Breaking

Sunday, June 23, 2019

Cerita Sex Ngentot Tante Mengajariku Wik Wik Secara Professional


supersemar88.blogspot.com - Dikala itu saya baru berumur 12 tahun, sebagai si kecil tunggal. Sewaktu orang tuaku sedang pergi keluar negeri. Sahabat bagus ibuku, Tante Ina, yang berumur 26 tahun, dipinta oleh orang tuaku untuk tinggal dirumah menjagaiku. Sebab suaminya wajib keluar kota, Tante Ina akan menginap dirumahku sendirian. Tante Ina badannya agak tinggi, rambutnya dipotong pendek sebahu, kulitnya putih bersih, wajahnya ayu, pakain dan gayanya seksi. Tentu saja aku betul-betul sepakat sekali untuk dipandu oleh Tante Ina.

Umumnya, tiap ada kans saya menyenangi memainkan kemaluanku sendirian. Tetapi belum pernah hingga keluar, waktu itu saya masih belum paham apa2, cuma sebab rasanya sedap. Mengambil kans rumah lagi kosong dan Tante Ina juga belum datang. Sesudah pulang sekolah, saya kekamar tidurku sendirian me-mijit2 alat vital ku sembari menghayalkan tubuh Tante Ina yang seksi. Kubayangkan seperti yang pernah ku lihat di majalah porno dari teman2 ku disekolah. Selagi asyiknya bermain sendirian tanpa ku sadari Tante Ina telah tiba dirumahku dan tiba2 membuka pintu kamar ku yang lupa ku kunci.

Ia sedikit tercengang waktu memperhatikan ku meringkuk diatas ranjang telanjang bulat, sembari memegangi alat vital ku yang berdiri. Aduh malunya separo mati, ketangkap berair lagi mainin burung. Seketika ku tutupi alat vital ku dengan bantal, wajahku putih pucat. Memperhatikan ku ketakutan, Tante Ina cuma tersenyum dan berkata “Eh, kau telah pulang sekolah J.D., Tante juga baru saja datang”.


Saya tak berani menjawabnya. “Tak usah takut dan malu sama Tante, itu hal lazim untuk anak2 mainin burung nya sendiri” ujarnya. Saya konsisten tak berani berkutik dari daerah tidur sebab betul-betul malu. Tante Ina lalu menambah, “Kau terusin saja mainnya, Tante cuma berkeinginan membersihkan kamar kau saja, kok”.

“Tak apa2kan jika Tante ikut memperhatikan permainanmu”, sembari melirik menarik hati, ia kembali berkata “Bila kau berkeinginan, Tante dapat tulungin kau, Tante paham kok dengan permainanmu J.D.”, tambahnya sembari mendekatiku. “Tetapi kau tak boleh bilang siapa2 yah, ini akan menjadi rahasia kita berdua saja”. Saya konsisten tak bisa menjawab apa2, cuma mengangguk kecil padahal saya tak demikian itu paham apa maksudnya.

Tante Ina pergi kekamar mandi mengambil Baby Oil dan langsung kembali kekamarku. Lalu ia berlutut dihadapan ku. Bantalku diangkat per-lahan2, dan saking takutnya alat vital ku langsung mengecil dan langsung ku tutupi dengan kedua telapak tangan ku. “Kemari dong, beri Tante lihat permainanmu, Tante komitmen akan ber-hati2 deh”, katanya sembari membujukku.

Tangan ku dibuka dan mata Tante Ina mulai turun kebawah kearah selangkanganku dan melihat alat vital ku yang mengecil dengan teliti. Dengan per-lahan2 ia mengatur alat vital ku dengan kedua jarinya dan menuruni kepalanya, dengan tangan yang satu lagi ia meneteskan Baby Oil itu dikelapa alat vital ku, senyumnya tak pernah melepaskan wajahnya yang indah. “Tante pakein ini agar rada licin, kau pasti menyenangi deh” katanya sembari mengedipkan sebelah matanya.

Malunya separo mati, belum ada orang yang pernah memperhatikan alat vital ku, apa lagi mengontrolnya. Hatiku berdegub dengan cepat dan wajahku merah sebab malu. Tetapi sentuhan tangannya terasa halus dan hangat. “Jangan takut J.D., kau rebahan saja”, ujarnya membujuk ku. Sesudah sedikit hening mendengar suaranya yang halus dan memutuskan, saya mulai bisa merasakan elusan tangannya yang lembut.

