Breaking

Wednesday, June 5, 2019

Cerita Seks Ngentot dengan Janda Semok Sampe Lemas


SUPERSEMAR88.BLOGSPOT.COM - Berawal dikala aku tiba diterminal bus di kota Bandung pukul 2 siang, meski bus Bandung – Jogja yang aku tumpangi baru berangkat 2 jam kemudian. Ketika sedang asyik membolak-balik Taboid Olahraga kesukaan aku, tiba-tiba seorang si kecil kecil berusia 4 tahunan terjatuh didepan aku, sontak tangan ku menarik si gadis kecil itu.”Makasih Dik, maklum si kecil kecil kerja nya lari-lari mulu” ungkap seorang wanita separo baya seraya mengumbar senyum manisnya. Melainkan walau hampir kepala tiga, Mbak Titin, demikian ia menyampaikan dirinya pada aku, masih keliatan seperti gadis muda yang lagi ranum-ranum nya…. dada gede (34B), bokong bahenol dibarengi pinggul seksi membikin ku terpaku sebentar memandanginya. “Maaf, boleh aku duduk disini” bunyi Mbak Titin dengan aksen sundanya yang khas memecah ‘keheningan’ aku “Ssii… silakan Mbak,” balas ku sambil menggeser bokong ku dibangku ruang tunggu bus antar kota di kota kembang itu. “Berkeinginan kemana mbak’”aku coba membuka diskusi. “Anu… aku the ingin ke jogja. Awam beli barang-barang buat dagang. 

Adik ingin kemana?” “Sama, jogja juga. Mbak sendiri?” pandangan ku melirik payudara nya yang belahan nya terang dari t-shirt lumayan ketat yang diaplikasikannya. “Ya, tetapi ada yeyen kok” katanya sambil menunjuk si kecil yang asik dengan mainannya. “Aku Andi Mbak” ucapku sambil mengulurkan tangan yang seketika disambutnya dengan ramah. “Kalo gitu aku manggilnya mas aja ya, lebih nikmat kedengarannya” ungkap si mbak dengan kembali mengumbar senyum manisnya. Mungkin sebab kecermatan jurusan kami sama, aku dan Mbak Titin pesat akrab, apalagi apa karna kebetulan ato gimana, kami bahkan duduk sebangku di bus yang memang pake formasi seat 2-2 itu. Dari ceritanya ku kenal kalo Mbak Titin janda muda yang ditinggal cerai suami semenjak 2 thn lalu. 

Untuk menyambung hidup ia berjualan baju dan perhiasan yang segala dibeli dari jogja. Katanya harga nya murah. Rencananya di Jogja 2-3 hari.. Pukul 4.30 petang, bus meninggalkan terminal hal yang demikian, sementara didalam bus kau bertiga asyik bercengkarama, layaknya Bapak-Ibu-Si, dan pesat akrab aku sengaja memangku si kecil Yeyen, sehingga Mbak Titin makin respek pada aku. Tidak terasa, waktu terus berjaan, suasana bus seperti itu tenang, dikala waktu menampakkan pukul 11 malam. Walaupun kecil Yeyen dan para penumpang lain bahkan telah terlelap dalam tidur. Tidak aku dan Mbak Titin masih asyik dalam obrolan kami, yang sekali-kali beraroma ha-hal ‘jorok’, apalagi dengan tawa genitnya Mbak Titin kadang-kadang mencubit mesra pinggang aku. 

Suasana makin menunjang karna kami duduk dibangku urutan 4 dari depan dan kebetulan lagi kursi didepan,belakang dan samping kami kosong segala. “Ehmm..mbak, boleh tanya ga nih, gimana dong jikalau pengen gituan kan dah 2 taon cerainya.” tanya ku sekenanya. “Iiihh, si mas pikiran nya..ya gimana lagi, palingan usaha sendiri… kalo ga,ya… ini,si Yeyen yang jadi target murka aku, apalagi kalo dah sampe di ubun-ubun.” jawabnya sambil tersipu malu. “Masa… Ga mungkin ga ada pria yang ga ingin sama mbak, mbak seksi, kayak masih gadis” saya coba mengeluarkan jurus permulaan. Tiba-tiba si yeyen yang tidur pulas dipangkuan Mbak Titin, nyaris terjatuh.. sontak tangan ku membendungnya dan tanpa sengaja tangan kami berjumpa.


