Breaking

Thursday, June 6, 2019

Cerita Seks Ngentot Wanita Hamil Pada saat Cek USG


SUPERSEMAR88.BLOGSPOT.COM - Namaku Rendi, seorang ahli kandungan dokter di rumah sakit negeri di kota S*******G. Umurku 35 tahun tetapi saya belum nikah, jangan salah bukan sebab saya tak rupawan tetapi pacarku sedang menyesaikan S3 nya di amrik, makanya nungguin ia selesai dahulu. Tinggiku 180 cm sebab hobiku juga main basket, kulit putih , dan wajah yang bikin cewek pada ngiler. Dengan punya pacar bukan berarti saya ngga “ngobyek” dengan yang lain. Terus jelas saya punya sebagian affair dengan dokter wanita di sini atau si kecil kedokteran yang masih koass. Tentu yang saya pilih bukan sembarangan, sepatutnya lebih mudan dan menawan.

Sebenernya telah banyak yang mencoba menarik atiku tetapi sejauh ini saya belum berharap serius dan jikalau dapat saya manfaatin selama jauh dengan pacarku. Telah banyak yang saya banyak yang saya perdaya tetapi…ada satu orang yang membuatku benar-benar penasaran. Namanya Novi, umurnya sekitar 22 tahun, ia si kecil koas dari perguruan tinggi negeri dari kota yang sama. Kebetulan saya jadi residennya.

Wajahnya menawan dan tatapannya sejuk, ia juga berhijab lebar berbeda dengan si kecil lainnya, meskipun affairan saya malahan sebenernya ada juga yang berhijab, tetapi tak seperti ia. Tinggi semampai sekitar 165 cm, dengan tubuh yang padat tak kurus dan tak gemuk, layak seleraku. Hijabnya malahan tak kapabel menutupi lekukan dadanya, saya taksir jikalau tak 36B mungkin 36C. Tutur katanya yang lembut dan halus benar-benar membuatku mabuk. Apalagi ia benar-benar menjaga pergaulan. Kadang-kadang saya coba berupaya bicara dengannya tetapi ia elalu menundukkan wajahnya tiap-tiap bicara denganku. Ia malahan tak menyambut tangaku saat saya ajak untuk berjabat tangan. Kulit putihnya benar-benar halus saat saya coba perhatika di pipi dan ujung tangannya, tahi lalat di atas bibir kian menambah kesan manis darinya.

    Nov…kita makan bareng yuk, saya yang traktir. ujarku berupaya membujuk untuk dapat pergi bareng. Terima beri Dok…aku dengan sahabat-sahabat saja. Ujarnya halus. Jangan panggil Dok…panggil saja kak. “bagus Dok…eh…kak”. “tetapi terima beri tawarannya saya bareng sahabat saja…”, “jikalau seperti itu sekaligus ajak saja sahabat kau” separo mau ia berharap mendapatkan. “terima beri Dok..eh kak, nanti merepotkan, sahabat-temanku makannya banyak lho” sahut ia sambil konsisten menundukkan kepalanya. Dia lawakan ringan itu yang tak pernah saya temukan dari pacarku atau sahabat affair-ku. saya tersenyum kecil mendengar alasannya yang benar-benar lucu…humoris juga ia, “baiklah…mungkin lain kali” kataku

“oh ya, apabila ada apa-apa situasi sulit administrasi di sini atau situasi sulit kerjaan jangan sungkan bicara aja ya, nanti saya tolong” saya masih berupaya mencari celah.
“Terima kasi pak ehh..kak…aku pamit” sambil berlalu

AKu amati dari belakang, roknya yang juga lebar tak dapat menutupi lekukan bokongnya yang bergoyang meniru langkah kakinya..perfect…saya menggeleng.

Ia berbeda sekali dengan nita…si kecil koas 2 tahun lalu yang pernah saya perawani juga. Sama-sama berhijab walau tidak selebar ia. Nita malahan mulanya agak jual mahal…walau saya tau dari sistem melihatnya ia menyukai saya. Dengan sebagian rayuan walhasil saya dapat memerawani ia di sebuah hotel. Dia dengan paksaan dan benar-benar gampang. Affair kita berlalu dengan berakhirnya masa koas ia, juga sebab ia tahu saya punya affair juga dengan sahabatnya. Ia berbeda sekali, susah sekali menaklukannya. Dikala saya memperhatikan ia senantiasa saya lihat tiap-tiap geriknya, senyumnya, tawanya, senantiasa terbayang. Melainkan saya sedang melamun tiba-tiba dari arah belakangku ada yang memeluk dan terus menarikku.

“Ngelamun nih…” dengan bunyi yang diparaukan
“Mhh…Rasya…kau nih ganggu saja” sambil melepaskan pelukan ia.
“kau kini jarang ke ruangku lagi” rengeknya

    Rasya ini sesama dokter di sini, umurnya sekitar 27 tahun dan telah bersuami. Sayangnya suaminya berprofesi di lepas pantai sehingga jarang berjumpa dan memberikan nafkah bathin padanya. Memang saya acap kali ke ruangnya dahulu…sekadar bercinta dengan bumbu oral yang dapat membikin ia melayang. Tidak kami tak pernah hingga mengerjakan jauh sebab ia malahan tak berharap, ya akupun tak memaksa. Dia seluruh affairku senantiasa saya tiduri…yang penting ada penawaran rindu dan dapat memuaskanku walau tak hingga mengerjakan senggama.

“Saya sibuk Rasy…banyak yang melahirkan juga jadi residen” ujarku sambil membatasi pinggangnya
“tak ada waktu untuk saya?…sejenak saja…” lalu ia memagut bibirku dan berikutnya kamupun bercinta. Satu persatu saya buka kancing blousenya saya peroleh dua gunung kembar yang jarang dijamah pemiliknya. Saya cumbu dan ciumi dengan lembut. Tidak…sepintas saya ingat Novi lagi dan akupun menghentikan aktifitasku. “Kok stop…” Rasya pasti sedang mulai terstimulus. “Maaf Rasy…saya ga konsen banyak profesi…”.

