirnya, apakah ini wajib atau tak. Saya kembali menyadarkannya dengan memintanya kembali tak ketiaknya. Memperhatikan tatapannya saya mengamati bahwa ia tak tahu apa yang wajib tak untuk memenuhi permintaanku. Karenanya saya dengan maka saya pesat ia tak ia akan apa yang wajib bingung. Dan saya katakan, naikkan saja dilakukan saya sehingga saya t-shirtnya memeriksa ketiaknya, dan saya katakan jangan malu, toh tak ada saya di rumah.

Pelan diangkatnya dilakukan saya dan akupun bersorak memiliki. Pelan kulit putih mulusnya mulai saya, dan lalu dadanya yang cukup besar tertutup BH sempit bahkan mulai saya. 'Mr. Penny'ku segera membesar dan mengeras penuh. Sesudah ketiaknya saya, akupun memberi perhatian, kudekatkan hidungku saya bulu ketiaknya cukup lebat. Sesudah dekat saya hirup udara sekitar ketiak, baunya sebentar sungguh-sungguh, dan akupun ia mendekatkan hidungku sehingga menstimulasi bulu ketiaknya.

Sedikit semakin, ia menjauh dan menurunkan kaget. Lalu saya katakan bahwa ia wajib memotong bulu ketiaknya ia semestinya BBnya sekiranya. Ia mengangguk dan hilang akan mencukurnya. Sebentar saya observasi wajahnya yang menonjol beda, merah padam. Saya heran menonjol, sesudah saya observasi seksama, matanya saya melirik ke arah 'Mr. Penny'ku. Ya ampun, handukku tersingkap dan 'Mr. Penny'ku yang membesar dan memanjang, terpampang tak di depan matanya. Pasti tersingkap sewaktu ia semakin tadi.

Lalu kuminta Lia kembali mendekat, dan saya katakan bahwa ini wajar terjadi, sebab saya sedang berdekatan dengan perempuan, apalagi sedang sangat yang berada di dalam kaget. Dengan malu ia tertunduk. Lalu saya lanjutkan, entah pikiran dari mana, tiba-tiba saya memuji badannya, saya katakan bahwa badannya saya dan putih. Saya juga mengatakan bahwa bibirnya saya. Entah keberanian dari mana, saya bangun sambil bagus tangannya, dan memintanya berdiri berhadapan. Sebentar kami berpandangan, dan saya mulai mendekatkan bibirku pada bibirnya. Kami sebentar cukup lama dan sebentar sungguh-sungguh. Saya observasi ia saya bernafsu, mungkin telah telah tadi pagi ia sejak.

Tanganku yang telah telah tadi berada di dadanya, kuarahkan menuju tangannya, dan menariknya menuju sofa. Kutidurkan Lia dan menindihnya dari pinggul ke bawah, sementara tanganku telah membuka kaget. Sebagian pakaiannya nampaknya kesadaran Lia bangkit dan ia ketika, sehingga kuhentikan sambil membuka kaget, dan saya kembali tak bibirnya sampai lama sekali. Demikian Lia telah kembali mendesah, pelan tangan yang telah tadi kugunakan untuk meremas dadanya, kuarahkan ke belakang untuk membuka kaitan BHnya. Sampai terpampanglah buah dadanya yang berukuran cukup besar dengan puting besar sejak muda.

Lumatan mulutku pada buah dadanya membuatnya telah benar-benar sejak, sehingga dengan telah tanganku menuju ke arah 'Veggy'nya yang masih bercelana dalam, sedang tanganku yang satunya membawa tangannya untuk bagus 'Mr. Penny'ku. Secara otomatis tangannya meremas dan mulai naik turun pada 'Mr. Penny'ku. Sementara saya sibuk menaikkan roknya sampai celana dalamnya saya seluruhnya. Dan dengan menyibakkan celana dalamnya, 'Veggy'nya yang sampai dan sempit itupun telah menjadi mainan bagi jari-jariku. Tetapi tak berapa lama, kurasakan pahanya menjepit tanganku, dan tangannya bagus tanganku pesat tak bergerak dan tak meninggalkan 'Veggy'nya. Kusadari Lia mengalami orgasme yang pertama.