Kami terdiam sambil berpandangan, sebentar kemudian tangan nya ku remas kecil dan Mbak Titin merespons sambil tersenyum. Tidak lama kemudian ia menyandarkan kepalanya di bahu ku, tetapi saya mencoba untuk hening, sebab ‘diantara’ kami masih ada si kecil yeyen yang lagi asik mimpi..ya memang ruang gerak kami terbatas malam itu. Cukup lama kami berpandangan, dan dibawah sorot lampu bus yang redup, ku beranikan mengecup lembut bibir seksi janda indah itu. “Ssshhh… ahhh… mas” erangnya, dikala lidah ku menjelang rongga mulutnya, sementara tangan ku, walau agak susah, karna yeyen tidur dipangkuan kami berdua, tetapi saya coba meremas lembut payudara seksi nan gede itu. “Terus mas… nikmat….. ouhhhh” tangan nya dimasukin aja mas, gak keliatan kok’” rengeknya manja. Adegan pagut dan remas antara kami berlangsung 20 menitan dan terhenti dikala yeyen terbangun… “Mama…, ngapain sama Om Andi” bunyi yeyen membikin kami lantas menyudahi ‘fore play’ ini dan terpaksa semuanya serba nanggung karna sesudah itu Yeyen malahan ga tidur lagi. “Oya, ntar di Jogja tinggal dimana Mbak” tanya ku. 

“Hotel Mas… Napa? Mas ingin nemenin kami…???” “Setelah, ntar sekaligus aku temenin belanjanya, biar mudah, ntar cari hotelnya disekitar malioboro aja.” Pukul 7 pagi walhasil kami tiba di terminal Giwangan, Jogja… dari terminal kami bertiga yang mirip Bapak-Ibu dan si kecil ini, nyambung bus kota dan nyampai dikawasan malioboro separo jam kemudian.. sesudah muter-muter, walhasil kami menerima hotel kamar standart dengan doble bed dikawasan liburan jogja itu. Tidak segala beres, si room boy yang mendampingi kami pamit. “Yeyen, ingin mandi atau seketika bobo chayank?” “Mandi aja, Ma… Oya, Om Andi nginep bareng kita ya..?” si yeyen kecil menanyaiku “Ya, biar mama ada temen ngobrolnya.” jawab Mbak Titin sambil ngajak Yeyen ke kamar mandi yang ada dalam kamar. Di dalam terbukti si mbak sudah melepas bajunya dan cuma melilitkan handuk di tubuh seksinya. Dengan posisi agak nungging, dengan telaten Mbak Yeyen menyabuni si Yeyen, dan sebab pintu kamar mandi yang terbuka, terlihat terang cd item yang membalut bokong seksi itu. 

Saya Mbak Titin sengaja memancing naluriku, sebab walau tau saya dapat ‘merasakan’ panorama hal yang demikian, pintu kamar mandi tak ditutup barang sedikitpun. Tidak lama kemudian, Yeyen yang sudah selesai mandi , berlari masuk ke dalam kamar.. “Gimana, Yeyen udah seger belom?” godaku sambil mengedipkan mata ke arah Mbak Titin “Seger Om…. Om ingin mandi??” Belum sempat ku jawab….. “Ya ntar Om Mandi mandinya bareng mama, kini yeyen bobo ya…” celetuk Mbak Titin sambil tersenyum genit kearah ku. Selagi Mbak Titin menidurkan buah hatinya, saya yang telah masuk ke kamar mandi melepas semua baju ku dan ‘mengurut-urut’ penis ku yang telah tegang dari tadi. Lagi asiknya swalayan sambil berangan-angan, Mbak Titin ngeloyor masuk kamar mandi. Pelan terkejut bukan kepalang.. “Udah gak tabah ya……” godanya sambil memandagi torpedo ku yang telah ‘on fire’ “Haa… aaa… Mbak…” suaraku agak terbata-bata mengamati Mbak Titin seketika melepas lilitan handuknya sampai terpampang payudara nya yang montok yang terbukti telah ga dibungkus BH lagi, tetapi penutup bawah nya masih utuh. Tanpa mempedulikan kebengongan ku, Mbak Titin seketika memelukku. “Jangan panggil Mbak dong.