“Ya telah…” ujarnay tersungut sambil mengancing kembali blousnya terus berlalu.

Tidak itu saya sedang menolong persalinan, sengaja saya panggil Novi untuk mendampingiku. Wajahnya berbahagia sekali sebab jarang mendapatkan peluang untuk mengantar dokter dikala persalinan seperti ini. Dia mungkin kan seluruh masuk, ya saya berdalih yang lain tunggu giliran. DIa berupaya menjadi asistenku dengan bagus, dikala memebrikan gunting saya sengaja pura-pura tak tahu meraba tangannya…tetapi seketika ia tarik. Gagal lagi upayaku…tetapi saya sudha berbahagia dengan memperhatikan wajahnya dari dekat selama persalinan itu. Sekeluar dari ruang bersalin “Terima beri ya kak…jarang ada peluang seperti itu…”. “Aku berharap saya bikin seperti itu…” sambilku melirik seorang ibu hamil yang kebetulan via. “yee…ga lah, makanya cepet cari istri sana…” sambil tersenyum dan berlalu. Saya terkejut…kok ia tau ya…


Tidak itu langin mendung dan gelap sekali. Hujan mulai turun rintik-rintik, saya mengasah FORTUNER ku ke luar ruang parkir. Saya memperhatikan Novi berlari keluar sambil menutupi kepalanya dengan ransel supaya tak terkena hujan. “peluang”…tin..tin..saya klakson ia. “Tidak pulang? bareng aja yuk…kayaknya berharap hujan besar nih” senantiasa saja saya cari peluang. “Terima beri kak…saya naik angkutan kota saja…telah awam kok” katanya. hujanpun makin deras

“bener lho…ga apa-apa kok saya antar kau sampe kos”
“Terima beri kak, ga sedap jikalau dipandang orang dapat jadi fitnah” mhh…gilaa…ini kian membuatku jatuh cinta sama ia, saya komitmen dalam hati, jikalau saja saya dapat temukan ia saya akan putuskan seluruh affairku, saya benar-benar jatuh cinta pada ia. Dia berapa lama hujan kian deras, malah saya susah memperhatikan jalan saking derasnya hujan. Dia saya tertidur jam 10 malam ini hujan masih juga belum stop.

Keesokan harinya, saya sepatutnya menolong persalinan lagi dan saya mencari Novi.

“Novi tak masuk hari ini dok” sahut Rinda sahabat sekampusnya sambil membedong bayi di ruang bayi
“Ia sakit? saya berharap meminta bantu tolong persalinan lagi” kataku
“Dia tau dok…aku tak bisa infonya” sahutnya sambil melihatku dengan sopan.

AKu lihat Rinda manis juga, berhijab lebar sama dengan Novi, walau tak secantik Novi, Rinda dapat juga dikatakan high quality. Tingginya paling cuma 155 atau 160 cm, tetapi tubuhnya proporsional. Dadanya tak hingga nampak betul lekukannya seperti Novi, kulitnya kuning bersih, kacamata yang ia kenakan kian membuatntya lebih nampak anggun. Saya pandangi semua tubuhnya, berbeda juga dengan Novi, ia tak sungkan untuk berbincang-bincang seketika dan melihatku, meskipun ia juga sama-sama menjaga pergaulan.

“Ya telah kau saja ya…tolong aku persalinan…”
ia tersenyum berbahagia “Terima beri dok…”

Keesokan harinya saya masih belum menemukan Novi. walhasil saya di tolong Rinda lagi “Aku tau nomor telepon atau kos Novi Rin..”

“Dia dok…kita beda kos…mengapa gitu?”
“mhh..atau dokter…hihihi…menyukai sama ia ya” sahutnya sambil tersenyum
“tak…hanya ia itu cekatan dan terampil…makanya aku menyukai sekali jikalau diasisteni ia…lagian juga ia ngga akan berharap sama saya ini”
“Iya dok…banyak yang sudha berharap khitbah ia..tetapi ia tak berharap…ia berharap selesaikan dahulu kuliahnya…ia itu bagus dan menawan lagi” sambil meniru langkahku di ruang persalinan
“Aku juga menawan…” saya mulai mengeluarkan racunku, jikalau ga dapet yang nilai 9 ya minimal 7 atau 8 juga tak apa-apa. Yang penting saya pengen sekali dapat memerawani wanita berhijab lebar ini. Lazimnya setauku mereka senantiasa menjaga diri dan pergaulannya. Tantangan tersendiri untuk saya.

Rinda tak menjawab, cuma tersenyum sambil menunduk.

Hari keempat baru kulihat Novi datang, melainkan tidak seperti umumnya. Dikala Novi senantiasa ceria, kali ini tak. Wajahnya murung dan tatapannya kosong. Kulihat sahabat-sahabatnya berupaya bertanya dan berkumpul di sekitarnya. Entah apa yang mereka diskusikan sekali-sekali Novi tersenyum walau getir.

Melainkan rehat ku coba dekati. “Aku sakit Nov?”
“Nggak kak” lemah sekali bicaranya
“Dikala kau murung, ada situasi sulit?”

“ah nggak kok” Novi mencoba tersenyum walau saya lihat tak dapat menutupi kemurungannya. “Ngga ada situasi sulit hanya agak kurang sehat aja, maaf aku berharap makan dahulu kak” sambil berlalu meninggalkanku.
“Ya telah jikalau kau ngga apa-apa, jikalau kau butuh bantuan jangan ragu meminta bantu ke saya ya”
“iya kak, terima beri”

Esokan hari-nya hari jum’at, saya berencana pulang agak kencang. Maksudku, saya berharap tidur dahulu sebelum agak malam nanti saya bangun dan pergi clubbing di club tenar di kota ini. Indah saya sedang membereskan buku dan berkas yang saya masukkan ke ransel, tiba-tiba pintu kantorku di ketuk, “Silahkan masuk”.

