SUPERSEMAR88.BLOGSPOT.COM - Aktivitas ini seluruh tentunya juga rapi sebab ku nggak kepingin istriku tahu hal ini. Suatu saat saya dikenalkan pada sahabat-sahabat diana satu kategori, dan pinter sekali diana bersandiwara dengan berpura-pura sudah bersua denganku pada suatu pesta pernikahan seseorang sehingga sahabatnya tak ada yang curiga bahwa saya sudah berkaitan dengan diana.
Hari ini, seusai senam jam 08.30 saya seharusnya lantas kekantor untuk mempersiapkan pertemuan penting nanti siang jam 14.00. Kubelokkan kendaraanku pada kios buku untuk membeli kelengkapan kantor yang kurang, ketika saya asyik memilih tiba-tiba pinggangku ada yang mencolek, ketika kutoleh ia ialah Meimei sahabat diana yang tadi diperkenalkan.
“Belanja Apa De…, kok serius banget…”, Tanyanya dengan senyum manis.
“Ah enggak cuman sedikit untuk keperluan kantor aja kok…”
Alhasil saya terlibat percakapan ringan dengan Meimei. Dari diskusi itu kuperoleh bahwa Meimei ialah keturunan cina dengan jawa sehingga perpaduan wajah itu manis sekali kelihatannya. Matanya sipit melainkan alisnya tebal dan…, Saya kembali melirik kearah dadanya.., alamak besar sekali, kaprah-kaprah 36C berbeda jauh dengan diana temannya.
“Eh.., De saya ada yang pengin kubicarakan sama kau tetapi jangan hingga tahu diana ya”, pintanya sambil melirikku penuh arti.
“Ngomong apaan sih.., serius banget mei…, apa perlu?”, tanyaku penuh selidik.
“Iya perlu sekali…, Tunggu saya sejenak ya…, kau naik apa..”, tanyanya lagi.
“Ada kendaraan kok saya…” timpalku penasaran. Alhasil kuputuskan Meimei ikut serta saya meskipun mobilnya ada, nanti jika omong-omgngnya telah selesai Meimei tidak antar lagi ketempat ini.
“Permasalahan apa mei kau kok serius banget sih…”, tanyaku lagi.
“Hening De…, ikuti arahku ya…, santai saja lah…”, pintanya.
Terkadang kulirik paha Meimei yang putih itu tersingkap sebab roknya pendek, dan Meimei konsisten tak berupaya menutupi. Layak pertanda arah dari Meimei akibatnya saya menjelang rumah besar mirip villa dan disebutkan oleh Meimei bahwa daerah itu awam diaplikasikan untuk persewaan.
“Ok mei kini kita kemana ini dan kau berkeinginan ngomong apaan sih”, tanyaku tidak tabah, sesudah saya masuk ruangan dan Meimei mempersilahkan duduk.
“Gini De lantas aja ya…, Kau pernah menikmati Diana ya..?”, tanyanya.
Deg…, dadaku berguncang mendengar perkataan Ana yang ceplas ceplos itu.
“Menikmati apaan sih mei?”, tanyaku pura-pura bodoh.
“Alaa De jangan mungkir saya diberikan tahu lho sama Diana, ia menyebutkan bagaimana sukanya ia menikmatimu…, Hayooooo masih mungkir ya…”.
Saya cuma membisu tetapi sedikit grogi juga, menonjol wajahku panas mendengar penuturan Meimei yang lantas dan tanpa sungkan hal yang demikian. Saya terdiam sementara Meimei merasa diatas angin dengan berceloteh panjang lebar sambil sekali-sekali ia senyum dan menyilangkan kakinya sehingga menonjol pahanya yang mulus tanpa cacat. Saya cuma cengar cengir saja mendengar seluruh omomgannya.
“Gimana De masih berkeinginan mungkir nih…, Bener seluruh kan ceritaku tadi…?”, Tanyanya antusias.
Saya cuma tersenyum kecut. Kuperhatikan Meimei meninggalkan daerah duduknya dan tidak lama kemudian ia keluar sambil membawa dua gelas air minum. Meimei kembali menatapku tajam saya seperti tertuduh yang menunggu sanksi. Tidak lama berjeda kembali Meimei berdiri dan duduk disampingku.
“De…”, sapanya manja.
Saya melirik dan, “Apa?”, jawabku kalem.