Titin aja” rengeknya manja sambil melibas bibirku dan tangan kirinya dengan lembut mengelus-elus alat vital ku yang kian ‘on fire’. Pelan telah dirasuki nafsu biarahi seketika membalas pagutan Titin dengan tatkala ganasnya. Tidak jilatan erotis Mbak Heny turun ke leher, perut… sampai sampe dibatang alat vital ku. “Berpengalaman sekali ia ini…” pikirku. Jilatan yang disisipi sedotan, kuluman dibatang alat vital sampai buah pelir ku itu membuatku serasa terbang melayang-layang…. “Ohhhh… Titin… nikkk… mat… teruss… isepppp” desahku membendung nikmatnya permainan oral janda seksi ini sambil mengelus-elus rambutnya. 15 menit lamanya permainan dahsyat itu berlangsung sampai walhasil saya merasa sesuatu yang berharap keluar dari penis ku. “Akhh… hh… saya keulu..aaarrr…” erangku ditiru semprotan air mani ku dimulut Titin yang seketika melahap segala air mani ku persis seperti si kecil kecil yang melahap es paddle pop sambil tersenyum ke arahku.. 

Tidak suasana agak hening, saya menarik tangan Titin untuk berdiri, dan dalam posisi sejalan sambil memeluk erat tubuh sintal janda seksi ini, mulutku seketika melibas mulut Titin sambil meremas-remas bokongnya yang padat. Titin membalasnya dengan pagutan yang tatkala ganas sambil tangan nya mengenggam penisku yang masih layu dan mengurut-urutnya. Dan dengan buasnya saya mencium dan menyedot dari leher terus merambat sampai ke payudara nya yang padat berisi. “Oohhh.. Ndi…. ahhkkhh.” erangnya tatkala mulutku mulai bermain di ujung putingnya yang tegang dan berwarna cokelat kemerahan. Tanpa melepas lumatan pada mulut Titin, pelan saya mulai mengangkat tubuh sintal hal yang demikian dan mendudukannya diatas bak mandi serta membuka lebar-lebar pahanya yang putih mulus. Tanpa dikomando saya seketika berlutut, mendekatkan wajahku kebagian perut Titin dan menjilati yang membikin Titin menggelinjang bak cacing kepanasan. 

Jilatin ku terus merambat ke bibir organ intim wanita nya yang licin tanpa sehelai bulu bahkan. Sesaat kemudian lidahku menjilati sambil menikam-nusuk lubang organ intim wanita Titin, yang membuatnya mengerang histeris. “Ndi… telah…. Ndi… masukinn punyamu…. saya telah ga bendung…. ayo sayang…” pinta nya dengan napas memburu. Tidak lama kemudian saya berdiri dan mulai menggesek-gesekkan penis ku yang telah tegang dan mengeras dibibir organ intim wanita Titin yang seseksi si empunya. “Pelan…. say…. saya ga ta.. hann… nnn… masukin..” rengek Titin dengan wajah sayu membendung geora nafsunya. Tidak melainkan pasti penisku yang berukuran 17 cm, ku masukkan menerobos organ intim wanita Titin yang masih sempit walau telah berstatus janda itu. “Pelann… dong say.. telah 2 tahun saya gak maen..” pinta nya seraya memejamkan mata dan menggigit bibirnya sendiri dikala penisku mulai menerobos lorong sedap itu. Ku biarkan penis ku tertanam di organ intim wanita Titin dan memperbolehkan nya merasakan sensasi yang sudah dua tahun tidak ia rasakan. Tidak melainkan pasti saya mulai mengocok organ intim wanita janda muda ini dengan penis ku yang perkasa. 

Untuk memberikan sensasi yang luar umum, saya memompa organ intim wanita Titin dengan formasi 10:1, adalah 10 gerakan menikam separo organ intim wanita Titin yang diukuti dengan 1 gerakan full menikam sampai meraba dinding rahimnya. Gerakan ini ku sisipi dengan menggerakkan pantatku dengan memuter sehingga membikin Titin merasa organ intim wanita nya diubek, sungguh sedap yang tiada tara menonjol dari desisan-desisan yang disisipi kata-kata kumal keluar dari mulutnya.. “Ouggghh…. kontolmu nikmat say… entot Titin terus say… sedap” rintihnya sambil mengimbangi gerakanku dengan memaju-mundurkan bokongnya. Tiga puluh menit berlalu, Titin sepertinya akan menempuh orgasmenya yang pertama. 