“Maaf, apa aku mengganggu kakak…” saya lihat sesosok wanita dengan kemeja pink berbalutkan blazer putik khas dokter, hijab pink dan rok putih. Tidak sekali ia nampak. Wajahnya sambil agak menunduk walau ia coba beranikan diri memperhatikan wajahku.
“Ada apa Nov, tak menggnggu kok, aku sedang membereskan berkas” ujarku santai. “Ada yang dapat aku tolong?”
“Kakak satu hari setelah hari ini ada acara?”

 AKu tersentak, tumben sekali ia bicara ini. “Dia…tak…ada apa? satu hari setelah hari ini saya bebas kok” Saya melupakan janjiku untuk berjumpa Dian, passienku yang pernah saya bantu persalinannya. Ia hamil oleh pacarnya, tetapi kemudian pacarnya pergi tak bertanggung jawab. Lazimnya saya yang menolongnya relasi kamipun dekat, dan tak perlu dibuktikan rinci apa yang kami lakukan, sebab bukan inti dari cerita ini, yang pasti kami lakukan dengan aman.

“Aku berharap meminta bantu, satu hari setelah hari ini saya berharap pindah kos, apa kakak dapat tolong bawakan barang”
“Oh…tentu, jam berapa?”
“AKu tunggu di kos ku ya kak, jam 9, sini domisilinya aku tuliskan dahulu” Novipun menuliskan domisili pada secarik kertas di atas mejaku, saya terus memandanginya tanpa berkedip. perfect girl.
“Terima beri kak, maaf sekali aku telah merepotkan” sambi memberikan kertas kepadaku, sedikit bandel saya pura-pura tak sengaja meraba tangannya. lembut sekali dan…tidak seperti umumnya ia menarik tangannya, kali ini ia mengizinkan tanganku meraba tangannya.

Novi malahan berlalu sambil meninggalkan gerak pinggul yang benar-benar menarik, “saya sepatutnya memilikinya”. Saya segara batalkan seluruh rencana dan janjiku, saya seketika tidur dan tak tabah menunggu datangnya esok. Melainkan pertama kali berdua dengan ia.

Esokan harinya saya datang pas waktu di domisili yang telah diberikannya. Sebuah rumah kos yang cukup besar walau agak tua, bangunan inti pemilik rumah ada di depan, meski komponen depannya gedung baru berlantai 2 dengan pola bangunan khas daerah kos. Saya lihat sebagian orang berkumpul dihalaman depan juga Novi dengan mengenakan hijab putih, kemej biru dan rok panjang biru donker.

“Dikala pindah nduk…meskipun ibu seneng kau di sini, kau menyukai bantuin ibu” kata seorang wanita berumur lebih dari setengah baya.
“iya bu…saya berharap cari suasana lain aja, agar saya dapat hening bikin laporan”
“Aku kak Novi ngga ada, jikalau diantara kita ada yang sakit siapa yang bantuin” seorang wanita muda yang saya terka masih maha siswa juga menimpali.

Novi tersenyum sambil mengacak-acak rambut sahabat kosnya itu “kau boleh kok main ke sana”. “Bu, kenalkan ini dokter Budi, yang bantuin aku pindahan” sambil mengenalkan saya, tanpa sedikitpun mengenalkan saya pada seorang pria tua yang ada di sebelah ibu kosnya itu. Sama sekali wajahnya tak berteman.

“Oala saya kaprah bojo mu nduk…gantenge…” ku tersenyum dalam hati memperdengarkan ucapan ibu kosnya itu
“ah ibu dapat aja…” Novi tersipu. Saya mau itu menjadi riil, dan tak cuma menjadi pacarnya tetapi saya dapat mengambil semuanya dari ia.

Aku sahabatnya berupaya menolong memasukkan kardus ke dalam fortunerku, tak lama cuma 1 jam seluruh barang telah dimasukkan.

Kami malahan seketika pamit, pertama kali ia duduk bersebelahan denganku. AKu menancap gas stelah sebelumnya melambaikan tangan dahulu pada ibu kos itu dan sahabat-sahabatnya, wajah pria tua yang saya kaprah ialah suami dari ibu kos itu masih konsisten tak berteman. Mataku coba melirik bandel padanya, tatapannya kosong memperhatikan panorama di sekitar jendela. Lekukan dadanya seperti itu menonjol dan close up di hadapanku, nafasnya naik turun kian membusungkan dadanya yang tertutup hijab putihnya.

Rok biru donkernya berbahan lembut, sehingga mudah jatuh, saya lihat komponen tengah rok antara kedua pahanya jatuh ke paha sehingga menonjolkan wujud pahanya yang level dan penuh. Novi masih merasakan panorama sisi jalan dan tak sadar jikalau saya mengamati tubuhnya. Saya mengasah kendaraan beroda empat menuju domisili yang telah ia beritahukan sebelumnya.

Di perumahan itu, rumah type 21 yang ia tempati. Luas tanahnya masih benar-benar luas belum termaksimalkan. Sisi kanan kiri rumah masih kosong dan membikin jarak dengan rumah disampingnya. Saya malahan seketika menolong menurunkan barang dan membereskan barang di rumah hal yang demikian, cuma berdua. saya pandangi wajahnya, amati setiap lekuk tubuhnya yang membikin penisku tagang.

Tidak itu saya mandi di rumah kontrakannya, saya tak pernah lupa membawa alat mandi di mobilku. seperti itu juga Novi yang mandi sebelum saya, meninggalkan bau sepatutnya menyengat di kamar mandi.

“Kak, makan malam di sini saja ya, telah saya masakkan” tawarnya
“Seluruh lah, pasti masakannya sedap sekali” timpalku, meskipun saya masih berharap berlama-lama dengan ia

Selepas makan malam kami malahan bercengkrama. Aku barang sudah kami rapihkan bersama, hari itu saya habiskan waktu bersama. “Dia selesai juga ya Nov, capek juga ya
” sahutku mencoba mencairkan suasana, sambil duduk di sebelahnya yang sedang mengupaskan mangga untukku. Novi tersenyum manis sekali, “Iya kak, kakak capek ya, berharap saya suapin manggana?”

saya terkejut dengan tawarannya saya berupaya hening “boleh”

Ia malahan memberikan mangga yang ada ditangannya, dengan bandel saya coba melahap mangga hingga ke jarinya, sehingga bibirku meraba jarinya. Ia tarik jarinya dari mulutku perlahan sekali, sembil tersenyum. “oh god…sweet” ujarku dalam hati. “Mangganya manis…apalagi sambil lihat kau” saya memancing. Novi cuma tersenyum, “berharap lagi?” tawarnya, akupun mengangguk. Suapan kedua ini jarinya lebih lama berada di dalam mulutku. Sengaja tak saya lepaskan dan si empunya jari lentik itu tak keberatan, ia cuma membisu menunggu.