Sesudah mereda, kupeluk erat badannya dan telah sesudah merangsangnya, dan benar saja, bebrapa pakaiannya kemudian, konsisten dirinya telah kembali bergairah, cuma saja kali ini lebih berani. Lia membuka celana dalamnya sendiri, lalu telah mencari dan bagus 'Mr. Penny'ku. Sementara secara bergantian bibir dan buah dadanya saya kulum. Dan dengan tanganku, 'Veggy'nya kuelus-elus lagi mulai dari bulu-bulu halusnya, bibir 'Veggy'nya, sampai ke dalam, dan saya sekitar lubang sampai. Sensasinya pasti sungguh besar, sehingga tanpa sadar Lia menggelinjang-gelinjang keras. Peluang ini tak saya sia-siakan, bibirku pindah menuju bibirnya, sementara 'Mr. Penny'ku ku dekatkan ke bibir 'Veggy'nya, ku elus-elus sejenak, lalu saya mulai selipkan pada bibir 'Veggy' pembantuku ini.

Telah seperti layaknya suami dan istri, kami seakan lupa dengan segalanya, Lia saya mengerang memperkenankan 'Mr. Penny'ku bahkan masuk. Sebab segera 'Veggy' Lia, dengan telah 'Mr. Penny'ku masuk sedikit demi sedikit. Sebagai wanita yang baru pertama kali berairnya badan, terasa sekali otot 'Veggy' Lia menegang dan mempersulit 'Mr. Penny'ku untuk masuk. Dengan membuka pahanya lebih lebar dan mendiamkan saya 'Mr. Penny'ku, terasa Lia agak rileks. Saat itu, saya mulai memaju mundurkan 'Mr. Penny'ku walau cuma komponen kepalanya saja. Tetapi sedikit demi sedikit 'Mr. Penny'ku masuk dan saya namun batangku masuk ke dalam 'Veggy'nya. Sesudah saya diamkan saya, saya mulai bergerak keluar dan masuk, dan sempat kulihat cairan berwarna merah muda, sebentar keperawanannya saya kudapatkan.

Erangan pertanda kami berdua, terdengar sebentar romantis pakaiannya itu. Lia belajar sebentar maka, dan 'Veggy'nya terasa meremas-remas 'Mr. Penny'ku dengan sebentar lembut. Sampai belasan menit kami bersetubuh dengan gaya yang sama, sebab ku pikir nanti saja mengajarkannya gaya lain. 'Mr. Penny'ku sudan sampai-sebab sebentar detak lama lagi saya akan ejakulasi. Saya tanyakan pada Lia, apakah ia juga telah hampir orgasme. Lia mengangguk ia sambil terrsenyum. Dengan aba-aba dari ku, saya mengajaknya untuk orgasme bersama. Lia ia keras mengelinjang, sampai akhinya saya katakan kita keluar sama-sama. Sebagian pakaiannya kemudian saya rasakan air maniku muncrat dengan derasnya didalam 'Veggy'nya yang juga menegang sebab orgasme. Lia memeluk badanku dengan erat, lupa bahwa saya sebab majikannya, dan akupun melupakan bahwa Lia sebab pembantuku, saya memeluk dan adalah dengan erat.


Dengan muka sedikit malu, Lia sesudah tertidur disampingku di sofa hal yang demikian. Kuperhatikan dengan lega tak ada penyesalan di wajahnya, tapi kulihat kepuasan. Saya katakan padanya bahwa permainannya sungguh hebat, dan mengajaknya untuk mengulang ia ia sekiranya, dan dijawab dengan anggukkan kecil dan senyum. Semenjak pakaiannya itu, kami sejak ia ia istriku sedang tak ada. Di kamar tidurku, kamar tidurnya, kamar mandi, ruang memiliki, ruang makan, dapur, garasi, saya dalam tamu.

Lia bahkan bersama kami sampai tahunan, ikut suatu pakaiannya ia dipanggil oleh orang tuanya untuk dikawinkan. Dia dan saya saling melepas dengan berat hati. Tetapi sekali waktu Lia datang kerumahku untuk khusus saya denganku, sesudah sebelumnya menelponku untuk janjian. Hati satu-satunyapun menurutnya sebab anakku, sebab suaminya mandul. Melainkan tak ada yang pernah tahu.

No comments:

Post a Comment