Breaking

Wednesday, February 13, 2019

Cerita Dewasa Panas di Goda Pembantu Rumahku Sendiri Sampai Senggama

Cerita Dewasa Panas di Goda Pembantu Rumahku Sendiri Sampai Senggama - Maukan kau mijit Bapak lagi ? Pegal2 nih kan udah seminggu? Dapat Pak, jam berapa Bapak pulang ? Kini? Bagus Pak, namun aku berkeinginan mandi dahulu? Agak lama saya menunggu di depan pintu baru Tini membukanya. Maaf Pak, tadi baru mandi Kata Tini tergopohgopoh. Ah, penisku mulai bergerak naik. Tini mengenakan daster yang berair di sebagian komponen dan terang sekali format bulat buah kembarnya sebagai pedoman ia tidak menggunakan BH. Mungkin buruburu. Engga apaapa.

Dapat mulai ? Dapat pak aku ganti pakaian dahulu? Hampir saja saya bilang, engga usah, kau gitu aja. Untung tidak jadi, ketahuan banget ada maksud lain kecuali meminta pijit. Saya masuk kamar dan langsung bertelanjang bulat. Terbawa suasana, penisku udah tegak berdiri. Kututup dengan belitan handuk. Pintu diketok. Tini masuk. Mengenakan rok terusan berbunga kecil warna kuning cemerlang, agak ketat, agak pendek di atas lutut, berkancing di depan tengah hingga ke bawah, membuatnya makin nampak bercahaya. Warna roknya layak benar dengan bersih kulitnya.

Dada itu nampak makin nampak saja. Penisku berdetak. Siap Tin? Ya pak? Dengan cuma berbalutkan handuk, saya rebah ke daerah tidur, telangkup. Tini mulai dengan memencet telapak kakiku. Ini mungkin urutan yang benar. Metode memijat tubuhku komponen belakang sama seperti pijatan pertama pekan lalu, selain waktu berkeinginan memijat bokong, Tini melepaskan handukku, saya jadi benar2 bugil kini. Wangi sabun mandi tercium dari tubuhnya dikala dia memijat bahuku. Selama tengkurap ini, penisku bergantiganti antara tegang dan surut. Jika hingga pada tempat peka, lantas tegang. Bila ngobrol basabasi dan serius?, surut. Bila ngobrolnya menjurus, tegang lagi.

Depannya Pak? Dengan hening saya membalikkan tubuhku yang telanjang bulat. Bayangkan, terlentang telanjang di depan asisten. Penisku sedang surut. Tini melirik penisku, lagi2 cuma sekilas, sebelum mulai mengurut kakiku. Kini saya dengan terang dapat memandangnya. Bayanganku akan format buah dadanya di balik bajunya membikin penisku mulai menggeliat. Apalagi dikala dia mulai mengurut pahaku. Batang itu telah tegak berdiri. Metode mengurut paha masih sama, adakalanya meraba buah pelir. Bedanya, Tini lebih kerap memandangi kelaminku yang sudah dalam keadaan siap tempur. Mengapa Tin ? Saya mulai iseng bertanya.

Ah engga katanya sedikit gugup.?Cepet bangunnya hi ..hi..hi..? katanya sambil ketawa polos. Iya dong. Kan masih sip kata kau? Ada bedanya lagi. Bila pekan lalu sehabis dari paha ia terus mengurut dadaku, kali ini ia lantas menggarap penisku, tanpa kuminta ! Apakah ini tanda2 ia akan bersedia kusetubuhi ? Jangan mau dahulu, mengingatkesetiaan?nya terhadap isteriku. Metode mengurut penisku masih sama, pencet dan urut, cuma tanpa kocokan.


Jadi saya tidak sempat mendaki?, cuman pengin menyetubuhinya ! Udah. Benar2 masih sip, Pak? Berkeinginan coba sipnya ? kataku tiba2 dan menjurus. Wajahnya sedikit berubah. Jangan dong Pak, itu kan milik Ibu. Masa sih sama asisten? Engga apaapa asal engga ada yang tahu aja ? Tini membisu saja. Ia bermigrasi ke dadaku. Artinya jarak kami makin dekat, artinya rangsanganku makin bertambah, artinya saya dapat mulai menjamahnya. Antara 2 kancing pakaian di dadanya terdapat celah terbuka yang menunjukkan daging dada putih yang separo terhimpit itu. Aduuuhhh. Saya kapabel bertahan engga nih. Apakah saya akan melanggar janjiku ? Saya pekan lalu juga tangan kiriku mulai bandel. Kuusapusap bokongnya yang padat dan nampak itu. Saya pekan lalu juga, Tini menghindar dengan sopan.

