Breaking

Thursday, May 9, 2019

Cerita Seks Tidur Sekamar Bahkan Diajak Ngentot Sama Tante


SUPERSEMAR88.BLOGSPOT.COM - Namaku William usiaku baru menginjak 17 tahun dan saya sejenak lagi akan duduk dibangku kuliah, saya akan menyebutkan pengalamanku ngentot dikala kehilangan keperjakaanku waktu masih duduk dibangku SMA kelas 2. Wajahku umum-umum aja ngak ada yang istimewa, tetapi saya mempunyai kelebihan mungkin agak luar umum dibandingi dengan orang kebanyakan yakni memiliki kontol yang lumayan besar lebih kurang 18 cm dengan diameter 4,5 cm. Walaupun waktu tidur adek kecil ku itu Hanya 6 cm.

Cerita perselingkuhan ini bermula dari adanya hajatan dirumah nenekku yang dari ibu, kebetulan adik ibuku menikah. Seluruh keluarga dari ibu bermalam dirumah nenek mulai dua hari sebelum pesta dilangsungkan. Rumah nenekku tak terlalu besar walaupun keluarga dari ibuku seluruh berjumlah 14 orang beserta si kecil-si kecilnya yang turut kerumah nenekku, seluruh datang sekeluarga cuma tanteku yang bernama Tante Lia datang sendiri sebab suaminya sedang tugas keluar kota dan belum memiliki si kecil. Tante Lia usianya sekitar 36 tahun wajahnya indah dan tubuhnya sedikit gemuk tetapi padat terawat maklum orang kaya.

Sebab dirumah udah penuh, karenanya tante Lia berharap menginap di losmen dekat rumah nenekku, saya menemaninya naik motor, kemudian tanteku memilih kamar VIP yang full AC, malam itu saya pulang dan bermalam dirumah nenekku.
Pagi harinya saya diperintah mengantarkan makanan ke tante Lia, saya pergi menemani seorang diri dan kebetulan tante lia baru bangun dari tidurnya.

“Masuk William..”katanya sambil membukakan pintu kamar nya
“Bagus tante”, jawabku sambil masuk dan meletakkan makanan diatas meja dalam kamarnya.
“Tante telat bangun nih… habis semaleman tante ngak dapat tidur… kayaknya losmen ini serem deh William, jadi tante agak takut jadinya..”, ia bercerita
“Eh… tunggu dahulu ya… tante berharap mandi dahulu trus berharap bonceng sama William ke Rumah Ibu, tante males berharap naik becak”, sambungnya.
“bagus tante..”, jawabku.


Tante Lia masuk kekamar mandi walaupun saya duduk di bangku yang tersedia di dalam kamar losmennya. Bunyi air mengguyur badannya kudengar, dan tiba-tiba otak kotorku berjalan dikala kulihat lobang kunci kamar mandinya. Saya berjalan perlahan-perlahan menuju kamarmandinya terus saya mengintip kedalam, kulihat tanteku lagi menyabuni semua tubuhnya dan saya terpana mengamati tubuhya yang mulus dengan buah dada yang besar dan kulihat lagi bulu vaginanya yang rapi, mungkin tante Lia rajin merawat dan mencukur bulu vaginanya, saya menelan air liur dan otomatis kontolku segera menegang.

Agak lama saya mengintip tante Lia mandi sambil nafasku ngos-ngosan ngak tahu mengapa hingga hasilnya tante Lia selesai saya kencang-kencang duduk kembali dikursi sambil pura pura SMS. Seolah-olah ngak terjadi apa-apa.

“Hayo SMS sama pacarnya ya ?” Tiba-tiba terdengar bunyi tante Lia didepan ku
“eh enggak tante…masih belum punya pacar “jawabku gugup, maklum orang bertingkah salah pasti pikirannya kalut
“William… kau keluar dahulu ya… tante berharap ganti pakaian trus kita berangkat, biar tante berharap makan dirumah ibu aja”, kata tanteku.
Saya keluar dari kamarnya dan menunggu diruang loby hingga hasilnya tanteku datang dan kami berdua berangkat kerumah nenek.

Malam harinya sekitar jam 9 malam tante lia meminta diantarkan ke losmen lagi, dan tante Lia cerita sama ibuku bahwa tante Lia agak ketakutan tidur sendiri di losmen. Ia minta saya untuk memandunya, dan ibuku memperbolehkannya, jadilah saya malam itu menginap di losmen memandu tante Lia. Berhubung daerah tidurnya single bed karenanya saya tidur dibawah.

Tante lia tiduran sambil mendapatkan telpon dari mas Agus suaminya, dari omongannya tante Lia cerita lagi dipandu saya sebab takut situasi losmen yang mengerikan ini menurutnya. Sekitar jam 11 malam saya bangun pingin pipis habis hawa AC membikin ku berharap pipis, saya pergi kekamar mandi dan malai pipis… serr… lega rasanya. Sesudah saya membasuk kontolku mataku tertuju pada celana dalam berwarna crem yang ada digantungan di kamar mandi.