Tangannya betul-betul piawai memainkan kemaluanku, tiap sentuhannya membikin alat vital ku bergetar dengan kenikmatan dan jauh lebih sedap dari sentuhan tanganku sendiri. “Lihat itu telah mulai membesar kembali”, kemudian Tante Ina melumuri Baby Oil itu keseluruh batang alat vital ku yang mulai menegang dan kedua bijinya. Kemudian Tante Ina mulai mengocokin alat vital ku digenggamannya per-lahan2 sambil membuka lebar kedua pahaku dan mengusapi biji ku yang mulai panas membara.

Alat ku terasa cepat sekali, berdiri tegak seenaknya dihadapan muka Tante Ina yang indah. Pelan Tante Ina mendekati mukanya kearah selangkangan ku, seperti sedang mempelajarinya. Terasa nafasnya yang hangat bertiup dipaha dan dibijiku dengan halus. Saya hampir tak dapat percaya, Tante Ina yang baru saja ku khayalkan, kini sedang berjongkok diantara selangkanganku.

Sesudah kira2 lima menit kemudian, saya tak bisa membendung rasa geli dari godaan jari2 tangannya. Pinggulku tak dapat berdiam hening saja diranjang dan mulai meniru tiap ritme kocokan tangan Tante Ina yang licin dan berminyak. Belum pernah saya merasa seperti demikian itu, segala kenikmatan duniawi ini seperti berfokus ideal di-tengah2 selangkanganku.

Mendadak Tante Ina kembali berkata ” Ini pasti kau telah hampir keluar, dari pada nanti kotorin ranjang Tante hisap saja yah”. Saya tak paham apa yang ia maksud. Dengan tiba2 Tante Ina mengeluarkan lidahnya dan menjilat kepala alat vital ku lalu menyusupinya pelan kedalam mulutnya.

Hampir saja saya melompat dari atas ranjang. Sebab keder dan terkejut, saya tak tahu wajib membuat apa, selain menekan pantatku keras kedalam ranjang. Tangannya langsung disusupkan kebawah pinggulku dan mengangkatnya dengan pelan dari atas ranjang. Kemaluanku terangkat tinggi seperti hendak diperagakan dihadapan mukanya. Kembali lidahnya menjilat kepala alat vital ku dengan halus, sembari me-nyedot kedalam mulutnya.

Bibirnya merah merekah terlihat betul-betul seksi menutupi segala alat vital ku. Mulut dan lidahnya terasa betul-betul hangat dan berair. Lidahnya dipermainkan dengan betul-betul piawai. Matanya konsisten mengamati mataku seperti untuk meyakinkanku. Tangannya kembali menggenggam kedua bijiku. Kepalanya terlihat turun naik disepanjang alat vital ku, saya berasa geli separo mati. Ini jauh lebih sedap ketimbang mengaplikasikan tangannya.

Sekali2 Tante Ina juga menghisap kedua bijiku bergantian dengan gigitan2 kecil. Dan pelan turun kebawah menjilat lubang pantatku dan membikin lingkaran kecil dengan ujung lidahnya yang terasa betul-betul liar dan hangat.

Saya cuma bisa berpegangan erat kebantal ku, sembari mencoba membendung rintihanku. Kudekap mukaku dengan bantal, tiap sedotan kupikir seperti yang saya hendak menjerit. Napasku tak bisa dipegang lagi, pinggulku menegang, kepalaku mulai pening dari kenikmatan yang berpusat ideal diantara selangkanganku. Mendadak kupikir alat vital ku seperti akan meledak.Agen Domino 99 Terpercaya

Sebab rasa takut dan panik, kutarik pinggulku kebelakang. Dengan segera, alat vital ku seperti memiliki hidup sendiri, berdetak dan menyemprot cairan putih yang lengket dan hangat kemuka dan kerambut Tante Ina. Semua badanku bergetar dari kenikmatan yang tak pernah kualami sebelumnya. Saya tak cakap untuk membendung kejadian ini. Saya merasa sudah bertingkah sesuatu kekeliruan yang betul-betul besar.

Dengan nafas yang ter-engah2, saya minta maaf terhadap Tante Ina atas kejadian hal yang demikian dan tak berani untuk menatap wajahnya. Tapi Tante Ina cuma tersenyum lebar, dan berkata “Tak apa2 kok, ini memang wajib seperti ini”, kembali ia menjilati cairan lengket itu yang mulai meleleh dari ujung bibirnya dan kembali menjilati segala sisa cairan itu dari alat vital ku sehingga bersih. “Tante menyenangi kok, rasanya nikmat”, tambahnya.