“Saya berkeinginan seperti yang kamu lakukan pada Diana De…”, saya sedikit kaget mendengar pengakuannya dan tanpa buang waktu lagi kudekatkan bibirku pada bibirnya.
Perlahan dan kurasakan bibir Meimei hangat membara. Kami berpagut bibir, kumasukkan lidahku ketika bibir Meimei terbuka, sementara tanganku tak tinggal membisu.
Kusentuh lembut payudaranya yang kenyal ia tersentak terkejut. Bibirku masih bermain kian larut dalam bibirnya. Meimei tampak merasakan sekali sentuhan tanganku pada payudaranya. Sementara tangan kananku mengusap lembut punggungnya. Meimei kian menjadi leherku diciumi dan tangan Meimei berada dipunggungku. Tanganku beroperasi kian jauh dengan menyentuh paha Meimei yang mulus ia kian menggelinjang ketika tangan kananku mulai masuk dalam payudaranya. Tanpa menunggu respons lanjutan saya menaikkan BH sehingga tanganku dengan gampang meraba puting yang mulai mengeras.
Kudengar napas Meimei memburu dengan disisipi perkataan yang saya tidak paham. Meimei mulai pasrah dan kedua tangaku menaikkan t-shirt sehingga sekarang Meimei cuma mengaplikasikan rok mini yang telah tak lagi berbentuk meskipun BH hitam telah tak lagi menutup payudaranya. Kudorong pelan Meimei untuk terbaring di Sofa, Saya kagum mengamati putihnya tubuh yang nyaris tanpa cacat.
Kuperhatikan putting susunya memerah dan kaku, bulu-bulu halus berada disekitar pusar menambah gairahku. Meimei cuma terpejam dan saya mulai menurunkan rok mini sesudah jariku sukses menyentil pengait dibawah pusar. Sekarang Meimei cuma tinggal mengaplikasikan CD dan BH hitam kontras dengan warna kulitnya. Saya bergegas mempreteli pakaianku dan cuma tinggal CD.
Kencang-kencang kutindih tubuh mulus itu dan Meimei mulai menggelinjang menikmati sesuatu mengganjal dibawah pusarnya. Saya turun menciumi kakinya sesenti demi sesenti.
“Enggghh hhss”, cuma bunyi itu yang kudengar saaat mulutku beraksi di lutut dan pahanya.
Penisku terasa sakit sebab kejang. Mulutku mulai menjalar di paha.., benar-benar kunikmati sejengkal demi sejengkal. Tanganku mencoba menyusuri tempat disela pahany, Dan kudengar bunyi itu kian menjadi ketika tanganku sukses menyusup dari pinggir CD hitam dan sukses menemukan daerah berambut dengan sedikit becek didalamnya.
Tanganku terus membelai bulu-bulu kaku dan tangan satunya berupaya memudahkan dengan menurunkan CD didaerah pada berpapasan dengan mulutku. Kusibak seluruh penghambat yang merintangi tanganku untuk menjamah alat vital, dan sekarang kian menonjol wajah orisinil alat vital Ana cantik montok putih kemerahan dengan bulu jarang tetapi teratur lokasinya.
Mataku terus mengawasi alat vital Meimei yang menarik, kulihat klitorisnya membengkak keluar merah muda warnamya…, saya kian terstimulus hebat.
Mulutku masih disela pahanya sementara tanganku terus menembus liang kian dalam dan Meimei kian menggelinjang adakalanya mengejang ketika kupermainkan daging kecil disela gua itu. Kusibakkan dua paha dengan merentangkan kaki kanan pada sandaran sofa meskipun kaki kiri kubiarkan meraba lantai.
Sekarang alat vital Meimei kian terbuka lebar. Mulutku telah tidak tabah mau menikmati lidahku telah berdecak terpukau dan ingin kencang menerobos liangnya bertarung dengan daging kecil yang manja itu dengan bulu yang tak banyak. Kumisku bergeser pelan bertarung dengan bulu halus milik Meimei dan ia cuma dapat terpejam dengan lenguhan panjang separuh menjerit.
Kubirakan ia mengguman tidak karuan. Lidahku mulai menjilat dan bibirku menciba menghisap daging kecil milik Meimei yang menjorok keluar. Kuadu lidahku dengan daging kecil dan bibirku tidak henti mencium, kurasakan alat vital kian berair.