Sekarang kiriku meraba tangan kanannya itu lembut, ia tak menolak. saya tempatkan telapak tangannya yang lembut di pipiku, sambil menatap wajahnya. Wajahnya bersemu merah. Mata kami saling menatap, wajah kami kian mendekat…dekat dan dekat…sehingga saya rasakan napasnya menentuh wajahku. Sekarang kananku meraih dagunya yang lembut seolah tak ada tulang di dagunya itu. sedikit saya tarik dagunya sehingga bibirnya terbuka, sengal napasnya dapat saya rasakan.

Sesudah mungkin rasanya seorang wanita yang pertama kali mengerjakan kissing, wanita yang selama ini berupaya menjaga kehormatannya dan tak pernah diraba siapa saja sebelumnya. Matanya terkatup, menawan sekali ia malam ini. Akupun mendekatkan bibirku dengan bibirnya, saya pagut lembut…ia tak membalas juga tak menolak. Kembai saya pagut bibirnya, lembut dan manis kurasakan. ku pagut bibir ats dan bawahnya bergantian.

Aku ini ia mulai merespons, ia membalas pagutantu dengan memagut bibirku juga, berair dan cantik. Pagutan kami kian liar, saya pindahkan kedua tanganku disamping wajahnya dengan posisi jari jempol melekat ke pipinya yang lembut. Keempat jariku berada di bawah alat pendengarannya yang masih tertutup hijab. saya kian menarik wajahnya mendekatiku, kecupanku kian liar yang saya yakin membangkitkan gairahnya. “mhh…ummm….aummmmm…” bergantian kami mengecupi bibir kami. Melainkan tangan kiriku melingkari leher sampai kepundak belakangnya, meski tangan kananku menyusup lewat bawah hijab putihnya yang lebar kemudian mencari gundukan lembut pas di dadanya.

Sekarang kananku meraba sebongkah gundukan lembut yang masih tertutup bra. “Mhh…payudara yang snagat cantik” tangan kananku malahan mulai meremas lembut payudara itu. “ehhhmmm…mhhmhh…mmhhhhh” Novi terkejut dan mendesah sambil konsisten berpagutan dengan bibirku. Sekiatr 2 menit meremas remas dada kirinya, tangan kananku mencoba mencari kancing kemejanya.

Dan ku buka satu demi satu sampai meninggalkan sebagian kancing komponen bawah yang konsisten terpasang. Sekarang kananku lebih aktif lgi masuk ke dalam kemejanya, benar saj, gundukan itu benar-benar lembut, saat kulit tanganku bersentuhan dengan kulit payudaranya yang halus sekali. tanganku menyusup didampingi bra dan payudaranya, meremas lembut dan terkadang memilin putingnya yang kecil dan menonjol telah mengeras. “mhhh…ummmmm,….aahhh,…mmhh…..m mmm….mmmmphh….” mulutny atreus meracau mencoba merasakan tiap-tiap remasanku, matanya masih saja terpejam seolah ia tak berharap memperhatikan kejadian ini atau ia sedang berupaya benar-benar meresapi stimulasi yang saya buat.

AKu tarik pundaknya sehingga tubuhnya berbaring ke samping kiriku, dan saya malahan menarik bibirku dari bibirnya dengan sedikit bunyi ciuman yang membuktikan dua bibir yang telah lengket dan susah dilepaskan. “mhuachh…aahhh” wajahnya memerah dan matanya masih terpejam, menawan sekali. Melainkan tangan kananku mengangkat hijabnya ke atas, memberikan ruang supaya kepalaku dapat masuk kedalamnya.

Aku mengecup bau harum dari keringatnya yang mulai mengalir. Dalam keremangan saya milihat leher levelnya yang putih dan halus, tanpa mengizinkan waktu berlalu saya seketika menciumnya lembut dan kecupanku kian ganas di lehernya “aahhh….eengg…ehhhh…aahhh….aaa hhh….” mulutnya tidak stop meracau. Sekarang kananya meraih belakang kepalaku dan menekankan kepalaku supaya kian melekat di lehernya, meski tangan kirinya mendekap punggungku. Untungnya jarang rumah ini dengan rumah sebelah lumayan jauh, sehingga desahan kami tak terdengar oleh rumah sebelah. Saya tak lupa meninggalkan cupang di lehernya, lalu ciumanku malahan turun ke dadanya. Sekarang kananku mencari sesuatu di balik punggungnya, ya kait bra.

Sekarang saya temukan seketika saya lepaskan. Terlepaslah bra yang selama ini menutupi keduap payudara cantik itu supaya tak meloncat keluar. lalu tangan kananku menarik bra agak ke atas ke leher Novi, sehingga terpampang dua gunung kembar yang benar-benar memukau. Benar saja 36C. Saya mulai mengecup payudara kanan novi, saya lakukan masih di dalam hijabnya, dan akupun tak melepas seluruh kancing kemejanya, sehingga tak seluruh komponen tubuhnya nampak. Aku, itu membikin sensasi asmara kian terasa, tangan kananku sibuk meremas payudar akananya yang dikala ini sudha tak berpenutup lagi. “aaahhhh…kaaakk….ahhh…..mhhh…k ak…..aduuhh…..mhh….. ” Novi tak kuat membendung stimulasi ini, kepalanya menggeleng ke samping kanan dan kiri, tangan kanannya kian kuat membekap wajahku ke arah dadanya.