Dengan penuh pengertian Tante Ina membeberkan bahwa cairan itu yaitu air mani dan itu wajar untuk dikeluarkan sekali2. Kemudian dengan penuh kehalusan ia membersihkanku dengan handuk kecil berair dan mengecup ku dengan lembut dikeningku.

Sesudah semuanya mulai mereda, dengan malu2 saya bertanya “Apakah perempuan juga mengerjakan hal seperti ini?”. Tante Ina menjawab “Yah, kadang2 kita orang perempuan juga mengerjakan itu, namun caranya agak berbeda”. Dan Tante Ina berkata yang jika saya berkeinginan, ia bisa menunjukkannya. Tentu saja saya bilang yang saya berkeinginan menyaksikannya.

Jari2 tangan Tante Ina yang lentik dengan pelan mulai membuka kancing2 pakaiannya, memperagakan tubuhnya yang putih. Waktu kutangnya dibuka buah dadanya melejit keluar dan terlihat besar membusung diperbandingkan dengan perutnya yang mengecil ramping. Kedua buah dadanya bergelayutan dan bergoyang dengan menawan.

Dengan halus Tante Ina mengatur kedua tanganku dan meletakannya diatas buah dadanya. Rasanya empuk, kejal dan halus sekali, ujungnya agak keras. Putingnya warna cokelat tua dan agak besar. Tante Ina memintaku untuk merabanya. Sebab belum ada pengalaman apa2, saya pencet2 saja dengan kasar. Tante Ina kembali tersenyum dan mengajariku untuk mengelusnya per-lahan2.

Putingnya agak peka, jadi kita wajib lebih pelan disana, katanya. Tanganku mulai me-raba2 tubuh Tante Ina yang putih bersih itu. Kulitnya terasa betul-betul halus dan panas membara dibawah telapak tanganku. Nafasnya memburu tiap kusentuh komponen yang tertentu. Saya mulai mempelajari tempat2 yang disukainya.

Tak lama kemudian Tante Ina memintaku untuk menciumi tubuhnya. Saat saya mulai menghisap dan menjilat kedua buah dadanya, putingnya terasa mengeras didalam mulutku. Nafasnya kian men-deru2, membikin buah dadanya turun naik bergoyang dengan ritme.

Lidahku mulai menjilati segala buah dadanya hingga keduanya berkilat dengan air liurku Mukanya terlihat gemilang dengan penuh gairah. Bibirnya yang merah merekah digigit seperti sedang membendung sakit. Roknya yang seksi dan ketat mulai tersibak dan kedua lututnya mulai melebar pelan. Pahanya yang putih seperti susu mulai terbuka menantang dengan gairah dihadapanku.

Tante Ina tak stop meng-elus2 dan memeluki tubuhku yang masih telanjang dengan cepat. Tangannya memberi pengarahan kepalaku kebawah kearah perutnya. Kian kebawah ciumanku, kian terbuka kedua pahanya, roknya tergulung keatas. Saya mulai bisa memperhatikan pangkal paha atasnya dan kelihatan sedikit bulu yang hitam halus mengintip dari celah celana dalamnya. Mataku tak bisa melepaskan panorama yang betul-betul menawan itu.

Kemudian Tante Ina berdiri tegak dihadapanku dengan pelan Tante Ina mulai membuka kancing roknya satu persatu dan mengizinkan roknya terjatuh dilantai. Tante Ina berdiri dihadapanku seperti seorang putri daya pikir dengan cuma mengaplikasikan celana dalamnya yang putih, kecil, tipis dan sexy.

Tangannya ditaruh dipingulnya yang putih dan terlihat selaras dengan kedua buah dadanya diperagakannya dihadapanku. Bokongnya yang cuma sedikit tertutup dengan celana dalam seksi itu bercuat menungging kebelakang. Tak kusangka yang seorang wanita bisa kelihatan demikian itu menawan dan menggiurkan. Saya betul-betul terpikat mengamati wajah dan estetika tubuhnya yang bersinar dan penuh gairah.