Tangan nya dengan kuat mencengkram punggung ku seolah minta sodokan yang lebih dalam di vaginanya. Titin menganggkat pinggulnya tinggi-tinggi dan menggelinjang hebat, sementara saya kian pesat menghujam kan penisku di organ intim wanita Titin… “Ooouhhh…. aaahhhh…. hhh…” erang Titin dikala puncak kenikmatan itu ia temukan.. Stimulus Mbak Titin kubiarkan merasakan multi orgasme yang baru saja ia temukan. Tidak lama kemudian tubuh sintal Mbak Titin ku bopong berdiri dan kusandarkan membelakangi ku ke dinding kamar mandi. Sambil menciumi tengkuk komponen belakang nya, pelan tangan ku membelai dan mengelus paha mulus Mbak Titin sampai tangan ku meraba dan meremas alat vital nya dari belakang, membikin nafsu libidonya bangkit kembali. Setelah ini ku lakukan sampai saya persis berjongkok dibelakang Titin. Apalagi sesudah jilatan merambat naik ke organ intim wanita Mbak Titin dan mengobok-obok organ intim wanita yang kian menyemburkan bebauan khas.

Tidak cukup hingga disitu, wajahku ku dekatkan kebelahan bokong montok itu dan mulai mencium dan menjilati belahan itu sampai walhasil Mbak Titin seakan tersentak terkejut kala saya menjulurkan dan menjilati lubang dubur nya, sepertinya baru kali ini pantat seksi dan duburnya dijilati. “Ouhh…. aakhh… ssstt…. jorok say…. apa kau lakukan… jilat memek titin aja..” celotehnya . Sepuluh menit berlalu, saya kemudian berdiri dan menarik bokong montok nan seksi itu kebelakang dan penisku yang kian tegang itu ku gosok-gosokan disekitar dubur Titin… “Ouh… ca… kittt… say… jangan disitu, Titin lom pernah say…” rengeknya sambil membendung dikala pelan penisku menerobos masuk duburnya. Tidak sepenuhnya penisku tertelan dubur Titin, ku diamkan sebagian dikala untuk menyesuaikan diri seraya tangan ku meremas-remas kedua payudaranya yang menggantung menawan dan menciumi tengkuk sampai leher belakang dan hingga ke daun kuping nya. “Nikk… matt… say..” cuma itu yang keluar dari mulut seksi Titin. Merasa cukup, saya mulai memaju mundurkan penis ku secara pelan mengingat baru kali ini duburnya disantroni penis laki-laki. Tidak sebagian gerakan menonjol rasa sakit dan perih yang dirasakannya tadi telah berganti dengan rasa sedap tiada tara.

Tidak Mbak Titin mulai mengimbangi gerakan ku dengan goyangan dikala penis ku kian memompa duburnya, sambil tangan kananku mengobok-obok organ intim wanita nya yang nganggur. “Aahhh… ooohhh… laur umum say… sedap…” Desah Titin membendung nikmatnya permainan duniawi ini. 30 menit berlalu dan saya merasa puas mempermainkan dubur Mbak Titin, pelan ku tarik penisku dan memberi pengarahan nya secara pelan ke organ intim wanita, dan mengawali mengobok-obok organ intim wanita itu lagi. 20 menit kemudian saya merasa ada sesuatu yang akan keluar dari penisku, sampai saya kian mempercepat gerakan sodokan ku yang kian diimbangi Titin yang sepertinya juga akan menerima orgamasme keduanya. Diiringa lolongan panjang kami yang hampir berbarengan, secara berbarengan pula cairan hangat dan kental dari penisku dan organ intim wanita Titin berjumpa di lorong sedap Titin.. Nikmatnya tiada tara, sensasi yang tiada duanya.. 

Tidak lama bersela, saya menarik penisku dan mendekatkan nya ke mulut Mbak Tiitn yang seketika dijilatinya sampai sisa-sisa air mani yang masih ada dipenisku dijalatinya dengan rakus. “Tidak kusangka mas sehebat ini.. baru kali ini saya merasa sepuas ini. Badan kecil tetapi kekuatannya luar umum. Pelan ingin mas… saya ingin kau mas…” puji Mbak Titin padaku dengan pancaran wajah penuh kepuasan tiada tara… Sesaat kemudian kami saling membersihkan diri satu dengan lainnya, sambil tentunya sambil saling remas. Ketika keluar mandi terihat Yeyen masih terdidur pulas, sepuas mama nya yang baru saja ku ‘embat’. Tidak Yeyen bangun, kami bertiga jalan-jalan disekitar malioboro sampai malam. Pukul 9 malam kami tiba di hotel, melainkan kali ini sambil memandikan Yeyen, Mbak Titin tampaknya sekaligus mandi.. Ketika keluar kamar mandi tanpa sungkan wanita sunda ini melepas handuknya untuk berikutnya mengenakan daster tipis yang tadi baru kami beli dari salah satu kios di wilayah malioboro. 