Meimei berteriak kian keras ketika tangaku juga mengambil inisiatif untuk meremas payudaranya yang bergerak kiri kanan ketika Meimei bergoyang kenikmatan. Saya juga tak bendung mengamati seluruh ini. Kutarik bibirku menjauh dari kemaluanya dan kulepas Cdku sehingga nampaklah batang penisku yang telah tegak berdiri dengan ujung merah dengan sedikit lendir.
Kusaksikan Meimei masih terpejam kudekatkan ujung penisku hingga akibatnya meraba kecil alat vital Meimei . Jeritan Meimei kian menjadi dengan mengangkat bokongnya agar penisku menjenguk lubangnya. Kujauhkan penisku sejenak dan kulihat bokong Meimei kian tinggi mencari. Kugesek gesekkan lagi penisku dengan keras, saya kaget tiba-tiba tanfan Meimei menagkap batang penisku dan diberi nasehat menuju lubang yang sudah disiapkan.
Denga lembut dan sopan penisku masuk pelan. Dikala kepala penis masuk Meimei menjerit keras dan menjepitkan kedua kainya dipinggangku. Kupaksakan pelan batang penisku akibatnya sukses menjenguk lubang terdalam milik Meimei. Kaki Meimei kaku menahanku ia membuka mata dan tersenyum.
“Jangan digoyang dahulu ya De…”, pintanya dan ia terpejam kembali.
Saya berdasarkan saja. Kurasakan alat vital Meimei berdetak keras memijit penisku yang karam dalam tanpa gerak. Alhasil Meimei mulai menggoyangkan bokongnya pelan. Saya menikmati geli yang luar awam. Kuputar juga pantatku sambil bergerak maju mundur dan ketika penisku karam kurasakan bibir alat vital Meimei ikut serta karam dengan kulit penisku.
Tidak seberapa lama saya menikmati penisku mulai panas dan geli yang berada diujung saya kian menekan dan manarik kencang-kencang. Meimei menikmati juga terbukti, ia mengimbangi dengan menjepitkan kedua kakinya dipinggangku sehingga gerak penisku terhambat. Dikala penis masuk sebab bantuan kaki Meimei kian dalam kurasakan daerah yang dituju.
Saya tak kuat dan, “mei saya berkeinginan keluar”, lenguhku.
Meimei cuma tersenyum dan kian mempererat jepitan kakinya. Alhasil, Kutekan seluruh penisku dalam-dalam dan kusaksikan Meimei terpejam dan berteriak keras. Kurasakan semprotan luar awam didalam alat vital Meimei. Dan saya terus menggoyangnya, tiba-tiba Meimei berteriak dan tangannya memelukku kuat-kuat.
Bibirnya menggigit dadaku sementara bokongnya terus mengejang kaku, saya cuma terdiam menikmati nikmatnya seluruh ini.
Saya menindih Meimei dan penisku masih kerasan didalam liang sanggamanya. Meimei mengelus punggungku pelan seolah merasa takut kehilangan kenikmatan yang telah direguknya. Pelan kujauhkan pantatku dari tubuh Meimei dan kurasakan dingin penisku ketika keluar dari liang kenikmatan. Saya terlentang menikmati sisa-sisa kenikmatan.
Meimei kembali bergerak dan berdiri. Ia tersenyum melangkah menuju kamar mandi. Kudengar bunyi gemericik air mengguyur…,
Meimei kembali mendekatiku, saya duduk diatas karpet untuk berdiri hendak membersihkan penisku yang masih belepotan, saya kaget ketika Meimei kembali mendorongku untuk tidur.
“Eh mei saya berkeinginan ke kamar mandi dahulu.., bersih- bersih nih…”
Tetapi tidak kudengar jawaban sebab Meimei menunduk di jeda pahaku dan kurasakan mulut Meimei kembali beraksi memanjakan penisku dengan lidahnya. Saya geli menggelinjang menikmati nikmatnya kuluman mulut Ana ke penisku. Telor penisku dijilat dan dihisap pelan. Serasa ujung syarafku menegang.
Kujepit kepalanya dengan dua pahaku, Saya mulia menggumam tidak karuan tetapi Meimei kian ganas menggilas penisku. Ujung penisku dihisap kuat-kuat kemudian dilepas lagi dan tangnnya mengocok tiada henti. Alhasil saya menyerah untuk menikmati kenikmatan mulut Meimei yang kian menggila. Kulihat kepala Meimei naik turun mengelomoh penisku yang menegang. Dikala mulutnya menghisap kusaksikan pipi Meimei kempot seperti orang tua.