Melainkan tangan kananku melepas remasan di dadanya, mulai turun ke bawah, meraba kakinya yang masih ber t-shirt kaki. tangan kananku menarik roknya menelusuri betis yang tertutup t-shirt kaki panjang hampir selutut, sesudah itu tanganku menemukan kulit halus yang putih. Sekarang kananku menelusuri paha kirinya dan membikin roknya terangkat sebatas perut. tangan kananku membelai-belai paha kirinya dan ciumanku kini telah mendarat di payudara kirinya. “ahhh…kaaaakkk….kakaaa….kk…ahh …”, napas Novi kian tersengal-sengal, saya tak lupa meninggalkan cupang juga di payudara kirinya yang benar-benar lembut. Penisku kian tegang.

Lalu saya tarik wajahku dari dadanya, saya duduk di samping tubuhnya yang berbaring. Bulir peluh mulai membasahi wajahnya yang putih, napasnya tersengal, matany amasih terpejam, bibirnya terbuka sedikit. Rok komponen kiri telah terangkat hingga ke perut, menyisakan panorama paha putih level nan cantik, melainkan betisnya tertutup t-shirt kaki yang cukup panjang. Sekarang kananku masuk ke bawah kedua lututnya, tangan kiriku masuk ke dalam lehernya, saya malahan memagutnya lagi dan ia faham apa yang saya maksud. Ia kalungkan kedua tangannya ke belakang kepalaku. “Jangan di sini ya sayang…kita masuk saja ke dalam…” ujarku sambil mengangkatnya, birbir kami tidak henti berpagutan. Lalu saya rbahkan tubuhnya ke kasur busa tanpa dipan khas milik si kecil kos. napasnya terus tersengal, kedua tangannya meremas kain sprei kasurnya itu.

Melainkan saya berada di kedua kakinya, saya coba tarik roknya hingga sebatas perut dan saya kangkangkan kakinya. Ciumanku mendarat di komponen bawah perut, “eenngg…ahhh…” saya tau ia merasa geli dan terstimulus hebat, sambil kedua tanganku mencoba menurunkan celana dalamnya. Gerak tubuhnya malahan tak membuktikan penolakan, malah ia agak mengangkat bokongnya saat tangan ku mencoba melepas celana dalamnya sehingga gampang via komponen pantan dan tak berapa lama terlepas telah celana penutup itu. Tahan muda berwarna pink yang benar-benar cantik, ditumbuhi bulu halus yang rapih tercukup. Baunya malahan benar-benar wangi.

Tidak saya tak berharap buru-buru, saya berharap Novi membiasakan suasananya dahulu. ciumanku jatuh ke pahanya, ke komponen peka paha belakang sambil mengangkat kakinya ke atas. lalu pada sat yang pas saya mulai turunkan ciumanku di antara selangkangannya. “kaakk…ahh…”, saya mencoba menjilati komponen luar vaginanya dari bawah ke atas, Miss V itu mulai lembab dan berair. Lalu saya renggangkan lebih luas lagi kakinya, dan saya sibak labia mayoda dan labia minora vaginanya, saya peroleh lubang ke wanitaan yang masih sempit melainkan berwarna merah seakan bekas luka atau lecet.

AKu tak mempedulukan, sebab saya memperhatikan cairan jernih meleleh dari dalam lubang kewanitaan Novi, lalu saya jilati dan lidahku malahan bandel mencoba masuk ke dalam lubang kewnitaan itu, terus mencari dan mencari…lalu kecupanku pindah ke atas menemukan benjolan kecil pas di bawah garis Miss V atas, saya gigit-gigit kecil, saya kecup saya sedot, tak tertinggal tangan kananku mencoba sedikit demi sedikit masuk ke vaginanya. “aahhhhh…uuhhh….mhh….phhh…ahhh …akakak…aahh..kakak… aduuhh…aaahhh…ahhh…” kepalanya bergeleng tak teratur ke kanan dan kekiri, kedua tangannya kian kuat menggenggam sprei yang dikenakan pada kasur busa hal yang demikian. ciumanku kian kuat dan ganas, cairan kewanitaan kian deras keluar dari lubang kewanitaan Novi.

secara bergantian lidahku menstimulasi lubang Miss V dan clitoris, dan tangan kananku malahan tak tinggal ia. Setiap lidahku sedang menstimulasi klitoris karenanya jari tangan kananku berupaya meransang pubang Miss V, juga saat lidahku bermain-main dan mencoba masuk lebih dalam ke lubang Miss V, jempol tanganku merangang dengan menggesek dan menekan-nekan clitoris Novi. “aaahhh….aaaaa…uuuu…enhhhh…eee mmm…ahh…aaaa….” Sekarang kananya kini meremas-remas rambutku dan menekan kepalaku supaya lebih dalam lagi mengeksplorasi vaginanya.

sekitar 15 menit saya mengekplor vaginanya, ia menjambak rambutku dan kemudian mendorongku. Sebagian posisi kami sama-sama duduk, napasnya tersengal-sengal tetapi kini ia berana membuka matanya menatapku, peluh berderai dari tubh kami. Tiba-tiba bibirnya seketika menyerbu bibirku, kecupan kali ini benar-benar liar sekali-sekali gigi kami bertarung, lidah kami saliang bertukar air liur, lidahku coba masuk ke rongga mulutnya, menjilati dinding-dinding mulutnya. AKu benar-benar terkejut saat tangannya menarik kaosku ke atas, via mulut kami yang tengah bertarung, kemudian kecupannya turun ke leherku dan ke dadaku. Tanganya tak stop hingga di situ, ia mulai membuka ikat pinggang celanaku, dikala bibirnya masih menciumi dadaku, tangannya menurunkan celanaku dan kemudian celana dalamku.

Penisku yang diameternya 6 cm dan panjangnya hampir 20 cm mengacung tegak, sekarang tangan kananya menggengam penisku, saya malahan berdiri dan sekarang wajah ayunya berada di depan penisku cuma sebagian senti saja. ku lihat ia menelan air liur, apa mungkin ia terkejut dengan ukuran ini atau mungkin ia masih ragu mengerjakan ini. Saya pegang kepalanya yang masih mengaplikasikan hijab putih yang mulai kusut. kudekatkan penisku dengan bibirnya, bibirnya masih terkatup saat ujung penisku melekat pada bibirnya, mungkin ia masih linglung apa yang dilaksanakannya.