“Mas.. mandi dahulu gih..” ungkapnya dikala saya mendekatkan diri dan mencium lembut bibirnya yang seketika disambutnya. “Iihh.. mama dan om Andi, ngapain..?” protes si kecil yeyen dikala kami sesaat berpagutan didepan meja hias yang tersedia di kamar hotel itu. Tidak saya selesai mandi, ku lihat Titin lagi ngeloni Yeyen, dan tampaknya kedua ibu-si kecil ini kecapean setalah jalan-jalan disekitar malioboro. Pelan ku biarkan Titin tidur dan saya gak ngantuk sama sekali mencoba mengisi waktu dengan menyaksikan live liga Inggris yang waktu itu kecermatan mempersembahkan big match .. Jam 12 malam lebih dikala tayangan bola rampung, pelan saya mendekati Titin dan mulai membelai-belai betis menawan janda muda itu dari balik daster tipisnya sampai nyampe pangkal pahanya. Kesudahannya tanganku mulai mengusap-usap organ intim wanita, Titin terbangun. Ku ajak ia pindah ke bed satunya, sambil ku lucuti daster tipis yang didalamnya tanpa beha hal yang demikian. 

Dengan cuma menerapkan CD tipis berwarna krem, tubuh bahenol itu ku bopong dan ku lentang kan di ranjang satunya, supaya kami lebih leluasa dan si Yeyen kecil dapat tidur hening. Sambil menindihnya, ku remas dan cium puting payudara putih dan montok itu. “Aahhh…. mas…” erangnya manja. Jilatan ku terus merambah merasakan inci per inci tubuh seksi itu sampai sampe di gundukan sedap tanpa sehelai rambut bahkan.. Hampir 20 menit lidah ku bermain dibagian sensitive itu, sampai walhasil.. “Ayo dong mas… cepeten masukin… dah ga bendung nih…” Tidak kusapukan penis ku di organ intim wanita imut itu. menonjol sekali Titin membendung nafas sambil memejamkan mata nya dengan sayu dan menggigit bibir bawahnya. Pelan burung ku masuk ‘sarang’.

Ku pertahankan posisi itu sebagian dikala, dan sesudah agak hening saya mulai menyodok pelan organ intim wanita yang kian berair itu. Erangan dan desahan sedap yang keluar dari mulut seksi janda sintal ini, membuktikan ia benar-benar merasakan permainan duniawi ini.. Tanpa malu ia mendesah, mengerang malah disisipi kata-kata kumal yang membangkitkan gairah.. Sementara di bed sebelahnya si kecil Yeyen masih tertidur pulas.. Titin, si Jada seksi yang lagi, ku garap seakan tak memperdulikan eksistensi putrinya si kecil, Yeyen.. 25 menit-an kami ‘bertempur’ dalam posisi konvensional itu, pelan ku angkat tubuh Mbak Titin sampai sekarang ia posisinya diatas. Posisi yang sedap, karna kecuali merasakan memek nya saya juga dapat dengan leluasa meremas, mengecup dan kadang-kadang mengulum payudara montok yang ber-ayun dengan menawan itu.. baru 15 menit,tiba-tiba tubuh Titin mengejang ditiru lenguhan panjang.. “Aaaacchh…. aauugghh… Ann.. ddii.. aakku.. kkeelluaa.. aa.. rr…” Tidak lama Titin menghempaskan tubuhnya di dada ku, seraya mulut kami berpagutan mesra.

