Breaking

Tuesday, June 11, 2019

Cerita Seks Nikmatnya bercinta dengan Tante Bertubuh Sintal


supersemar88.blogspot.com - Perkenalan namaku Rendi. Dalam cerita keduaku sesudah cerita kak Linda, saya berkeinginan berbagi kembali pengalamanku. Seandainya belum membaca, saya berkeinginan memberi tahu jati diriku. Saya tinggal dikota S Jawa Tengah, tinggiku 169 cm dan berat badanku 52 kg. Saya ketika ini kuliah disalah satu universitas ternama di Jateng. Ketika ini saya berkeinginan lantas cerita pengalamanku ketika saya masih duduk kelas 1 SMP namun saya masih ingat betul ceritanya.

Ketika saya lulus di SD saya mendapatkan poin yang betul-betul memuaskan. Seperti komitmen ayahku apabila nilaiku bagus saya akan dikirim di luar kota yang pengajarannya lebih bagus. Disana saya dititipkan dirumah pamanku, om Hari. Ia orang yang betul-betul kaya raya. Rumahnya betul-betul megah namun berlokasi disebuah desa pinggir kota. Rumahnya terdapat dua lantai dan dilengkapi juga kolam renang yang lumayan besar. Om Hari orangnya betul-betul sibuk, ia memiliki istri yang betul-betul indah namanya Tante Reni, wajahnya mirip dengan Amara. Ia memiliki si kecil yang masih kecil. Tante Reni rajin merawat tubuhnya, walapun ia telah memiliki satu si kecil tubuhnya konsisten padat berisi didorong dengan payudara yang betul-betul montok kaprah kaprah 34B. Hal itu yang membuatku berminat akan estetika serta anugrah dari seorang wanita.


Setibanya dirumah Om Hari. Saya menjelang pintu rumah yang besar. Disana saya disambut oleh Om Hari dan istrinya. Om Hari menjabat tanganku meskipun Tante menciumku. Saya agak sungkan dengan perlakuan seperti itu. Asisten disana diperintah membawakan tasku dan mengantarkan hingga di kamarku. Saya mendapatkan kamar yang 3 kali lipat dari kamar tidurku dirumah. Sesudah itu saya berkeliling rumah memperhatikan kolam renang serta sempat memperhatikan kamar mandi yang tidak terbayang olehku. Disana terdapat daerah cuci tangan dengan cermin yang besar wc, bathup, dan dua shower yang satu dengan kaca buram sedangan yang satu dengan kain yang diputarkan toilet 1/4 lingkaran (sorry saya nggak tahu namanya). Daerah itu masih dalam satu ruangan tanpa penyekat.

Petang hari, saya duduk ditepi kolam. Om Hari datang menghampiriku ia bilang berkeinginan pergi keluar kota. Ia juga mohon maaf dia tak menemaniku. Kami dapat mengantarkan hingga pagar rumah. Sesudah itu saya kembali duduk aku suasana kolam renang. Tiba tiba dari belakang merasakan sosok yang betul-betul sangat. Tante dengan baluatan piyama menghampiriku.

“Ren indah kau nggak ama rumah ini”“Menyenangi banget Tante, kayaknya saya kerasan banget dengan rumah ini aku tempat tak renang”“Kau kau renang, yuk kita renang bareng, menyukai waktu ini udara betul-betul panas”

Wahhh kebetulan saya tak renang ama Tante yang bahenol. Waktu dapat pertama kali saya aku tak membayangkan dapat tubuhnya waktu renang dengan balutan swimsuit. Melainkan melainkan ia berdiri. Ia membuka piyamanya. Kontan saya tersedak melainkan ia dia hanya Bikini yang betul-betul sexy dengan warna yang sangat muda. Contoh bawahannya G-String.

“Huhuukkk… Aduh Tante saya kaprah Tante berkeinginan telanjang”“Sedap aja apabila indah, Om bilang indah kau menyukai”“Tante nggak malu dilihatin ama satpam Tante, Tante pake bikini seperti ini”“Ihh ini telah telah Tante pake bikini kadang ada orang kampung ngintip Tante”“Benar Tante… Melainkan sayang saya lupa bawa celana renang”“Ah… Nggak apa apa pake aja aku celana dalam indah. Nanti saya suruh bi’ Imah suruh beli buat indah, yuk nyebur…” kau Tante menyeburkan dirinya. Dengan malu malu saya membuka bajuku namun belum buka celana. Saya malu ama Tante. Lalu ia naik dari kolam. Ia memdekatiku

“Ayo cepet… Malu ya ama Tante nggak apa apa. Kan indah keponakan Tante. Jadi sama dengan kakak perempuan indah.”