“Kulum sayang…ciumi sayang…ayo…” lalu ia buka bibirnya sedikit dan mengecup ujung penisku, kaku, tetapi memunculkan sensasi yang dahsyat, kecuali sebab bibirnya yang lembut, hangat dan berair meraba ujung penisku, memperhatikan seorang wanita yang masih berpakaian komplit dengan hijabnya itu hal yang belum pernah saya rasakan sebelumnya. “cuup..mppuhmm..uhhmm…” bibirnya berkali-kali mengulum ujung penisku, sedikit-demi sedikit kulumannya kian masuk. AKu lihat ia masih kaku dan belum lihat mengerjakan itu, tetapi bagiku sensasi luar awam. “mhhh…aauuuummm…uummhh”

walhasil mulutnya berani memasukkan penisku, walau tak hingga masuk seluruh, sebab penisku terlalu panjang dan itu akan menyakitkannya. “shh…ahh…terus Vi…keluar masukin…” Novipun meniru perintahku ia memaju mundurkan kepalanya. “aahh…sayang…terus”…”mhh..uhmm hh..cuuupp..muuh” Novi terus mengerjakan aktifitasnya. cuma 5 menit lalu ia stop, “Kak…Novi ngga bendung…” diapun menarik tubuhku dan saya sekarang sama-sama duduk berhadapan. Saya tahun, ia dalam keadaan puncak, ia tak bisa lagi membendung birahinya, akupun merebahkannya dan menindihnya.

Aku regangkan kedua kakinya. Novi menonjol pasrah ia memandangiku dan mengamati penisku yang pas dihadapan vaginanya. Saya lupa sesuatu, seketika ku raih celanaku yang tercecer di samping dan mengambil sesuatu di dompet. Ya, saya selalus edia kondom di dompet sesudah ku buka dan akan kupasangkan, Novi menampik tanganku “ngga usah pake itu kak…saya berharap jadi milik kakak seutuhnya” saya tersentak dengan ucapannya “Aku yakin Nov?” Novi mengangguk.

Melainkan kuarahkan ujung penisku mendekati lubang kewanitaannya “Melainkan ya Vi…agak sakit…” Sekarang kananku menggenggam batang penis dan digesek-gesekkan pada clitoris dan bibir alat vital Novi, sampai Novi merintih-rintih kenikmatan dan badannya tersentak-sentak. Saya terus berupaya menekan senjataku ke dalam alat vital Novi yang memang telah benar-benar berair itu.

Pelahan-lahan kepala penisku menerobos masuk membelah bibir alat vital Novi. “Melainkan kaak…sakii..t” ia merintih sambi menggigit bibir bawahnya. Saya malahan menghentikan kegiatanku sementara, sambil menunggu saya maju mundurkan kepalpenisku ke bibir alat vitalnya agar bibir alat vitalnya mulai menyesuaikan. Matanya masih terpejam dan terus menggigit bibir bawahnya, napasnya tersengal. Sedikit demi sedikit saya masukkan kembali, perlahan tetapi pasti.

Dikala penisku masuk novi melengguh membendung sakit. Vaginanya masih sempit tetapi tanpa halangan penisku mulai masuk ke dalam. Dengan kasar Saya tiba-tiba menekan pantatku kuat-kuat ke depan sehingga pinggulku melekat ketat pada pinggul Novi. Dengan tidak kuasa membendung diri dan berteriak, mungkin sakit. Dari mulut Novi terdengar jeritan halus terbendung, “Aduuuh!.., ooooooohh.., aahh…sakii…t..kaak..”, disertai badannya yang tertekuk ke atas dan kedua tangan Novi mencengkeram dengan kuat pinggangku.

Aku dikala kemudian saya mulai menggoyangkan pinggulku, mula-mula pelan, kemudian makin lama kian kencang dan bergerak dengan kecepatan tinggi diantara kedua paha halus gadis ayu hal yang demikian. Novi berupaya membatasi lenganku, sementara tubuhnya bergetar dan terlonjak dengan hebat imbas dorongan dan tarikan penisku pada alat vitalnya, giginya bergemeletuk dan kepalanya menggeleng-geleng ke kiri kanan di atas meja. Novi mencoba memaksa kelopak matanya yang terasa berat untuk membukanya sejenak dan memperhatikan wajahku, dengan takjub. Novi berupaya bernapas dan …:” “kaa..kk…, aahh…, ooohh…, ssshh”, sementara saya hal yang demikian terus menyetubuhinya dengan ganas.

Novi sungguh tidak kuasa untuk tak merintih tiap-tiap kali Saya menggerakkan tubuhku, pergesekan demi pergesekan di dinding liang vaginanya. Dikala kali saya menarik penisnya keluar, dan menekan masuk penisku ke dalam Miss V Novi, karenanya klitoris Novi terjepit pada batang penisku dan terdorong masuk kemudian tergesek-gesek dengan batang penisku yang berurat itu. Melainkan ini memunculkan suatu perasaan geli yang dahsyat, yang mengakibatkan semua badan Novi menggeliat dan terlonjak, hingga badannya tertekuk ke atas membendung sensasi kenikmatan yang tak bisa dilukiskan dengan kata-kata.

Sementara tanganku yang lain tak diizinkan menganggur, Tanganku merengkuh punggungnya yang melengkung membendung sedap, kemudian saya sibak hijabnya dan nampak dua payudara cantiknya yang masih bersembunyi dibalik kemeja yang sudah terbuka kancing komponen atasnya, branya malahan sudha tersingkap ke atas menambah sensualitas panorama dikala itu. Saya tarik punggungnya sehingga maskin melengkung ke atas, saya malahan terus bermain-main pada komponen dada Novi dan Aku dan kanag menggigit kedua payudara Novi secara bergantian. Aku berupaya menggerakkan pinggulnya, akan tapi paha, pantat dan kakinya mati rasa. Tidak dia mencoba berupaya membuatku seketika menempuh klimaks dengan memutar pantatnya, menjepitkan pahanya, akan tapi saya terus menyetubuhinya dan tak juga menempuh klimaks.