Penisku dikeluarkan dari mulutnya dan kusaksikan kepala penisku telah memerah siap untuk menyemprotkan air kehidupan. Meimei kembali menggoyang mulutnya untuk penisku tiada henti. Kepala penisku memperoleh perlakukan istimewa. Dihisap dan dikulum. Lidahnya menjilat dan mengecap semua komponen penisku. Tangan Meimei menolong mulutnya yang imut memegangi penisku yang mulai tidak tentu arah. Saya kegerahan, kupegang kepalanya dan kuataur melodi supaya saya tak kencang keluar.
Cuma bunyi aneh itu yang mampu keluar dari mulutku. Saya mencoba duduk untuk mengamati semua gerakan Meimei yang kian liar pada penisku. Kepala Meimei konsisten dalam dekapan tangaku, kuciumi rambutnya yang halus dan kobelai punggungnya yang putih licin, ia mulai berkeringat mengagumu penisku. Mulut Meimei berguman merasakan ujung penisku yang kian membonggol. Tanganku kuarahkan untuk meremas payudaranya. Dikala kegelianku datang, payudaranya jadi target amuk tanganku. Kuremas kuat Meimei cuma mengguman dan melenguh. Sinting, Sayang saya tak sukses memegang waktu yang lebih lama lagi untuk tak mengeluarkan cairanku. Mulut Meimei sekain ganas mengamati tingkahku yang mulai tidak karuan. Lenguhku kian keras. diluar dugaan Meimei kian kuat menjalankan kuluman dan hisapan peda penisku. Alhasil saya tak bendung menikmati kenikmatan yang tiada tara ini. Kuangkat pantatku tinggi – tinggi, terbukti Meimei paham maksudku, dimasukkannya dalam-dalam penisku dan kurasakan Meimei tambah kuat menghisap cairanku saya jadi merasa tersedot masuk dalam mulutnya.
Tidak seberapa lama sesudah cairanku habis, Meimei masih mengulum dan membersihkan sisa-sisa dengan mulutnya. Saya cuma dapat telentang menikmati semuanya. Sesudah itu Meimei mulai melepas mulutnya dari penisku. Kulihat semuanya telah bersih dan licin. Meimei tersenyum dan ia mengelus dadaku yang masih telanjang. Saya baru dapat berdiri dan menuju ke kamar mandi ketika Meimei beranjak dari duduknya untuk membuatkan saya minuman. Kubersihkan diriku. Saya minum sebentar, dan Meimei cuma membisu saja memandangiku.
“Mengapa mei…?”, tanyaku.
Ia memandangku dan berkata, “Maaf ya De sesungguhnya saya tadi cuma memancingmu saja kok, saya nggak tahu kau udah pernah main ama Diana atau belum, abisan saya lihat tatapan mata Diana sama kau kadang mesra sekali sih saya jadi curiga”
“Sinting, kurasa”, tetapi saya cuma senyum saja mendengarnya.
Tidak terasa waktu telah menampakkan jam 12.45 saya seharusnya bergegas untuk menyiapkan rapat. Kami berdua menuju ke kios daerah Meimei memarkir mobilnya. Selama diperjalanan kami kian mesra dan berkali-kali kudengar lenguh manja Meimei seakan masih merasakan sisa-sisa orgasmenya. Tangankupun sekali-kali tak lagi takut menengkurap disela pahanya atu penggelayut dipayudaranya yang besar. Malah Meimei kian memperkenankan pahanya terbuka lebar dengan rok terangkat untuk memudahkan tanganku mengembara dikemaluannya.
Meimei malahan tidak berkeinginan keok penisku jadi target tangannya ketika tangaku tak menempati genitalianya. Kurasakan penisku tegang kembali. Meimei cuma tersenyum dan menyentuh terus penisku dari luar celana. Alhasil hingga juga ditempat Meimei memarkir kendaraan beroda empat dan kami berpisah, Meimei memberikan cium manja dan ucapan terima beri.
Saya cuma tersenyum dan bergumam, “Satu saya berkeinginan lagi..”
Meimei mengangguk dan berkata “Kapan Ade berkeinginan, Meimei akan layani”
Hati setanku bersoak mendengar jawaban yang mengandung arti kemanjaan sebuah penis dan keganasan alat vital memerah dengan bulu halus. Diana tak mengenal jika saya kerap kali menikmati alat vital Meimei yang putih dan empuk itu. Mereka masih konsisten akrab dan berjalan bersama seperti umumnya.
No comments:
Post a Comment