Tante Ina membeberkan yang komponen tubuh bawahnya juga wajib dimainkan. Sambil merebahkan dirinya diranjangku, Tante Ina memintaku untuk merasakan bagiannya yang terlarang. Saya mulai me-raba2 pahanya yang putih dan celana dalamnya yang agak demak dan bernoda. Pertama2 tanganku agak bergemetar, berair dari peluh dingin, melainkan memperhatikan Tante Ina sungguh2 merasakan segala perbuatanku dan matanya juga mulai menutup sayu, nafasnya kian mengencang.

Saya kian berani dan lancang menyentuhnya. Kadang2 jariku kususupkan kedalam celana dalamnya meraba bulunya yang lembut. Celana dalamnya kian membasah, noda dibawah celana dalamnya kian membesar. Pingulnya terangkat tinggi dari atas ranjang. Kedua pahanya kian melebar dan alat kelaminnya tercetak terang dari celana dalam nya yang betul-betul tipis itu.

Sesudah sebagian lama, Tante Ina dengan merintih memintaku untuk membuka celana dalamnya. Pinggulnya diangkat sedikit agar saya bisa menurunkan celana dalamnya kebawah.

Tante Ina meringkuk diatas ranjang tanpa sehelai benangpun yang menutupi tubuhnya. Disitu untuk pertama kali saya bisa menyaksikan alat vital seorang wanita dari jarak yang dekat dan bukan cuma dari majalah. Bulu2 diatas alat kelaminnya itu terlihat hitam lembut, tumbuh dengan halus dan rapi dicukur, sekitar alat kelaminnya sudah dicukur sampai bersih membikin lekuk alat kelaminnya terlihat dari depan. Prediksi Bola

Tante Ina membuka selangkangannya dengan lebar dan menyodorkan kewanitaannya kepadaku tanpa sedikit rasa malu. Sembari bangkit duduk ditepi ranjang, Tante Ina memintaku untuk berjongkok diantara kedua pahanya untuk melihat organ intim wanita nya dari jarak dekat. Dengan penuh gairah kedua jarinya membongkar bibir alat kelaminnya yang rada tebal dan ke-hitam2an dan memperagakan kepadaku lubang organ intim wanita nya yang berair dan berwarna merah muda.

Dengan nada yang ramah, Tante Ina memakai jari tangannya sendiri dengan halus, membeberkan kepadaku satu persatu segala komponen tubuh bawahnya. Tempat2 dan cara2nya untuk menyenangkan seorang wanita. Kemudian Tante Ina mulai memakai jari tangan ku untuk di-raba2kan kebagian tubuh bawahnya. Rasanya betul-betul hangat, lengket dan berair. Klitorisnya kian membesar dikala saya merabanya.

Wangi-wangian dari organ intim wanita nya mulai memenuhi udara dikamarku, wewangiannya menyenangkan dan beraroma bersih. Dari dalam lubang vaginanya per-lahan2 keluar cairan lengket berwarna putih dan kental dan mulai melumuri segala permukaan lubang organ intim wanita nya. Mengingat apa yang ia telah lakukan dengan air maniku, saya kembali bertanya “Boleh ngga aku mencicipi air mani Tante?” Tante Ina cuma mengangguk kecil dan tersenyum.

Pelan saya mulai menjilati pahanya yang putih dan sekitar lubang organ intim wanita Tante Ina yang merah dan lembut. Cairan nya mulai mengalir keluar dengan deras keselangkangannya. Lidahku menangkap tetesan itu dan meniru aliran cairan itu hingga balik keasal lubangnya. Rasanya rada keasinan dengan beraroma betul-betul khas, tak seperti kata orang2, Tante Ina cairan betul-betul bersih dan tak beraroma anyir.

Seperti pertama saya mencicipi alat kelamin Tante Ina, saya tahu yang saya bisa menjilatinya terus2an, sebab saya betul-betul menyenangi rasanya. Tante Ina mendadak menjerit kecil dikala lidahku meraba klitorisnya. Saya tersentak takut sebab mungkin saya sudah membuatnya sakit. Tapi Tante Ina kembali menerangkan bahwa itu hal lazim jika seseorang mengerang waktu merasa sedap.

Kian lama, saya kian berani untuk menjilati dan menghisapi segala lubang organ intim wanita dan klitoris nya. Pinggulnya diangkat naik tinggi. Tangannya tak stop memeras buah dadanya sendiri, cengkramannya kian menguat. Nafasnya telah tak beraturan lagi. Kepalanya terbanting kekanan dan kekiri.