Aku memiringkan kepalanya, dan terdengar erangan panjang keluar dari mulutnya yang imut, “Ooooh…, ooooooh…, aahhmm…, ssstthh!”. Gadis ayu itu Aku erat mendekap kepalaku supaya kian rekat dengan payudaranya, saya tahu pelukan itu ialah penyaluran dari rasa sedap dan klimaks yang mungkin sejenak lagi ia rasakan. Kedua pahanya mengejang serta menjepit dengan cepat, menekuk ibu jari kakinya, mengizinkan pantatnya naik-turun berkali-kali, keseluruhan badannya berkelonjotan, menjerit serak dan…, walhasil larut dalam orgasme sempurna yang dengan dahsyat melandanya, dicontoh dengan suatu kekosongan melanda dirinya dan keseluruhan tubuhnya menikmati lemas seakan-akan semua tulangnya copot awut-awutan. Novi terkulai lemas tidak berdaya di atas kasur dengan kedua tangannya terentang dan pahanya terkangkang lebar-lebar dimana penisku konsisten terjepit di dalam liang vaginanya. Aku lah pertama kali ia menikmati cantiknya orgasme.

Selama pelaksanaan orgasme yang dialami Novi ini berlangsung, memberikan suatu kenikmatan yang hebat yang dinikmati olehku, dimana penisku yang masih terbenam dan terjepit di dalam liang Miss V Novi dan menikmati suatu sensasi luar awam, batang penisku serasa terbalutkan dengan keras oleh sesuatu yang lembut licin yang terasa mengurut-urut seluruha penisku, lebih-lebih-lebih pada komponen kepala penisku tiap-tiap terjadi kontraksi pada dinding Miss V Novi, yang diakhiri dengan siraman cairan panas. Perasaanku seakan-akan menggila memperhatikan Novi yang seperti itu menawan dan ayu itu tergelatak pasrah tidak berdaya di hadapannya dengan kedua paha yang halus mulus terkangkang dan bibir alat vital yang kuning langsat imut itu menjepit dengan ketat batang penisnku.

Dia hingga di situ, sebagian menit kemudian Saya membalik tubuh Novi yang sudah lemas itu sampai kini Novi separo berdiri tertelungkup di dipan dengan kaki terjurai ke lantai, sehingga posisi bokongnya menungging ke arahku. Saya berharap mengerjakan doggy style, tanganku sekarang lebih leluasa meremas-remas kedua buah payudara Novi yang sekarang menggantung ke bawah, tangunku menyusup via kemeja komponen bawah. Dengan kedua kaki separo tertekuk, secara pelan-lahan saya menggosok-gosok kepala penisku yang sudah licin oleh cairan pelumas yang keluar dari dalam Miss V Novi dan menempatkan kepala penisku pada bibir alat vital Novi dari belakang.

Dengan sedikit dorongan, kepala penisku hal yang demikian membelah dan terjepit dengan kuat oleh bibir-bibir alat vital Novi, novi melengguh agak cepat..”aahhgg….” saat penisku mulai menyeruak ke dalam vaginanya lagi. Kedua tanganku membatasi pinggul Novi dan mengangkatnya sedikit ke atas sehingga posisi komponen bawah badan Novi tak berlokasi pada dipan lagi, cuma kedua tangannya yang masih bergantung pada kasur. Kedua kaki Novi dihubungkan pada pahaku. Kutarik pinggul Novi ke arahku, bersamaan dengan menyokong bokongnya ke depan, sehingga disertai keluhan panjang yang keluar dari mulut Iffa, “Oooooooh…aahh…shhh…ahh….!”, penisku hal yang demikian terus menerobos masuk ke dalam liang vaginanya dan Saya terus menekan bokongnya sehingga perutnyaku melekat ketat pada bokong Novi yang separo terangkat. Saya memainkan pinggulnya maju mundur dengan kencang sambil mulutku mendesis-desis keenakan menikmati penisku terjepit dan tergesek-gesek di dalam lubang Miss V Novi yang ketat itu. “Ahh…ahhh…aahh…kak..a.duuu..hh …mhh…teruss…” mulutnya terus mengaduh, pertanda sedap tiada tara yang ia rasakan.

Tubuhny amaju mundur terdorong desakan penisku. Lazimnya komponen bokong lebih tinggi dari kepala sehingga kemejanya turn ke bawah menunjukkan pungguh mulus dan putih yang sebelumnya tak pernah dipandang siapa saja. Tangannya sambil terus meremas seprei dan merebahkan kepanaya di kasur. “shhh…ahh..kakk…aahh..aduuhh…k ak….” kian cepat teriakannya kian menampilkan jikalau ia akan menikmati klimaks untuk kedua kalinya. AKupun mempercepat doronganku. “terus..kak…ahh…jangan stop…ahh…kak,…” Novi meracau kian tak karuan. dan….diapun mendongakkan kepalanya ke atas disertai lengguhan panjang “aaaaaaa……….hhhhhh….” ia klimaks untuk kedua kalinya. AKu cabut penisku dari lubang vaginanya, saya lihat cairan jernih kian banyak meleleh dari vaginanya. Tubuhnya melemas dan lunglai saat saya lepaskan. Navasnya tersengal, baju dan hijabnya kusut tidak karuan. Aku membikin baju ia yang tak dilepas sama-sakeli menjadi berair. Aku ia memang wanita yang trampil merawat tubuhnya, malah keringatnya malahan sepatutnya sekali baunya.