Waktu ia mendekatiku dia tampak putingnya terang keluar. Maklum nggak ada bikini pake busa. Saya melirik aku payudaranya. Ia dia tersenyum.

Sesudah itu ia kembali menarikku. Tanpa basa basi dengan muka tertunduk saya melorotkan celana dalamku. Yang saya takutkan kepala adikku aku apabila lagi tegang menyembul dibalik celana dalamku. Sesudah melepas celanaku lantas saya berenang bersama Tante.

Sesudah puas renang saya naik dan kau ke kamar mandi yang besar. Saya masuk disana melainkan saya aku menutupnya, dia ada kuncinya jadi apabila ada orang masuk tinggal buka aja. Saya kau bergegas daerah dengan penutup kain. Saya tanggalkan aku yang segala ditubuhku dan saya membilas dengan air dingin. Saat hendak menyabuni tubuhku. Terdengar dikala pintu terbuka, saya mengintip aku Tanteku yang masuk. Kontan saya aku saya aku berusaha dia ketahuan. Saat ia membuka sedikit tempatku saya spontan aku kau saya menghadap ke belakang.

“Ehhh… Maaf ya Ren saya nggak tahu apabila indah ada didalam. Habis nggak ada dikala sih”

Lantas kau wajahku memerah. Saya baru sadar apabila Tante telah menanggalkan bikini aku atasnya. Ia kau menutupinya dengan telapak tangannya. Saya tahu waktu tubuhku menghadap kebelakang namun kepalaku lagi menoleh kepadanya.

“Maaf… Juga Tante… Ini salahku” jawabku yang seolah dia sadar apa yang saya lakukan. Yang lebih menarik telapak tangan Tante dia cukup menutupi aku bagiannya. Disana terdapat puting kecil berwarna segala serta betul-betul kontras dengan besarnya payudara Tante.

“Tante tutup dong tirainya, akukan malu”

Seketika ditutup tirai itu. Dengan keras shower saya hidupkan seolah olah saya sedang mandi. Seketika saya intip Tanteku. Rupanya ia masih diluar belum masuk daerah shower. Ia berdiri didepat cermin. Disana ia sedang membersihkan muka, dia payudaranya bergoyang goyang menggairahkan sekali. Dengan sengaja saya sedikit membuka tirai aku saya aku dapat. Saya bermain dengan adikku yang lantas keras. Kukocok dengan sabun cair milik Tante. Saat saya intip yang kedua kali ia mengoleskan cairan disekujur tubuhnya. Saya memperhatikan tubuh Tante mengkilap sesudah setelah cairan itu. Saya dia tahu cairan apa itu. Ia mengoleskan disekitar payudaranya agak lama. Sambil diputar putar kadang berusaha diremas kecil. Saat sekitar 2 menit kayaknya ia mendesis membuka sedikit mulutnya sambildia memejamkan mata. Sambil aku merasakan saya konsentrasikan pada kocokanku dan aku… Crot crot…

Air maniku tumpah aku ke CD bekas saya renang tadi. Yang saya kagetkan nggak ada handuk, lupa saya ambil dari dalam tasku. Saya aku. Sesudah setelah ketika saya dia memperhatikan Tante di depan cermin, namun ia telah berada di depan shower yang satunya. Saya tercengang waktu ia melorotkan CDnya dengan dia lahan dan melemparkan CDnya kekeranjang dan masuk ke shower. Sesudah setelah kemudian ia keluar. Saya sengaja dia keluar menunggu Tanteku pergi. Melainkan ia menghampiriku.

“Ren koq lama banget mandinya. Hayo ngapain didalam”

Kemudian saya mengeluarkan kepalaku saja dibalik tirai. Saya aku ia ada dihadapanku tanpa satu busanapun yang dia ditubuhnya. Lantas saya tutup kembali.

“Rendi malu ya, nggak usah malu akukan masih Tantemu. Nggak papalah?”“Anu Tante saya lupa bawa handuk jadi saya malu apabila apabila keluar”“Saya juga lupa bawa handuk, udahlah indah keluar aku aja. Saya berkeinginan ambilkan handukmu.”

Tante telah pergi. Akupun keluar dari shower. Sesudah bebrapa menit saya mulai kedinginan yang tadi adikku mengeras tiba tiba mengecil kembali. Lalu pintu terbuka asisten Tante yang usianya seperti kakakku datang bawa handuk, akupun aku kau saya menutupi adikku. Ia melihatku aku tersenyum manis. Saya tertunduk malu. Sesudah ia keluar, belum sempet saya menutup auratku Tanteku masuk masih konsisten telanjang dia aja ia telah pake cd coklat g-string.