Namun kali ini tanganku badung, terus saja kembali ke situ meskipun dihindari berkalikali. Lama2 Tini memperkenankannya, malah dikala tanganku tidak cuma mengusap namun mulai meremasremas bokong itu, Tini tidak berreaksi, masih asyik mengurut. Tini masih saja asyik mengurut meskipun tanganku sekarang telah menerobos gaunnya mengeluselus pahanya. Namun itu tidak lama, Tini merubah posisi berdirinya dan meraih tangan nakalku sebab hendak mengurutnya, sambil menarik napas panjang. Entah apa arti tarikan napasnya itu, sebab memang sesak atau mulai terstimulus ? Tanganku mulai diurut. Ini berarti kesempatanku buat menjamah tempat dada. Pada peluang ia mengurut lengan atasku, telapak tanganku meraba bukit dadanya. Tidak ada respon. Saya makin nekat.

Tangan kananku yang sedari tadi nganggur, sekarang ikut serta menjamah dada sintal itu. Paak Katanya perlahan sambil menyingkirkan tanganku. Okelah, untuk sementara saya nurut. Tidak lama, saya telah tidak bendung untuk tidak meremasi buah dada itu. Kudengar napasnya sedikit meningkat temponya. Entah sebab capek memijat atau mulai terstimulus pengaruh remasanku pada dadanya. Yang penting : Ia tidak menyingkirkan tanganku lagi. Saya makin bandel. Kancing paling atas kulepas, lalu jariku menyusup. Benar2 daging padat. Tidak ada respon. Merasa kurang leluasa, satu lagi kancingnya kulepas. Sekarang telapak tanganku sukses menyusup jauh hingga ke dalam BHnya, Ah putting dadanya telah mengeras ! Tini menarik telapak tanganku dari dadanya. Bapak kok bandel sih Katanya, dan .. tibatiba ia merebahkan tubuhnya ke dadaku.

Saya telah benar-benar mengerti akan sinyal ini. Berarti saya akan mendapatkannya, lupakan janjiku. Kupeluk tubuhnya erat2 lalu kuangkat sambil saya bangkit dan turun dari daerah tidur. Kubuka kancing blousenya lagi sehingga BH itu nampak seluruhnya. Buah dada sintal itu menonjol naik turun layak melodi napasnya yang mulai memburu. Kucium belahan dadanya, lalu bergeser ke kanan ke dada kirinya. Bukan main dada wanita muda ini. Bulat, padat, besar, putih. Kuturunkan tali Bhnya sehingga putting tegang itu terbuka, dan lantas kusergap dengan mulutku.Aaahhffffhhhhh. Paaaaak? rintihnya. Tidak ada penolakan.

Saya pindah ke dada kanan, kulum juga. Kupelorotkan roknya sampai jatuh ke lantai. Kulepaskan kaitan BHnya sehingga jatuh juga. Dengan pelan kurebahkan Tini ke kasur, dada besar itu berguncang cantik. Kembali saya menciumi, menjilati dan mengulumi kedua buah dadanya. Tini tidak malu2 lagi melenguh dan merintih sebagai pedoman ia merasakan cumbuanku. Tanganku mengusapi pahanya yang licin, lalu stop di pinggangnya dan mulai menarik CDnya Jangan Pak.

Kata Tini terengah sambil mencegah melorotnya CD. Wah engga dapat dong saya udah hingga pada point noreturn, semestinya berlanjut hingga relasi kelamin. Engga apaapa Tin ya. Bapak pengin. Badan kau baik bener ? Waktu saya membuka Cdnya tadi, terang nampak ada cairan jernih yang lengket, memperlihatkan bahwa ia telah terstimulus. Saya melanjutkan menarik CDnya sampai lepas sama sekali. Tini tidak mencegah lagi. Benar, Tini punya bulu kelamin yang lebat. Sekarang dua2nya telah polos, dan dua2nya telah terstimulus, tunggu apa lagi.

Kubuka pahanya lebar lebar. Kuletakkan lututku di antara kedua pahanya. Kuarahkan kepala penisku di lubang yang sudah membasah itu, lalu kutekan sambil merebahkan diri ke tubuhnya. Auww. Pelan2 Pak. Sakit.!? Bapak pelan2 nih ? Saya tarik sedikit lalu memainkannya di mulut vaginanya. Bapak tabah ya. Aku udah lamaa sekali engga gini ? Ah masa ? Benar Pak? Iya deh kini bapak masukin lagi ya. Perlahan deh..? Benar Bapak engga bilang ke Ibukan ? engga dong edan apa? Terpaksa saya pegangi penisku supaya masuknya terkontrol. Kugesergeser lagi di pintu vaginanya, ini akan menambah rangsangannya.