Pinggul dan pahanya kadang2 mengejang kuat, berputar dengan liar. Kepalaku adakalanya tergoncang keras oleh dorongan dari kedua pahanya. Tangannya mulai menjambak rambutku dan menekan kepalaku erat kearah selangkangannya. Dari bibirnya yang imut itu keluar desah dan rintihan memanggil namaku, seperti ritme ditelingaku. Keringatnya mulai keluar dari tiap pori2 tubuhnya membikin kulitnya terlihat bergemilang dibawah sinar lampu.


Matanya telah tak memandangku lagi, namun tertutup rapat oleh bulu mata yang panjang dan lentik. Sembari merintih Tante Ina memintaku untuk me-nyodok2kan lidahku kedalam lubang vaginanya dan mempercepat iramaku. Semua mukaku berair tertutup oleh cairan yang bergairah itu.

Kemudian Tante Ina memintaku untuk berbalik agar ia juga bisa menghisap alat vital ku berbarengan. Sesudah melumuri kedua buah dadanya yang busung itu dengan Baby Oil, Tante Ina meng-gosok2kan dan menghimpit alat vital ku yang telah keras kembali diantara buah dadanya, dan menghisapinya bergantian. Kemudian Tante Ina memintaku untuk lebih berpusat di klitorisnya dan menyarankanku untuk menjelang jariku kelubang vaginanya. Dengan penuh gairah saya pertama kalinya menikmati bahwa kelamin wanita itu bisa berasa demikian itu panas dan berair.

Otot vaginanya yang terlatih terasa berdekup memijiti jari tanganku pelan. Bibir dan lubang vaginanya terlihat merekah, berkilat dan kian memerah. Klitorisnya bersinar dan membesar seperti berkeinginan meledak. Sesudah tak sebagian lama, Tante Ina memintaku untuk menjelang satu jariku kedalam lubang bokongnya yang ketat. Dengan berbarengan waktu, Tante Ina juga masuki satu jarinya pula kedalam lubang pantatku. Tangannya dipercepat mengocok alat vital ku.

Pahanya mendekap kepalaku dengan keras. Pinggulnya mengejang keras. Terasa dilidahku urat2 sekitar dinding vaginanya berkontraksi keras dikala ia keluar. Saya menjerit keras ber-sama2 Tante Ina sembari memeluknya dengan erat, kita berdua keluar hampir berbarengan. Kali ini Tante Ina menghisap habis segala air maniku dan terus menghisapi alat vital ku hingga kering.

Sesudah itu kita meringkuk telanjang terengah mengambil nafas. Badannya yang berkeringat dan melemah, terasa betul-betul hangat memeluki tubuh ku dari belakang, tangannya konsisten menghangati dan mengenggam kemaluanku yang mengecil. Wangi-wangian dari yang baru saja kita lakukan masih konsisten memenuhi udara kamarku.

Wajahnya terlihat gemilang bersinar menunjukan kepuasan, senyumnya kembali menghiasi wajahnya yang kelihatan lelah. Lalu kita jatuh tertidur berduaan dengan angin yang adem meniup dari jendela yang terbuka. Sesudah bangun tidur, kita mandi bersama. Waktu berpakaian Tante Ina menciumku dibibir dengan lembut dan berkomitmen yang nanti malam ia akan mengajarkan bagaimana caranya jika kejantananku disantroni kedalam kewanitaannya.

Semenjak hari itu, selama satu pekan penuh, tiap malam saya tidur dikamar tetamu bersama Tante Ina dan memperoleh pembelajaran yang baru tiap malam. Tapi sesudah kejadian itu, kita tak pernah memperoleh kans kembali untuk melanjutkan relasi kami. Cuma ada momen sekali, waktu orangtuaku mengadakan pesta dirumah,

Tante Ina datang bersama suaminya. Didapur, waktu tak ada orang lain yang memperhatikan, Tante Ina menciumku dipipi sembari menyentuh alat vital ku, tersenyum dan berbisik “Jangan lupa dengan rahasia kita J.D.”. Dua bulan kemudian Tante Ina pindah ke kota lain bersama suaminya. Hingga hari ini saya tak akan bisa melupakan satu pekan yang terbaik itu didalam sejarah hidupku.

Dan saya merasa betul-betul mujur untuk memperoleh seseorang yang bisa mengajariku bersetubuh dengan metode yang betul-betul tabah, betul-betul berprofesional dan semanis Tante Ina.

No comments:

Post a Comment