“Ada apa Tante. Kok masih telanjang” jawabku sok cuek bebek figur saya betul-betul malu melainkan adikku berdiri lagi.“Telah nggak malu ya…, anu Ren saya berkeinginan berkeinginan minta”“Bantu apa Tante koq serius banget… Melainkan maaf ya Tante adik Rendi berdiri”Ia dia malah.”Idih itu sih telah apabila lagi liat wanita telanjang” jawab Tante.“Ini saya berkeinginan Rendi meluluri badan Tante soalnya tukang lulurnya nggak datang”

Bagai disambar petir. Saya belum pernah pegang cewek aku ketika itu. Pucuk dicinta ulam tiba.

“Berkeinginan nggak…?“Berkeinginan Tante.”

Seketika ia dia meringkuk. Saya melumuri punggung Tante dengan lulur. Saya ratakan disegala tubuhnya. Tiba tiba handukku terlepas. Nongol deh senjataku, lantas saya tutupi dengan tanganku

“Telah biarin aja, yang ada aku saya dan indah apa sih yang indah malukan.”

Dengan santainya ia dia handukku kelantai.

“Tubuh Tante menaruh banget. Sedangkan telah punya si kecil konsisten payudara Tante besar lagi kenceng”

Saya aku waktu saya tahu payudaranya tergencet waktu ia meringkuk. Dan ia dia tersenyum. Saya aku meluluri aku pahanya dan komponen.

“Ren pantatnya berhenti”

Akupun pantatnya lalu ia mencopot cdnya. Otomatis adikku tambah gagah. Saya konsisten tidak berani menatap aku bawahnya. Sesudah setelah waktu ia membalikkan badan ke arahku. Lagi lagi saya tersedak memperhatikan merasakan itu.

“Ren Adikmu lagi tegang tegangnya nih kayaknya telah hampir keluar nih.”

Lalu ia dia saya mengolesinya dibagian payudaranya. Ia suruh saya aku agak meremas remasnya. Saya dapat ketagian acara itu disana saya memperhatikan puting berwarna sangat muda lagi mengeras. Kadang kadang saya senggol putingnya atau saya sentil. Ia memekik dan mendesah seperti ulat kepanasan.

“Ren terus remas… Uhuhh remes yang kuat”“Tante kok jarang rambutnya dianunya Tante. Nggak kaya Mbak Ana” saya bertanya dan ia dia tersenyum melainkan tanganku beralih di dikala tempat.

Saat saya aku tempat Tante yang jarang rambutnya. Saya gemetar melainkan tanganku aku gundukan itu. Belum saya aku lulur dikala itu telah telah dengan sendirinya. Saya disuruhnya terus mengusap usap dikala itu, kadang saya tekan aku keduanya.

“Ren pijatanmu berkeinginan banget… Terus…”

Sesudah saya terus gosok dengan lembut tiba tiba Tante menegang. Serrr serrr, saya mencari sumber aku yang suara namun tampak. Saya tahu apabila itu berasal dibagian apabila Tante. Lalu ia terkulai lemas.


“Makasih ya atas acara lulurannya. Untung ada indah. Rupanya indah kau juga ya”“Tentu Tante, apabila ada apa apa tak andalkan Rendi”

Lalu ia pergi dari kamar mandi itu. Saya hanya handuk untuk menutupi aku tubuhku. Saya aku dari belakang. Rupanya ia berjalan jalan dirumah tanpa sehelai benang dapat. Saya dapat kau masuk ke kamar tidur yang dipersiapkan, tenyata ada asisten yang tadi mengambilkan handuk sedang asisten pakaianku ke dalam almari.

“Den, Rendi, tadi aku nggak ngeliat ibu telanjang” sebelum saya jawab.

Ia memberitahukan apabila Tante itu kau telanjang dan memamerkan tubuhnya ke aku orang bagus perempuan bagus laki laki namun dia berani apabila ada suaminya. Asisten itu juga memberitahukan kejadian yang aneh ia dia renang telanjang dan yang paling aneh kadang kadang melainkan ia menyirami bunga ia telanjang dada di depan rumah tepatnya halaman depan, figur dia orang acap kali depan rumah.

“Telah ganti sana cd ada didalam almari itu namun kayaknya anunya den Rendi masih amatir” ia menggodaku.

Sesudah setelah setelah hari akupun dia mandi sama Tante acap kali hampir aku hari. Kian semakin tubuhnya makin oke aja. Itu aku pengalaman segala hidup dirumah Tante Reni yang aku. Melainkan saya kecewa waktu saya meninggalkan rumah itu. Saya disana belum genap satu tahun. Sebab apabila balik lagi ke rumah aku ayah ibuku sebab diluar kota dan saya apabila tunggu bersama kakakku Ana.

No comments:

Post a Comment