Baru sesudah itu menikam sedikit dan perlahan. Aaghhhhfff? serunya, namun tidak ada penolakan kaya tadi Sakit lagi Tin Tini cuma menggelengkan kepalanya. Terusin Pakperlahan? kini ia yang meminta. Saya menekan lagi. AH bukan main sempitnya Miss V wanita muda ini. Kugosokgosok lagi sebelum saya menekannya lagi. Mentok. Bila dengan isteriku atau Si Ani, tekanan segini telah cukup menenggelamkan penisku di vaginanya masingmasing.

Tini memang beda. Tekan, goyang, tekan goyang, dibantu juga oleh goyangan Tini, hasilnya segala batang panisku karam di Miss V Tini yang sempit itu. Benar2 penisku terasa dijepit. Saya menarik penisku kembali secara sungguh-sungguh pelan. Pergesekan dinding Miss V sempit ini dengan kulit penisku seperti itu sedap kurasakan. Sesudah hampir hingga ke ujung, kutekan lagi pelan pula hingga mentok. Kecuali seterusnya dengan berjenjang menambah kecepatan. Tingkah Tini telah tidak karuan.

Saya merintih dan teriak, ia gerakkan tubuhnya dengan liar. Dari tangan meremas hingga membanting kepalanya sendiri. Semuanya liar. Akupun asyik memompa sambil menikmati nikmatnya friksi. Kenapa kocokan pesat, kadang friksi perlahan. Penisku kapabel menikmati relung2 dinding vaginanya. Memang beda, janda muda beranak satu ini diperbandingkan dengan isteriku yang sudah kali melahirkan. Beda juga rasanya dengan Ani yang meskipun juga punya si kecil satu namun telah 30 tahun dan kerap disantroni oleh suaminya dan saya sendiri.

Saya masih memompa. Masih bervariasi kecepatannya. Nah, dikala saya memompa pesat, tiba2 Tini menggerakgerakan tubuhnya lebih liar, kepalanya berguncang dan kuku jarinya mencengkeram punggungku kuatkuat sambil menjerit, benar2 menjerit ! Dua detik kemudian gerakan tubuhnya sempurna stop, cengkeraman makin kuat, dan penisku menikmati ada denyutan teratur di dalam sana.
Ohh nikmatnya.. Akupun menghentikan pompaanku. Lalu sebagian detik kemudian kepalanya rebah di bantal dan kedua belah tangannya terkulai ke kasur, lemas. Tini sudah menempuh orgasme ! Sementara saya sedang mendaki. Paaak ooohhhh..? Mengapa Tin ? Ooohh sedapnya ? Lalu membisu, tenang dan hening. Namun tidak lama. Kenapa kemudian badannya berguncang, teratur. Tini menangis ! Mengapa Tin ? Air matanya mengalir. Masih menangis. Kaya gadis yang baru diperawani saja. aku berdosa ama Ibu? katanya kemudian Engga apaapa Tin.. Kan Bapak yang berkeinginan? Iya .. Bapak yang mulai sih.

Mengapa Pak ? Jadinya aku engga dapat membendung Saya membisu saja. Aku kuatir Pak Sama Ibu ? Bapak engga akan bilang ke siapa saja? Juga kuatir kalo kalo ? Kalo apa Tin ? Kalo aku ketagihan Oh jangan kuatir, Pasti Bapak beri kalo kau pengin lagi. Tinggal bilang aja? Ya itu masalahnya? Mengapa ? Kalo sering2 kan lama2 ketahuan ..? Yaah semestinya hati2 dong? kataku sambil mulai lagi menggoyang. Kan saya belum hingga. Ehhmmmmmm reaksinya. Goyang terus. Tarik ulur. Makin pesat. Tini juga mulai ikut serta bergoyang. Makin pesat.

Saya menikmati hampir hingga di puncak. Tin Ya Pak Bapak. hampir. hingga ? Teruus Pak? Kalo.. keluar .gimana ? Keluarin..aja Pak Engga. apaapa? Engga.. usah dicabut? Jangan.. pak . aman.. kok? Saya mempercepat genjotanku. Pergesekan dinding vaginanya yang benar-benar terasa mengakibatkan saya pesat mencaki puncak. Kubenamkan penisku dalam2 Kusemprotkan maniku kuat2 di dalam. Hingga habis. Hingga lunglai. Hingga lemas. Tetapi menit selanjutnya kami masih diam. Baru saja saya mengalami kenikmatan luar lazim.