Sekarang saya biarkan ia rehat sebagian menit sambil meresapi orgasme untuk keduakalinya. Kemudian Saya mengubah posisi permainan, dengan duduk di sisi daerah tidur dan Novi kutarik duduk menghadap sambil mengangkang pada pangkuanku. Saya menempatkan penisku pada bibir alat vital Novi yang menonjol pasrah dengan perlakuanku, Lalu saya menyokong sehingga kepala penisku masuk terjepit dalam liang kewanitaan Novi, meski tangan kiriku memeluk pinggul Novi dan menariknya merapat pada badanku, sehingga secara pelan-lahan tetapi pasti penisku menerobos masuk ke dalam alat vital Novi. Sekarang kananku memeluk punggung Novi dan menekannya rapat-rapat sampai sekarang badan Novi merekat pada badanku. Kepala Novi tertengadah ke atas, pasrah dengan matanya separo terkatup membendung kenikmatan yang melandanya sehingga dengan bebasnya mulutku dapat menggilas bibir Novi yang agak berair terbuka itu.

Dengan sisa kekuatannya Novi mulai mengasah dan terus menggoyang pinggulnya, memutar-mutar ke kiri dan ke kanan serta melingkar, sehingga penisku seakan mengaduk-aduk dalam vaginanya hingga terasa di perutnya. Lazimnya stamina yang sudha terkuras dengan dua klimaks yang didapatnya, goyangan Novis emakin melemah. Saya pindahkan kedua tanganku ke arah pinggannya dan tanganku mulai menolong mengangkat dan menyokong pinggul Novi supaya terus bergooyang. Saya ihat penisku muncul karam dibekap lubang vaginanya yang hangat. Rintihan tidak pernah stop keluar dari mulutnya. “shh…ah…sshhh…ahhh..” Goyangannya teratur, sesudah sekian lama dengan posisi itu, novi mulai bangkit lagi birahinya, dengan kekuatan sisa ia mulai menolong tangaku dengan menggerakkan pinggulnya lebih kencang lagi.

Kedua tangannya sekarang merangkul kepalaku dan membenamkannya ke kedua gunug kembarnya yang besar dan halus. Saya tahu ia akan mengalami klimaksnya yang ketiga. Saya kulum dan libas payudaranya, kepala novi menelentang menikmati sedap yang tiada tara atas stimulasi pada dua spot tersensitifnya.  berjeda kemudian, Novi merasaka sesuatu yang sejenak lagi akan kembali melandanya. Terus…, terus…, Novi tidak peduli lagi dengan gerakannya yang agak brutal maupun suaranya yang kadang-kadang memekik lirih membendung rasa yang luar awam itu. Dan saat klimaks itu datang lagi, Novi tidak peduli lagi, “Aaduuuh…, eeeehm..ahh…kaa..kk…aahhh…”, Novi memekik lirih sambil menjambak rambutku memeluknya dengan cepat itu. Dunia serasa berputar. Sekujur tubuhnya mengejang, terhentak-hentak di atas pangkuanku.


Kemudian kembaliku gendong dan meletakkan Novi di atas meja dengan bokong Novi berlokasi pada tepi dipan dan kasur, kedua kakinya terjulur ke lantai. Saya mengambil posisi diantara kedua paha Novi yang kutarik mengangkang, dan dengan tangan kananku memberi pengarahan penisku ke dalam lubang Miss V Novi yang sudah siap di depannya. Saya menyokong penisku masuk ke dalam dan menekan badannya. Desah napasnya mendengus-dengus seperti kuda liar, sementara goyangan pinggulnya malahan kian kencang dan kasar. Peluhnya telah penuh membasahi sekujur tubuhnya dan tubuh Novi yang tergolek lemas dan pasrah kepada apa yang akan saya lakukan.

Badan gadis itu terlonjak-lonjak meniru tekanan dan tarikan penisku. Novi benar-benar sudah KO dan dihasilkan benar-benar tak berdaya, cuma erangan-erangan halus yang keluar dari mulutnya disertai pandangan memelas sayu, kedua tangannya mencengkeram Sprei. Dan saya kini merasa sesuatu dorongan yang keras seakan-akan mendesak dari dalam penisku yang memunculkan perasaan geli pada ujung penisku. Saya mengeram panjang dengan bunyi terbendung, “Agh…, terus”, dan pinggulku menekan habis pada pinggul gadis yang sudah tak berdaya itu, sehingga buah pelirku melekat ketat dan batang penisku terbenam seluruhnya di dalam liang Miss V Novi.

Dengan suatu lenguhan panjang, “Sssh…, ooooh!”, sambil membikin gerakan-gerakan memutar bokongnya, saya menikmati denyutan-denyutan kenikmatan yang diakibatkan oleh krucil.netan air maninya ke dalam Miss V Novi. Ada kurang lebih lima detik saya tertelungkup di atas badan gadis ayu hal yang demikian, dengan semua tubuhku bergetar hebat dilanda kenikmatan orgasme yang dahsyat itu. Dan pada dikala yang berbarengan Novi yang sudah tergolek lemas tidak berdaya itu menikmati suatu krucil.netan hangat dari pancaran cairan kental hangat ku yang menyiram ke semua rongga vaginanya.

Saya memandangnya lemas dengan hijab dan baju yang telah nggak keruan formatnya lagi. saya memandangnya menunduk sedih sambil menangis. AKu faham, gadis seperti ia tak mungkin gampang untuk mengerjakan hal ini, tetapi kali ini saya benar-benar membuatnya tidak berdaya dan meniru nafsu duniawi. “Kak…” ia membuka perakapan ditengah tenang kami merasakan pertempuran yang baru saja selesai. “Ya sayang…” sambil ku peluk ia.
    “Kakak berharap tanggung jawab kan?”

“Kakak berharap menikahi Novi kan?” parau suaranya terdengar
Saya tersentak saya tidak mengira jikalau ia langsungmengatakan itu. Tidak saya benar-benar tak tega memperhatikan kondisinya yang telah menyerahkan semuanya kepadaku. Saya malahan berharap memilikinya dan mengakhiri seluruh kebiasan burukku. AKu bersepakat meninggalkan pacarku jikalau ia berharap menikah denganku, kenyataannya kini itu telah di depan mata.

“i..iya..Nov…kakak akan tanggung jawab…kakak akan menikahi kau” sahutku. Dalam wajah sedihnya kuliah bibirnya menyunggingkan sedikit senyum. Dan kamipun tertidur dengan saling memeluk seakan mau supaya pagi tidak seketika hadir.

No comments:

Post a Comment