5 menit lama nya ku biarkan ia merasakan orgasme nya. Pelan dikala, karna saya belum apa-apa, saya meminta Titin menungging karna saya pengen merasakan nya dengan posisi dogstyle.. Dalam posisi nungging keliatan terang bokong menawan janda kota kembang ini.. Tidak ku cium dan jilati belahan bokong seksi itu. Secara pelan jilatan ku sampe ke organ intim wanita mungilnya, Titin menggelinjang dan menggelengkan-gelengkan kepalanya membendung sedap.. disaat itu, tanpa kami sadari.. si kecil Yeyen bangun dan menghampiri kami. “Om Andi.. ngapain kecup bokong mama..” selidiknya sambil terus mendekat memandang memek mama nya yang ku lahap habis.. “Adek hening aja ya.. jangan ganggu Om Andi… Mama lagi maen dokter-dokteran dengan Om Andi.

Ntar mam ingin di cuntik .. Yeyen diem aja ya…” Titin coba menenangkan gadis kecil itu.. “Ehmm.,.. hayo Om… cuntik Mama Yeyen cekaaa.. lang Om.. dah ga bendung neh..” rengek Titin.. meskipun si Yeyen menonjol duduk manis dipinggiran bed satunya, siap menyaksikan adegan yang wajib belum layak ia saksikan.. Tidak penis ku yang telah on fire ku gosok-gosokkan dari lubang memek Titin sampai meraba duburnya, dari arah memek sampai lubang duburnya. Dan sebab tidak tega menyaksikan Titin kian meracau dan merengek meminta lantas di ’suntik’, secara pelan ku arahkan penis ku ke liang senggama nya yang licin oleh cairan organ intim wanita nya.. “Om, kok Mama Yeyen dicuntik pake burung Om..” protes si kecil yang belum ngerti apa-apa itu. 


“Aauhh… ahh….. lebih dalam Mass.. sss.. Ann.. dddi..” pinta Titin dalam erangan dan desahan sedap nya tanpa mempedulikan eksistensi Yeyen yang menonjol keder mengamati mama nya, antara kesakitan atau membendung sedap. 30 menit berlalu, saya merasa ada sesuatu yang akan keluar dari ujung penis ku. Bahkan lebih sedap, ku putar tubuh sintal janda kembang ini tanpa mencabut penis ku sampai kami kembali paad posisi konvesional. “Ti… tiiinn.. saya ingin keluar” erang ku mencoba membendung muntahan lahar sedap yang kian mendesak ini… “Ntar.. Masss.. ss.. tahann… kita bareng…” Erangnya dengan mata terpejam seraya menggigit kedua bibirnya membendung genjotan ku yang kian pesat di vaginanya.. Kedua tangan nya mencengkram punggung ku, dan dadanya diangkat membusung, semua badannya tegang mengencang, ditiru dengan lenguhan panjang kami berdua. 

“Aaaccchhh…. aaauuggghh…” Maniku dan mani nya walhasil berjumpa di lorong kenikmatan itu sementara bibir kami berpagut mesra dan tangan kanan ku meremas payudara nya yang mengecang dikala kami orgasme bareng tadi. Sambil merasakan sisa-sisa kenikmatan itu, kami masih berkecupan mesra sambil berpelukan mesra, sementara penisku masih ‘tertanam’ di memeknya. Sadar dari tadi Yeyen terus memandang kami, Titin dengan wajahnya yang penuh kepuasan sejati, mengedipkan matanya seraya mengamati ke arah Yeyen sambil tersenyum manis.. dan saya bahkan menghempaskan tubuh ku disampingnya, dan dikala penis ku akan ku cabut.. “Nggak usah Mas.. biarin aja dahulu di dalem..” rengeknya manja dan lantas ku hadiahi kecupan mesra di keningnya.. Tidak lama kemudian Yeyen mendekati kami yang baru saja permainan ranjang yang seperti itu dahsyat.. 

Hari selanjutnya selama Ibu dan si kecil ini di Jogja, kami terus melaksanakan relasi seks ini, dengan bermacam-macam jenis dan teknik yang lebih mesra.. malah kadang kami melaksanakan nya di kamar mandi dikala mandi..  kami tidak peduli lagi dengan eksistensi Yeyen. Titin juga tidak segan mengoral penis ku dihadapan Yeyen..  tahun baru lalu saya mendatangi nya di Bandung dan menginap selama se pekan lebih di rumah Janda seksi itu.. terhadap tetangga sekitar ia mengenalkan saya sebagai keponakan jauhnya.. Dan yang paling penting, kami menghabiskan waktu dengan bermain seks sepuasnya, apalagi si kecil Yeyen sudah ia titipkan ditempat orang tuanya di karawang, sedang selama saya disana, ia sengaja meliburkan asisten nya

No comments:

Post a Comment