Suatu sedap relasi seks yang baru kini saya natural lagi sesudah belasan tahun lalu berbulan madu dengan isteriku. Saya Tini memanggurih?, dan saya bebas menempuh puncak tanpa kuatir resiko. Namun benarkah tanpa resiko. Tadi ia bilang aman. Benarkah ? Tin Ya .. Pak? Makasih ya benar2 sedap? Samasama Pak. Aku juga menikmati sedap? Masa ..? Iya Pak. Ibu benar2 mujur menerima Bapak? Ah kau ? Baner Pak. Sama suami engga seenak ini? Oh ya ? Percaya engga Pak. Baru kali ini aku merasa kaya melayanglayang ? Emang sama suami engga melayang, gitu? Engga Pak. Saya yang aku bilang punya Bapak baik banget? Katamu tadi.

Udah berapa lama kau engga seperti ini ..? Halte.ehm.. udah 4 bulan Pak? Lho. Katanya kau udah cerai 5 bulan? Benar ? Trus ? Waktu itu aku kepepet Pak? Sama siapa? Sama tetamu. Namun baru sekali itu Pak. Makanya aku cuma sebulan kerja di panti pijat itu. Engga bendung diganggu terus? Cerita dong semuanya? Ada tetamu yang nafsunya gede banget. Udah aku kocok hingga keluar, masih aja ia mengganggu. Aku hingga tinggalin ia. Trus hasilnya ia ninggalin duit, lumayan banyak, sambil bilang aku ditunggu di Sesudah dekat sini, hari Sabtu jam 10.00.

Ia berkeinginan ajak aku ke Hotel. Kalo aku berkeinginan, akan diberi lagi sebesar itu? Trus ? Aku waktu itu benar2 butuh buat bayar rumah sakit, tarif perawatan adik aku. Jadi aku berkeinginan? Pernah sama tetamu yang lain ? Engga pernah Pak. Habis itu trus aku lantas stop? Kapan kau terakhirmain ? Ya itu sama tetamu yang nafsunya gede itu, 4 bulan lalu. Sesudah itu aku kerja jadi asisten sebelum kesini. Selama itu aku engga pernah?main?, hingga barusan tadi sama Bapak .

Kamu banget barusan kali sebab udah lama engga ngrasain yaPak atau emang punya Bapak siip bangethi..hi..? Polos banget si kecil ini. Saya juga menikmati sedap yang benar-benar. Ia mungkin engga menyadari bahwa ia punya Miss V yanglegit?, lengketlengket sempit, dan seret.Tak engga takut hamil sama tetamu itu ? Engga. Sehabis aku melahirkan kan pasang aiyudi (maksudnya IUD, spiral alat KB). Waktu cerai aku engga lepas, hingga kini.

Bapak takut aku hamil ya? Saya lega bukan main. Berarti untuk berikutnya, saya dapat dengan bebas menidurinya tanpa kuatir ia akan hamil. Jam berapa Pak ? Jam 4 melalui 5? Pijitnya udah ya Pak. Aku berkeinginan ke belakang dahulu? Udah disitu aja? kataku sambil memerintah ia ke kamar mandi dalam kamarku. Dengan tenangnya Tini beranjak menuju kamar mandi, masih telanjang. Goyang bokongnya lumayan juga. Tidak lama kemudian Tini timbul lagi.


Baru kini saya dapat terang mengamati sepasang buah dada besarnya. Bergoyang seirama langkahnya menuju ke daerah tidur memungut BHnya. Sore caranya menggunakan BH, saya jadi terstimulus. Penisku mulai bangun lagi. Saya masih punya sekitar 45 menit sebelum isteriku pulang, cukup buat satu ronde lagi. Pun Tini memungut CDnya, tangannya kupegang, kuremas. Bapak pengin lagi, Tin? Ah nanti Ibu keburu dateng , Pak? Masih ada waktu kok? Ah Bapak nih gede juga nafsunya? katanya, namun tidak menolak dikala BH nya kulepas lagi.

Rupanya itu kembali saya merasakan Miss V legit milik Tini, janda muda beranak satu, asisten rumah tanggaku.. Seperti seks kami berikutnya tidak perlu didahului oleh acara pijitan. Kapan saya berkeinginan tinggal pilih waktu yang aman (hanya Tini sendirian di rumah) lazimnya sekitar jam 2 siang. Tini senantiasa menyambutku dengan antusias, karena ia juga merasakan permainan penisku.

Tempatnya, lebih aman di kamarnya, meskipun kurang nyaman. Langsung ia mulaiberani? memanggilku untuk menyetubuhinya. Suatu siang ia meneleponku ke kantor mengabarkan bahwa Uci udah berangkat sekolah dan Ade pergi less bahasa Inggris, itu artinya ia sendirian di rumah, artinya ia juga pengin disetubuhi. , dikala saya lantas pulang, Tini menyambutku di pintu cuma berbalutkan handuk. Pun pintu kukunci, ia lantas buang handuknya dan menelanjangiku !  saja kita main di sofa ruang tetamu.

No comments:

Post a Comment