Iseng saya mengontrolnya dan kuperiksa celana dalam itu, lalu sebab penasaran kucium celana dalam itu tepat dibagian yang menutupi lobang vaginanya, kuhirup bebauannya dan serr… darahku mengalir deras dan denyut jantungku deg-deggan segera aja saya horny dikala itu, kuulang ulang mengecup CD itu dan saya tambah horny saja. Kontolku tegak setegak-tegaknya.

Dalam pikiranku berkata, wah berarti tante Lia dikala ini tidur ngak pake CD dan dikala keluar dari kamar mandi mataku otomatis tertuju pada bawah pusar tante Lia yang dikala itu terlentang dengan dengkuran yang halus, tetapi tak bisa kulihat dengan terang sebab lampu kamar yang redup. Malam itu saya ngak dapat tidur, terbayang tubuh tante Lia yang lagi mandi juga terbayang Cdnya juga terbayang yang lain-lainnya dengan kontolku yang tegak ngak tidur-tidur… sialan… umpatku dalam hati.

Kulirik jam telah memperlihatkan pukul 2 dini hari, tetapi mataku ngak dapat terpejam, tiba-tiba saya dengar bunyi:
“Will… William.”
Saya pura-pura ngak mendengar.
“Williamo”, kali ini suaranya agak keras dan kayak orang gemetaran.
“Iya tante Lia ada apa?”, tanyaku sambil pura-pura lemas.
“Bantu William tante pinjam selimutnya, ngak tahu nih tante kedinginan..”, balasnya.
Saya bangun dan berjalan menghampirinya sambil menyerahkan selimut yang saya jadikan alas”, kau tidur diatas aja William disamping tante…”
“Iya tante…”, jawabku, namun dadaku tambah deg-degan, maklum otakku mulai ditumbuhi hal-hal porno.
“Sini selimutnya berduaan biar kau ngak kedinginan”, katanya, seperti kerbau dicucuk hidungnya saya nurut aja memepetkan badanku kedekat tante, maklum selimutnya kecil jadi untuk berdua patut mepet.

Tante Lia miring membelakangiku sedang saya masih terlentang, kudengar napasnya teratur dengan halus menggambarkan ia terlelap lagi, saya menghadap tanteku dan tidak sengaja kontolku meraba bokongnya, ada desiran aneh didarahku dan rasa hangat dikemaluanku, saya sengaja menyentuhkan kemaluanku di bokongnya dan rasa hangat itu kembali menjalar, kian kudekatkan dan kian melekat saya makin menikmati kehangatan itu, saya berhati-hati sekali takut tante Lia terbangun saya menyingkapkan daster komponen belakang tante Lia keatas, oww… tampak terang buah pinggulnya yang kembar sungguh-sungguh mulus, maklum belum punya si kecil, dan diantara dua belah bokongnya saya liat ada sebuah gundukan berambut dengan garis memanjang ditengahnya. Pikiranku makin tidak karuan dan kulihat penisku, kelihatan diujungnya mengeluarkan cairan jernih yang lincin segera kuoleskan keseluruh ujung kepala penisku.

Pelan saya sentuhkan penisku ke gundukan berambut milik tante Lia, “ohh…”, saya merintih pelan menikmati sensasi sentuhan penisku pada organ intim wanita tante Lia, kugerakkan sedikit pantatku untuk menekan organ intim wanita tante Lia, tetapi saya tak bendung membendung sesuatu yang hendak meledak keluar dari dalam penisku dan croot… croot… croooot… saya keluar… kupejamkan mataku untuk menikmatinya,
Kulihat spermaku banyak tumpah dibulu organ intim wanita dan paha bagiaan dalam tante lia, sebab takut tante Lia terbangun karenanya saya langsung tidur, dengan senyum penuh kepuasan.

“William…bangun udah jam 8 pagi”, sayup kudengar ada orang membangunkanku, saya langsung membuka mata dan mengamati tante Lia telah selesai mandi. Tante Lia mengaplikasikan handuk yang dililitkan didadanya sambil tersenyum tante lia menghampiriku dan duduk disebelahku:

“William tadi malam kau mimpi ya..?”
“Eng…”, belum sempat saya menjawab tante lia meneruskan bicaranya.
“Berarti kini kau telah aqil balig, kau patut mandi seharusnya, tadi pagi di paha dan bokong tante banyak kena tumpahin air mani kau”, kata tante Lia.
“Maaf tante… William ngak sengaja”, jawabku spontan sebab kaget, “mati saya… Duh malunya…”, bathinku dalam hati.
“Nah lihat tu… burung kau bangun mulai tadi…”, kata tante lia sambil matanya mengamati kebawah perutku.
Astagaaaaaa… Terbukti semalam saya lupa memasukkan burungku kedalam sangkarnya dan mulai pagi tadi diamati sama tante Lia.
“Maaf tante…”, kataku dengan malu-malu sambil menarik celanaku dan memasukkan batangku kedalam Cdku, tiba- tiba.
“Jangan dimasukkan dahulu William…! William kan telah dewasa kini… tetapi William belum dikenal William itu total apa tak…”, kata tante Lia.
“Total gimana tante..??”, tanyaku sambil menggeruntukan dahiku, untuk yang ini saya memang ngak tahu, bukan pura pura ngak tahu.
“Kadang ada orang yang sukanya sesama jenisnya sendiri, trus ada yang impoten hasilnya ditinggal pergi sama istrinya, jadi tante pingin tahu William total apa tak, kau keluarin lagi deh burungnya!”, instruksi tante Lia, Akupun spontan mengeluarkan lagi penisku dari dalam celanaku yang kebetulan masih kaku.
Kulihat Tante Lia menelan air liur sedikit melirik kepenisku, dan tante lia berkata “William membisu aja ya nanti, William pejamkan mata aja bila takut sakit, ini Hanya percobaan aja koq…”
“Bagus tante.”

Saya memejamkan mata, dan saya rasakan tante lia naik keatas tubuhku tanpa melepas handik yang diterapkannya, dan kurasakan penisku tertempel oleh benda berambut dan berair sehingga saya merasa sedikit geli dan kaget .
“Emm..”, saya berguman sambil terpejam.
“Mengapa William…sakit..??”, agak berbisik bunyi tante lia dengan napas sedikit bernafsu.
“Enggak tante…ngak apa-apa.”

Ada sedikit gerakan yang dilaksanakan tante Lia sehingga vaginanya menekan penisku kearah atas trus kebawah dan itu berlangsung sebagian dikala, saya menikmati geli yang luar umum dan saya menggigit bibir bawahku agar tak bersuara, saya membuka sedikit mataku mau mengamati wajah tante Lia, rupanya tante Lia memejamkan matanya juga sambil menggigit bibirnya juga, friksi antara organ intim wanita tante Lia dan penisku makin licin sehingga berbunyi “tet… pret… pret… pret…” tiap tante Lia memaju mundurkan vaginanya diatas penisku.
Kemudian tante Lia stop bergerak, dan dengan napas agak tidak teratur bilang:
“William… kini percobaan terakhir ya…”
“iya tante… William siap”.

Saya menikmati jari tante Lia mengontrol penisku komponen tengahnya, sesaat kemudian saya menikmati kepala penisku menyeruak suatu lubang yang agak lebar sehingga mudah masuknya, saya merasakannya sambil memejamkan mata dan menikmatinya.

Dikala baru sepertiga masuk saya menikmati ujung penisku membentur semacam dinding yang berlobang kecil sekali, dan lobang itu kayaknya seperti cincin, kepala penisku terarah kesana dan kurasakan pemilih lobang itu yakni tante Lia berupaya untuk memasukkan kepala penisku kelobangnya tetapi agak kesusahan.
Kurasakan tekanan tante Lia makin kuat kepada penisku dan sepertinya kulit kepala penisku terkelupas oleh cincin itu rasanya nyilu nyilu sedap sehingga saya keluar bunyi.
“aakh…”
Tante Lia menghentikan gerakannya .
“Gimana William… Sakit..??”


“Enggak tante ngak apa apa…”
Tiba-tiba kurasakan lobang cincin itu berkedut-kedut dan meremas perbatasan antara kepala penisku dan batangnya, tadi mungkin kepalanya telah lewat cincin itu, dan sepertinya kepala penisku diempot oleh benda didalam organ intim wanita tante lia.
“Akh… akh…”, tiba-tiba tante lia bersuara.

Kembali kurasakan jepitan cincin itu makin kuat dan penisku sepertinya tersiram air hangat didalam organ intim wanita tante Lia, akupun kehilangan kendali menikmati jepitan itu dan tak bisa membendung sesuatu yang akan keluar dari dalam penisku dan saya terpekik akh… Crooot…croot..crot… Sekitar 4 kali cairan itu menyemprot kedalam organ intim wanita tante Lia.
Penisku masih tertanam didalam organ intim wanita tante Lia sebagian dikala kuliahat tante lia masih memejamkan matanya…

“Udah tante tesnya…??”, tanyaku.
“Emm udah… William, rupanya kau laki-laki yang normal”, jawabnya sambil mengangkat bokongnya melepaskan penisku divaginanya, trus tante lia berjalan ke kamar mandi.

Saya mengamati kearah penisku, disana rupanya banyak berlepotan cairan berwarna putih, ada yang kental ada yang jernih beberapa lagi ada di bulu-buluku yang masih halus, saya berdaya upaya dalam hati. Jikalau percobaan ini dilaksanakan tiap hari, mungkin saya tak adak menolaknya.

No comments:

Post a Comment